Pada proses pembakarannya di dalam kendaraan bermotor, setelah premium dan udara O
2
memasuki ruang bakar dan dikompresi oleh piston, menjadikan molekul hidrokarbon dari premium menjadi sangat kecil dan seketika
mendapat api dari busi, maka reaksinya dapat ditulis menjadi:
2 C
8
H
18
+ 28 O
2
4 CO + 4 CO
2
+ 8 HC + 14 H
2
O + 15 O
2
Pada keadaan ini, gas hasil pembakaran akan melewati pori-pori sampel keramik dan suhu diluar mesin cukup tinggi mencapai 300
o
C. Suhu ini dapat melepaskan ikatan molekul uap air menjadi molekul energi H
2
dan O
2
menjadikan reaksi akhir gas buang menjadi:
2 CO + O
2
2 CO
2
2 H
2
O 2H
2
+ O
2
2 C
8
H
18
+ 28 O
2
4 CO + 4 CO
2
+ 8 HC + 14 H
2
O + 15 O
2
2 CO + 10 CO
2
+ 4 HC + 16 H
2
+ 17 O
2
Dari analisa reaksi inilah membuktikan mengapa persentase gas CO dan HC bisa berkurang dan persentase gas O
2
dan CO
2
bertambah disebabkan adanya filter berupa sampel keramik yang berperan sebagai katalis konverter.
4.9 Hasil Uji Analisis SEM-EDX
Hasil uji analisis SEM untuk aditif 10 Debu Vulkanik Gunung Sinabung, ditunjukkan pada gambar 4.9 dan 4.10
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11 Gambar Mikro Permukaan Sampel Keramik – 10 Debu Vulkanik Gunung Sinabung dengan Pembesaran 1500 kali
Gambar 4.12 Gambar Mikro Permukaan Sampel Keramik – 10 Debu Vulkanik Gunung Sinabung dengan Pembesaran 2500 kali
Dari gambar diatas terlihat bahwa terdapat lubang-lubang mikro yang disebut dengan pori-pori dari sampel keramik dengan ukuran bervariasi berkisar 3 -
5μm.
Universitas Sumatera Utara
4.10 Hasil Uji Analisis XRD
Hasil uji analisis XRD sampel untuk aditif 10 DebuVulkanik Gunung Sinabung ditunjukkan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Data XRD Keramik – 10 Debu Vulkanik Gunung Sinabung 2θ,
dÅ, Icps, FWHM
Puncak Ke - 2θ
d Å I cps FWHM
1 20,74
4,2784 387,42 0,5431
2 26,55
3,3546 832,12 0,2455
3 36,46
2,4624 67,66
0,32 4
39,38 2,2861
56,08 0,32
5 40,23
2,24 35,47
0,32 6
42,37 2,1314
58,33 0,32
7 45,70
1,9837 63,64
0,32 8
50,08 1,8201
104,39 0,32
9 54,80
1,6738 29,95
0,32 10
59,89 1,5432
94,64 0,32
11 67,65
1,3984 39,38
0,32 12
68,20 1,3739
56,97 0,32
Pola difraksi ditunjukkan pada gambar 4.11.
Gambar 4.13 Pola Difraksi XRD Sampel Keramik – 10 Debu Vul. Gunung Sinabung.
Setelah dilakukan analisa dengan bantuan software Match versi 2 dan Fullprof Suite juga pcpdfwin, diperoleh fasa yang dominan terbentuk pada sampel keramik
Universitas Sumatera Utara
berpori pada variasi nomor 3 10 Debu Vulkanik Gunung Sinabung yaitu SiO
2
dalam fasa Quartz dimana fasa ini berada dalam grup spasial P 31 2 1, sistem kristal Trigonal Hexagonal dengan kerapatan 2,625 grcm
3
dan sel satuan: a = b = 4,9206Å dan c = 5,4222Å
; α = β = 90
o
dan γ = 120
o
sesuai dengan ICSD 079634 dan JCPDS83-0539 terlampir.
Tabel 4.12 Silikon Dioksida SiO
2
Dalam Fasa Quartz Sesuai JCPDS 83-0539
No. d Å
Int. h
k l
1 4,2617
217 1
2 3,3492
999 1
3 2,4605
65 1
1 1
4 2,2857
66 1
1 5
2,2401 31
1 1
1 6
2,1308 49
2 7
1,9829 28
2 2
8 1,8211
113 1
1 1
Gambar 4.14 Analisa Pola XRD Dengan Software Match Versi 2
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan