Porositas =
�
�
− �
�
�
�� �
� �
�
� 100 2.1
dengan: m
b
= massa basah gr m
k
= massa kering gr ρ
= massa jenis grcm
3
V
t
= volume total sampel cm
3
Porositas dapat diatur dengan menambahkan bahan aditif dan bahan lain yang dapat menghasilkan gas pada saat dibakar sehingga meninggalkan rongga
yang disebut pori. Semakin besar porositas suatu material, maka semakin rendah pula kekuatan mekaniknya.
2.11 Densitas
Densitas pada material didefenisikan sebagai perbandingan antara massa m dengan volume V.
Densitas dinyatakan dalam grcm
3
dan dilambangkan dengan ρ rho ρ =
� �
2.2 dengan:
m = massa gr V = volume cm
3
ρ = densitas grcm
3
2.12 Kekerasan
Kekerasan didefenisikan sebagai ketahanan bahan terhadap penetrasi pada permukaan, namun pada umumnya kekerasan menyatakan ketahanan terhadap
deformasi plastis karena pada bahan yang ulet kekerasan memiliki hubungan yang sejajar dengan kekuatan. Untuk menguji kekerasan suatu material bisa digunakan
berbagai macam cara, salah satu diantaranya adalah metode Vickers. Pengujian kekerasan dilakukan dengan alat digital Equotip Hardness Tester ,
dimana hasilnya dapat dibaca secara langsung dan diperoleh dalam satuan HB Hardness of Brinnel yang dapat dikorelasikan nilainya ke satuan Hardness of
Vickers dari tabel korelasi nilai kekerasan Brinell, Rockwell dan Vickers .
Universitas Sumatera Utara
H
v
= 1,854
�
����
�
2
2.3 dengan :
d = panjang rata-rata garis diagonal mm P = beban penekanan grf
2.13 Kuat Tekan
Kuat tekan didefenisikan sebagai ketahanan suatu bahan terhadap pembebanan yang dilakukan sampai bahan tersebut pecah. Secara umum kuat tekan suatu
material diketahui melalui formula: Kuat tekan, τ =
�
����
�
2.4 dengan : P
maks
= beban tekan maksimum kgf A = luas penampang mm
2
2.14 Susut Massa
Susut massa merupakan perbandingan perubahan massa dengan massa sampel sebelum dilakukan pembakaran m
, dinyatakan sebagai berikut: Susut massa =
� − �
�
�
� 100 2.5
dengan : m
o
= massa sebelum dibakar m
a
= massa setelah dibakar Menurut Debora R. Sihite 2008, susut massa umumnya terjadi akibat
hilangnya air karena penguapan dan terjadinya reaksi zat aditif dalam keramik dan butiran kecil menyatu terhadap butiran besar. Kekosongan yang terjadi akan diisi
oleh bahan fluks pelebur, hal inilah yang mungkin dapat menyebabkan berkurangnya massa dan volume sampel.
2.15 Susut Volume
Susut volume merupakan perbandingan perubahan volume terhadap volume awal sampel sebelum dibakar, yang dinyatakan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Susut volume =
� − �
�
�
x 100 2.6
dengan : V = volume sebelum dibakar
V
a
= volume setelah dibakar
2.16 Difraksi Sinar-X