55
Modal mampu memoderasi hubungan antara Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan.
4.6. Pembahasan dan hasil
1. H
1
: Nilai Aset tetap secara parsial berpengaruh terhadap Anggaran
Belanja Pemeliharaan.
Apabila nilai sig. 0,05 serta nilai t
hitung
t
tabel
maka dapat dikatakan variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Nilai signifikansi untuk Nilai Aset Tetap adalah sebesar 0,000 0,05, nilai t
hitung
untuk variabel Nilai Aset Tetap = 7,613 dan t
tabel
di mana α = 5
sehingga diketahui nilai t
tabel
= 1,67252 maka t
hitung
t
tabel
7,613 1,67252. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel Nilai Aset Tetap secara parsial
berpengaruh Signifikan terhadap variabel Anggaran belanja pemeliharaan. Kondisi ini sesuai dengan teori ataupun ketentuan yang diungkapkan dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa pemeliharaan merupakan kegiatan atau tindakan agar semua barang selalu
dalam kedaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dari tingkat signifikansi tersebut jelas terlihat semakin tinggi nilai aset tetap
maka semakin besar pengaruhnya terhadap anggaran belanja pemeliharaan.
2. H
2
: Pendapatan Asli Daerah secara parsial berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan.
Apabila nilai sig. 0,05 serta nilai t
hitung
t
tabel
maka dapat dikatakan variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Nilai signifikansi untuk Pendapatan Asli Daerah adalah sebesar 0,195
Universitas Sumatera Utara
56
0,05, nilai t
hitung
untuk variabel Pendapatan Asli Daerah = 1,311 dan t
tabel
dimana α = 5 sehingga diketahui nilai t
tabel
= 1,67252 maka t
hitung
t
tabel
1,311 1,67252. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel Pendapatan Asli
Daerah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel Anggaran belanja pemeliharaan. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
Sembiring 2009, yang menyatakan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan terhadap anggaran belanja pemeliharaan. Pendapatan asli daerah
semestinya terus digali oleh Pemerintah Daerah dari berbagai potensi lokal, namun seharusnya tetap berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Berdasarkan Undang-Undang Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah disebutkan bahwa setiap pemerintah daerah
agar meningkatkan pendapatan asli daerah dalam rangka peningkatan kinerja dan peningkatan layanan publik serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. H
3
: Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran secara parsial berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan.
Apabila nilai sig. 0,05 serta nilai t
hitung
t
tabel
maka dapat dikatakan variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Nilai signifikansi untuk adalah sebesar 0,004 0,05, nilai t
hitung
untuk
variabel Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran = 3,027 dan t
tabel
dimana α = 5 sehingga diketahui nilai t
tabel
= 1,67252 maka t
hitung
t
tabel
3,027 1,67252. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran secara parsial berpengaruh Signifikan terhadap variabel Anggaran
belanja pemeliharaan. Kondisi ini menunjukkan dimana Pemerintahan daerah
Universitas Sumatera Utara
57
masih sangat tergantung terhadap pendapatan dari dana perimbangan atau dana transfer dari Pemerintah Pusat.
4. H
4
: Nilai Aset Tetap, Pendapatan Asli Daerah dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran secara simultan berpengaruh terhadap
Anggaran Belanja Pemeliharaan.
Jika nilai p-value sig lebih kecil dari 0,05 5 maka variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Selain itu pengujian uji signifikansi silmultan Uji F juga dapat dilihat melalui nilai F
hitung.
Jika nilai F
hitung
nilai F
tabel
, maka terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Berdasarkan hasil SPSS tersebut dapat dilihat bahwa nilai sig. 0,000 0,05. Selain itu nilai F
hitung
= 66,536 sedangkan nilai F
Tabel
untuk df= n-k , df1=k- 1, dan banyak data adalah 60- 4 = 56
di mana α = 5 maka diperoleh F
tabel
= 2,77. Dengan demikian F
hitung
F
tabel
66,536 2,77. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Nilai Aset tetap, Pendapatan Asli daerah dan Sisa
Lebih pembiayaan Anggaran secara simultan berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sembiring 2009.
5. H
5
: Belanja Modal mampu memoderasi hubungan antara Nilai Aset Tetap, Pendapatan Asli Daerah dan sisa lebih pembiayaan anggaran
Terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan.
Hipotesis moderating diterima jika nilai t hitung adalah Positif dan signifikan. Berdasarkan hasil SPSS yang diperoleh dapat dilihat bahwa nilai T
Universitas Sumatera Utara
58
hitung pada variabel nilai aset tetap adalah Positif namun nilai tersebut berpengaruh signifikan dimana 0,000 0,05. Dapat disimpulkan bahwa variabel
Belanja Modal mampu memoderasi hubungan antara Nilai Aset tetap terhadap Anggaran belanja Pemeliharaan. Dan nilai T hitung pada variabel pendapatan asli
daerah adalah Positif namun nilai tersebut berpengaruh signifikan dimana 0,008 0,05. Dapat disimpulkan bahwa variabel Belanja Modal mampu memoderasi
hubungan antara Pendapatan Asli daerah terhadap Anggaran belanja Pemeliharaan. Nilai T hitung pada variabel sisa lebih pembiayaan anggaran adalah
Positif namun nilai tersebut berpengaruh signifikan dimana 0,000 0,05. Dapat disimpulkan bahwa variabel Belanja Modal mampu memoderasi hubungan antara
sisa lebih pembiayaan anggaran terhadap Anggaran belanja Pemeliharaan.
Universitas Sumatera Utara
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan