15
Berdasarkan uraian di atas, dapat diuraikan bahwa pendapatan asli daerah adalah penerimaan daerah yang bersumber dari sumber ekonomi
asli daerah yang menambah ekuitas dana lancar yang menjadi hak pemerintah yang tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. PAD
merupakan sumber penerimaan daerah yang harus terus menerus dipacu pertumbuhannya. Pendapatan asli daerah bertujuan memberikan
kewenangan kepada Pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan
desentralisasi. PAD dapat dijadikan sebagai indikator dalam menilai tingkat kemandirian suatu daerah dalam mengelola keuangan daerahnya.
2.1.4. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Menurut Permendagri Nomor 13 tahun 2006, “sisa lebih pembiayaan anggaran adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan
pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. Selanjutnya pada Pasal 137 sampai dengan Pasal 153, SiLPA tahun sebelumnya merupakan
penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk: 1.
Menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja;
2. Mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung;
dan 3.
Mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan.
Universitas Sumatera Utara
16
Sejauh ini mekanisme penggunaan SiLPA bersifat pro dan kontra. Penggunaan SiLPA yang bersifat pro yaitu terhadap pengalokasian belanja
modal. Kontra yang terjadi pada pengalokasian SiLPA terhadap belanja pegawai. Sebagian besar SiLPA disumbangkan ke belanja langsung
berupa belanja modal yang secara langsung meyentuh kebutuhan masyarakat. Tetapi pada kenyataannya penggunaan dana SiLPA masuk ke
belanja pegawai. SiLPA juga digunakan untuk permasalahan krusial yang sebelumnya sudah disetujui oleh pihak legislatif.
Jumlah SiLPA yang ideal perlu ditentukan sebagai salah satu dasar evaluasi terhadap pelaksanaan programkegiatan pemerintah daerah
kotakabupaten. Pelampauan target SiLPA yang bersumber dari pelampauan target penerimaan daerah dan efisiensi sangat diharapkan.
Sedangkan yang bersumber dari ditiadakannya programkegiatan pembangunan terlebih dalam jumlah yang tidak wajar sangat merugikan
masyakat.
2.1.5. Belanja Modal
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 duabelas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, “Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah,
gedung dan bangunan, peralatan dan aset tak berwujud”. Dengan kata lain
Universitas Sumatera Utara
17
belanja modal dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu
periode akuntansi. Menurut Halim 2007, “Belanja Modal merupakan pengeluaran
anggaran yang dilakukan dalam rangka perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.”
Tersedianya infrastruktur yang baik diharapkan akan menciptakan efisiensi dan efektifitas di berbagai sektor, produktivitas masyarakat diharapkan
menjadi semakin tinggi dan pada gilirannya terjadi peningkatan kebutuhan ekonomi.
Menurut Erlina 2013, Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi. Besaran nilai pembelianpengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud dianggarkan dalam belanja modal hanya sebesar harga
belibangun aset Permendagri 13 Tahun 2006.
2.1.6. Pengertian APBD