Penjarian Sarune Karo bagian II

bernada minor seperti odak-odak, piso surit dan lagu roti manis.

4.3.2 Penjarian Sarune Karo bagian II

Berikut adalah penjelasan tentang posisi jari dan bunyi nada yang dihasilkan oleh setiap lobang nada pada sarune Karo. a. Pertama-tama si pemain sarune harus menutup 7 tujuh lobang nada pada sarune dan membuka satu lobang nada yang terletak di dekat gundal sarune serta posisi gundal sarune terbuka setengah dan nada yang dihasilkan adalah nada B. Gambar 4.12: Posisi jari pada nada B Sumber dok.Egi Sinulingga b. Selanjutnya si pemain sarune harus meniup sarune dan membuka lobang ketiga dan membuka lobang nada pertama dan kedua dan gundal sarune terbuka setengah dan nada yang dihasilkan adalah nada Cis. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.13: Posisi jari pada nada Cis Sumber dok. Egi Sinulingga c. Selanjutnya pemain sarune meniup sarune dan membuka lobang sarune 1, 2, dan 3 serta lobang corong sarune yang terletak pada gundal sarune terbuka setengah dan nada yang dihasilkan adalah nada Dis. Gambar 4.14: Posisi jari pada nada Dis Sumber Dok. Egi Sinulingga d. Selanjutnya maka si pemain sarune meniup sarune serta membuka lobang nada yang ke 1, 2, 3 dan ke 4 dan lobang corong pada sarune ditutupkan ke kaki tetapi lobang corong pada gundal sarune terbuka setengah maka nada yang dihasilkan adalah nada E. Gambar 4.15: Penjarian nada E Sumber dok. Egi Sinulingga. Universitas Sumatera Utara e. Selanjutnya si pemain sarune meniup sarune dan membuka lobang nada ke 1, 2, 3 dan 4 serta corong sarune ditutupkan ke kaki pemain sarune dan nada yang dihasilkan adalah nada Fis. Gambar 4.16 Posisi jari pada nada fis Sumber dok.Egi Sinulingga. f. Selanjutnya pemain sarune meniup dan membuka lobang nada ke 1, 4 dan 5 dan menutup lobang nada yang lainnya dengan menggunakan jari tangan kiri dan jari tangan kanan, begitu juga dengan lobang corong sarune yang ada pada gundal sarune di tempelkan ke kaki pemain sarune maka nada yang dihasilkan adalah nada Gis. Gambar 4.17: Penjarian Nada Gis Sumber dok. Egi Sinulingga Universitas Sumatera Utara g. Setelah itu pemain sarune meniup dan membuka lobang nada ke 1, 4, 5, dan 6 serta menutup lobang nada ke 2, 3, 7 dan 8. Gundal sarune di tempelkan ke kaki pemain sarune dan nada yang dihasilkan adalah nada A. Gambar 4.18: Penjarian Sarune Nada A Sumber dok. Egi Sinulingga. h. Selanjutnya maka si pemain sarune meniup dan membuka lobang nada ke 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 serta menutup lobang nada ke 7 dan 8. Posisi gundal sarune sudah terbuka atau tidak di tempelkan lagi ke kaki pemain sarune dan nada yang dihasilkannya adalah nada B. Gambar 4.19: Penjarian Sarune nada B Sumber.dok: Egi Sinulingga Universitas Sumatera Utara i. Selanjutnya si pemain sarune meniup sarune serta membuka lobang nada bagian bawah sarune dan lobang yang lainnya, hanya lobang nada ke 7 ditutup menggunakan jari telunjuk tangan kiri serta lobang corong pada gundal sarune sudah terbuka ataupun tidak ditempelkan ke kaki pemain sarune dan nada yang dihasilkan adalah nada Cis oktaf. Gambar 4.20: Penjarian nada Cis oktaf Sumber Egi Sinulingga. Posisi jari I biasanya digunakan untuk lagu bersifat njungut-njunguti. Njungut- njunguti adalah ende-ende bersifat minor ataupun tangga nada bersifat minor dan Posisi jari II biasanya digunakan untuk lagu bersifat ndendengi. Ndendengi adalah ende-ende besifat Mayor ataupun tangga nada bersifat mayor.

4.4 Teknik Memainkan Sarune Karo

Dari wawancara yang penulis dapatkan dari informan ada beberapa teknik permainan sarune Karo.

4.4.1 Pulunama