Absorbsi Porositas Pembuatan Dan Karakterisasi Keramik Berpori Yang Diaplikasikan Sebagai Filter Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Berbahan Bakar Premium

metode aktivasi uap pemanas. Metode aktivasi kimia masih banyak digunakan di Eropa dan negara-negara lain Harsanti Dini, 2010.

2.9 Absorbsi

Absorpsi adalah terserapnya atau terikatnya suatu substansi pada permukaan yang dapat menyerap. Absorbsi dapat terjadi diantara zat padat dan zat cair, zat padat dengan gas, zat cair dengan zat cair dan zar cair dengan gas. Absorbsi terjadi karena molekul-molekul pada permukaan zat yang memiliki gaya tarik dalam keadaan tidak setimbang yang cenderung tertarik kearah dalam gaya kohesi absorben lebih besar dari gaya adhesinya. Ketidakseimbangan gaya tarik tersebut mengakibatkan zat yang digunakan sebagai absorben cenderung menarik zat-zat lain yang bersentuhan dengan permukaannya. Berdasarkan interaksi molekular antara permukaan adsorbent dengan absorbet , absorbsi dibagi menjadi dua bagian, yaitu absorbsi fisika dan absorbsi kimia. Absorbsi fisika terjadi bila gaya intermolekuler lebih besar dari gaya tarik antar molekul atau gaya tarik menarik yang relatif lemah antara absorbet dengan permukaan absorbent, gaya ini disebut gaya Van der Waals. Adsorbsi ini berlangsung cepat, dapat membentuk lapisan jamak multilayer, dan dapat bereaksi balik reversible karena energi yang dibutuhkan relatif rendah. Absorbsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara molekul-molekul absorbet dengan adsorbent dimana terbentuk ikatan kovalen dengan ion. Gaya ikat absorbent ini bervariasi tergantung pada zat yang bereaksi. Absorbsi jenis ini bersifat irreversible dan hanya dapat membentuk lapisan tunggal monolayer Moressi, 1978.

2.10 Porositas

Porositas merupakan satuan yang menyatakan keporian suatu material yang dihitung dengan mencari persen berdasarkan daya serap bahan terhadap air dengan perbandingan volume air yang diserap terhadap volume total sampel. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Porositas = � � − � � � �� � � � � � 100 2.1 dengan: m b = massa basah gr m k = massa kering gr ρ = massa jenis grcm 3 V t = volume total sampel cm 3 Porositas dapat diatur dengan menambahkan bahan aditif dan bahan lain yang dapat menghasilkan gas pada saat dibakar sehingga meninggalkan rongga yang disebut pori. Semakin besar porositas suatu material, maka semakin rendah pula kekuatan mekaniknya.

2.11 Densitas