Tempat Penelitian Diagram Alir Susut Massa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian didasarkan pada tahapan pelaksanaan penelitian. Adapun tahapan penelitian ini yakni pencetakan sampel, pengujian sifat mekanik dan pengujian sifat fisis dilakukan di Laboratorium Material Test PTKI Medan, karakterisasi bahan dan sampel menggunakan SEM EDX dan XRD dilakukan di Laboratorium Fisika Material Universitas Negeri Medan dan pengujian emisi dilakukan di Bengkel PT. Auto 2000 Jl. Sisingamangaraja No. 8, Medan. 3.2 Peralatan dan Bahan 3.2.1 Peralatan 1. Furnace : untuk membakar sampel. 2. Ayakan 100 mesh: untuk mengayakmenyaring bahan-bahan hingga didapat ukuran butir 100 mesh. 3. Cetakan: untuk mencetak sampel. 4. Spatula: untuk mengaduk bahan agar tercampur homogen. 5. Neraca Digital: untuk mengukur massa bahan. 6. Vickers Hardness Tester : untuk mengukur tingkat kekerasan sampel. 7. X-Ray Diffraction XRD: untuk mengetahui struktur sampel. 8. Scanning Electron Microscope – Energy Dispersive X-Ray SEM EDX: untuk mengetahui komposisi dari debu vulkanik Gunung Sinabung dan untuk mengetahui gambar mikro dari sampel. 9. Gelas Ukur: untuk mengukur jumlah bahan yang akan digunakan dan sebagai tempat untuk merendam sampel guna menguji porositas sampel. 10. Maekawa Testing Machine : untuk menguji kuat tekan dan proses kompaksi sampel.. 11. Jangka sorong: untuk mengukur dimensi sampel. 12. Satu unit sepeda motor Honda Vario tahun keluaran 2008. 13. Gas analyzer: untuk mengetahui kadar emisi gas dari kendaraan. Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Bahan

1. Debu vulkanik Gunung Sinabung dari desa Berasitepu, Jalan Tiga Nderket, Kab. Karo, Sumatera Utara. 2. Karbon aktif 3. Feldspar 4. Kaolin 5. Aquades Persentase bahan yang digunakan tertera pada tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Persentase Bahan yang Digunakan No. Kaolin 50 gr Feldspar 20 gr Karbon Aktif 10 gr Debu Sinabung gr 1 100 2 95 5 3 90 10 4 85 15 5 80 20 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Pengolahan Bahan Baku Keramik Berpori

3.3.1.1 Pengolahan Debu Vulkanik Gunung Sinabung

Bahan debu vulkanik yang dikumpulkan harus dikeringkan dahulu. Pengeringan debu vulkanik dilakukan dalam inkubator buatan dengan menggunakan delapan buah bola lampu selama dua hari. Panas yang dihasilkan dari rangkaian bola lampu mampu menguapkan sisa kandungan air yang terdapat dalam debu vulkanik. Setelah debu vulkanik kering, dilakukan analisa komposisi kimia dengan menggunakan alat SEM-EDX.

3.3.1.2 Pembutiran Bahan

Bahan-bahan seperti kaolin, feldspar, karbon aktif dan debu vulkanik dilakukan penyeragaman dan pengayakan ukuran butir sebesar 100 mesh dengan alat ayakan Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Pencampuran Bahan

Bahan-bahan yang telah dianalisa kandungan kimianya, kemudian dilakukan pencampuran dengan alat mixer sesuai besar persentase pada tabel 3.1.

3.3.3 Pencetakan Sampel

Setelah semua bahan dicampur sesuai porsi yang telah ditentukan, langkah selanjutnya yaitu bahan-bahan yang berbentuk serbuk ditambahkan dengan air dengan cara disemprotkemudian diaduk hingga merata. Kemudian adonan dimasukkan kedalam cetakan dimana sebelumnya cetakan telah diolesi vaselin agar sampel yang telah kering nantinya mudah dikeluarkan. Cetakan yang telah diisi dibiarkan selama 20 jam sampai sampel dapat dikeluarkan dari cetakan. Adapun dimensi dari sampel yang dicetak yaitu: diameter luar 1,93 cm dan diameter dalam 1,43 cm.

3.3.4 Pengeringan Sampel

Setelah cetakan dibuka, sampel yang dikeluarkan disebut sebagai keramik mentah, selanjutnya dikeringkan selama 6 hari diudara bebas untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada sampel selain menghindari kemungkinan sampel melengkung pada saat dibakar. Sampel-sampel yang telah kering diberi nomor, untuk mempermudah pekerjaan selanjutnya. Kemudian sampel tersebut ditimbang dan diukur tebal serta diameternya untuk mengetahui susut massa sebelum dan setelah dibakar.

3.3.5 Pembakaran Sampel

Sampel dibakar didalam furnace tungku lalu dibakar hingga mencapai suhu 1100 o C secara intensif dan dilakukan holding time penahanan selama 4 jam.

3.3.6 Pendinginan Sampel

Setelah tercapai suhu 1100 o C dan dipertahankan selama 4 jam kemudian dilakukan pendinginan hingga mencapai suhu kamar yaitu dengan mematikan furnace tanpa membukanya pendinginan di dalam fuenace. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan retak pada sampel yang diakibatkan oleh Universitas Sumatera Utara perubahan panas secara tiba-tiba. Setelah tercapa kamar, maka furnace dapat dibuka untuk mengambil sampel untuk dianalisis.

3.3.7 Karakterisasi

Karakterisasi bahan keramik berpori pada penelitian ini meliputi: a. Susut massa, densitas, porositas masing-masing dilakukan dengan metode sesuai formula nomor 2.1, 2.2 dan 2.6 b. Kuat tekan dilakukan dengan pengujian menggunakan alat Maekawa Testing Machine :pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan alat Vickers Hardness Tester . c. Uji absorbsi dilakukan dengan menempatkan sampel kedalam knalpot dan diukur emisinya dengan menggunakan alat Gas Analyzer. d. Uji mikrostruktur dengan alat XRD dan uji gambar mikro dan unsur dengan SEM EDX dan pada sampel dengan komposisi terbaik.

3.4 Diagram Alir

Adapun diagram alir flowchart dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Susut Massa

Data hasil pengukuran terhadap massa sampel sebelum dan setelah dibakar Lampiran A.1 diperoleh dengan menggunakan persamaan 2.6, yaitu seperti yang tertera pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Susut Massa No. Debu Vulkanik Gunung Sinabung M gr M a gr Susut Massa 1 10,12 7,77 23,22 2 5 10,16 7,95 21,75 3 10 10,24 8,14 20,50 4 15 10,26 8,29 19,20 5 20 10,20 8,38 17,84 Persentase susut massa pada sampel berkisar antara 17,84–23,22 . Setiap penambahan 5 debu vulkanik Gunung Sinabung, terdapat penurunan susut massa sebesar 1-2 . Adapun grafik hubungan terhadap penambahan debu vulkanik Gunung Sinabung dan susut massa ditunjukkan pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Grafik Susut Massa – Persentase Debu Vulkanik Gunung Sinabung 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 5 10 15 20 Su su t Mas sa Debu Vulkanik Gunung Sinabung Susut Massa Vs. Debu Vulkanik Gunung Sinabung Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa semakin besar penambahan persentase debu vulkanik Gunung Sinabung yang diberikan, maka akan semakin kecil persentase susut massanya. Terlihat bahwa persentase susut massa relatif turun secara linier seiring dengan bertambahnya persentase debu vulkanik Gunung Sinabung. Hal ini dimungkinkan karena berkurangnya persentase karbon yang menguap akibat pembakaran pada suhu 1100 o C sehingga atom-atom Silika dari debu vulkanik Gunung Sinabung dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan atom karbon.

4.2 Susut Volum Susut Bakar