Susut volume =
� − �
�
�
x 100 2.6
dengan : V = volume sebelum dibakar
V
a
= volume setelah dibakar
2.16 Difraksi Sinar-X
Sinar-X adalah radiasi elektromagnetik transversal seperti cahaya tampak tetapi memiliki panjang gelombang yang jauh lebih pendek yaitu memiliki panjang
gelombang cahaya ungu hingga sinar gamma. Dalam kristalografi, panjang gelombang yang digunakan berkisar antara 0,5-25 Å. Difraksi sinar–X merupakan
proses penghamburan sinar-X oleh bahan kristal. Penggunaan sinar-X bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat material, yaitu:
a. Penentuan ukuran sel
b. Penentuan struktur kristal
c. Analisis kualitatif identifikasi senyawaunsur
d. Analisis komposisi kimia
e. Mengidentifikasi fasa kristalin
Secara sistematis difraksi sinar-X ditunjukkan oleh gambar 2.4 ketika sinar-X yang monokromatik jatuh pada sebuah kristal maka sinar-X tersebut akan
dihamburkan ke segala arah, akan tetapi dikarenakan keteraturan atom-atom dalam kristal pada arah tertentu, maka hamburan akan terjadi pada arah tertentu
saja dan gelombang hambur akan berinterferensi konstruktif dan arah lain akan berinterferensi destruktif.
Gambar 2.4 Difraksi Sinar-X
Universitas Sumatera Utara
Agar terjadi interferensi maksimum saling menguat, sinar 1 dan sinar 2 harus se-fase. Ini berarti bahwa beda lintasan kedua harus sama dengan panjang
gelombang sinar atau kelipatannya. 2d sin θ = n λ.
2.7 Persamaan tersebut dikenal dengan Hukum Bragg., dengan
: λ : panjang gelombang, n : orde difraksi, θ : sudut hamburan Bragg, d: jarak antar bidang.
Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi fasa kristalin dalam material dengan cara menentukan parameter struktur kisi serta untuk mendapatkan ukuran
partikel. Dari XRD juga dapat dihitung ukuran suatu kristal dengan memanfaatkan nilai FWHM Full Width at Half Maximum dan sudut Bragg dengan
menggunakan persamaan Scherrer:
D =
�� �
�
cos �
2.8
Dengan D adalah ukuran kristal dalam satuan nm, B
o
merupakan lebar puncak pada setengah maksimum FWHM dalam satuan radian, θ adalah sudut difraksi
bragg dan k adalh konstanta yang bernilai 0,9 Limin He, 2013.
2.17 Emisi Gas
Untuk mengetahui besar persentase gas buang dari kendaraan bermotor yang terserap oleh sampel dapat ditentukan dengan persamaan matematis sebagai
berikut : Perubahan emisi =
�
− ��
�
x 100 2.9
dengan: X = banyaknya gas CO, CO
2
dan HC sebelum menggunakan filter X
a
= banyaknya gas CO, CO
2
dan HC setelah menggunakan filter Tugaswati, T. A, 200
Universitas Sumatera Utara
2.18 Flux Emisi Gas Buang