Gendang keyboard dalam upacara adat Karo

komposisi Gendang salih yang dimainkan Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi. Bunyi- bunyi ritmis yang dimunculkan melalui alat musik Keyboard ini hanya pada saat tertentu saja dalam keseluruhan bagian Gendang salih tersebut. Pola-pola ritem yang dimainkan melalui tombol Drum pad yang terdapat pada keyboard sama dengan pola ritem yang dimainkan Jasa Tarigan melalui resonator Kulcapi atau box Kulcapi sebelumnya. Jadi, pada awalnya Keyboard seolah-olah digunakan untuk menggantikan efek-efek bunyi ritem yang yang dimainkan Jasa Tarigan tersebut. Semakin lama, peranan Keyboard dalam gabungannya dengan Gendang Lima Sendalanen semakin menonjol atau dominan. Jika pada awalnya Keyboard mulai dimainkan pada setiap bagian Gendang salih bergabung dengan Gendang Lima Sendalanen yang mengiringi dari awal sampai akhir, belakangan mulai dimainkan secara bersama dari awal sampai akhir komposisi musik. Pemain Keyboard mulai memainkan melodi lagu, yang mana peran tersebut biasanya dilakukan oleh pemain Sarune atau Kulcapi. Dengan demikian peranan pemain Sarune mulai berkurang karena sudah bisa digantikan Keyboard. Ketika Keyboard sudah digunakan sebagai pembawa melodi dan sekaligus juga sebagai pengiring irama musik, maka lagu-lagu populer Indonesia non lagu Karo mulai dimainkan dalam mengiringi tarian Karo. Lagu Kopi Dangdut, Hujan Di malam Minggu, Rindu, dan berbagai lagu terkenal lainnya sering dimainkan Keyboard dalam mengiringi tarian dalam konteks Gendang guro-guro aron. Kadang-kadang, lagu-lagu Indonesia populer tersebut juga sekaligus dinyanyikan oleh Perkolong-kolong.

3.2.3 Gendang keyboard dalam upacara adat Karo

Lahirnya Gendang Keyboard dalam kebudayaan masyarakat Karo mengakibatkan perubahan alat musik pengiring di dalam upacara adat masyarakat Karo. Dahulunya gendang lima sendalanen yang mengiringi upacara pernikahan, nurun-nurun, dan gendang guro- guro Universitas Sumatera Utara aron sudah di alih fungsikan ke keyboard Karo. Karena di dalam keyboard Karo sudah ada program yang mewakili keseluruhan alat musik tersebut. Dilihat dari fenomena di atas keberadaan pemain gendang lima sendalanen dan gendang telu sendalanen semakin tersingkirkan oleh keyboard. Dan pada akhir-akhir ini sudah mulai terjadi perubahan di dalam gendang lima sendalanen dalam mengiringi upacara nurun-nurun kalak mate upacara pemakaman. Dimana dahulunya gendang lima sendalanen lengkap untuk mengiringi upacara adat tersebut, lengkap dalam arti terdiri atas gung, penganak, gendang singanaki, gendang singindungi dan sarune. Dan sekarang sudah berubah menjadi keyboard dan sarune, dimana sarune sebagai pembawa melodi dan keyboard sebagai pembawa ritem, rytem dalam arti pola rytem tradisional karo yang sudah di program ke keyboard. Perubahan juga terjadi dalam upacara yang di iringi, dahulunya upacara yang di iringi adalah gendang guro-guro aron, pernikahan, dan upacara nurun-nurun. Tetapi sekarang gendang lima sedalanen juga sudah mengiringi dalam ibadah kebaktian natal di dalam gereja terutama gereja GBKP dan sebagian gereja Khatolik di daerah Medan dan Tanah Karo. Lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu- lagu gereja seperti siberitaken berita simeriah, senang ukurku jumpa ras yesus dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara

BAB IV DESKRIPSI TEKNIK PERMAINAN SARUNE KARO

4.1 Struktur Sarune

Sarune adalah jenis alat musik tiup berlidah ganda doble reed, Sarune memakai lidah sebagai penggetar udara untuk menghasilkan bunyi. Alat musik ini termasuk keluarga aerophone, yang sumber bunyinya berasal dari udara yang ditiupkan ke dalam alat musik itu sendiri. Sarune Karo biasanya terbuat dari kayu selantam dan sarune Karo terdiri dari lima bagian yang dapat dilepas, 1. Anak-anak sarune, terbuat dari daun kelapa dan embulu-mbulu pipa kecil yang terbuat dari pemutar jam tangan yang berdiameter 1mm dan panjang 3-4 mm. Cara pembuatannya yaitu dengan mengambil daun kelapa yang sudah tua dan kering dan daun dibentuk triangel sebanyak dua lembar, salah satu sudut dari kedua lembaran daun yang sudah dibentuk diikatkan pada embulu-embulu dan fungsi anak sarune ini adalah penggetar utama untuk menghasilkan bunyi dari sarune tersebut. 2. Tongkeh sarune, bagian ini berguna untuk menghubungkan anak-anak sarune. Biasanya dibuat dari timah, panjangnya sama dengan jarak antara satu lobang nada dengan nada yang lain pada lobang sarune. 3. Ampang-ampang sarune, bagian ini ditempatkan pada tongkeh sarune yang berguna untuk penumpang bibir pada saat meniup sarune. Bentuknya melingkar dengan diamter 3 cm dan ketebalan 2 mm. dibuat dari bahan tulang hewan, tempurung, atau perak. 4. Batang sarune, bagian ini adalah tempat lobang nada sarune, bentuknya konis baik bagian dalam maupun luar. Sarune mempunyai delapan buah lobang nada. Tujuh di sisi Universitas Sumatera Utara