BAB II KEBUDAYAAN MUSIK KARO
2.1 Pendukung kebudayaan dan Kesenian Karo
Secara umum, pendukung kebudayaan dan kesenian Karo adalah masyarakat suku karo. Secara garis besar suku Karo adalah suku asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo, dan
beberapa tempat lain seperti Kabupaten Deliserdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara.
Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami dataran tinggi Karo yaitu Kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut
Bahasa Karo. Untuk lebih jelas penulis akan memaparkan dimana suku Karo berada.
2.1.1 Gambaran umum wilayah Karo
Suku Karo merupakan salah satu dari beberapa suku yang mendiami provinsi Sumatera Utara. Karo juga merupakan sebutan untuk satu wilayah administratif kabupaten yaitu
kabupaten Karo yang wilayahnya meliputi seluruh dataran tinggi Karo. Gambaran tentang daerah domisili masyarakat Karo dapat pula dilihat seperti apa yang
digambarkan oleh J.H. Neuman dalam buku Dinamika Orang Karo, Budaya dan Modernisasi Sarjani Tarigan, 2009 : 36, yaitu:
“Wilayah yang didiami oleh suku Karo dibatasi sebelah timur oleh pinggir jalan yang memisahkan dataran tinggi dari Serdang. Di sebelah Selatan kira-kira dibatasi oleh
sungai Biang yang diberi nama sungai Wampu, apabila memasuki Langkat, disebelah Barat dibatasi oleh gunung Sinabung dan disebelah Utara wilayah itu meluas sampai
kedataran rendah Deli dan Serdang.”
Universitas Sumatera Utara
Dalam gambaran luasnya, domisili masyarakat Karo ini memang tidak dapat pula dibantah, bahwa ada beberapa bahagian di daerah pantai yang dihuni oleh penduduk melayu.
Namun demikian, kedua suku bangsa ini hidup berdampingan, dan jauh lebih lagi saling berbaur atau berakulturasi diantara sesamanya.
Dengan demikian, orang-orang Karo yang tersebar di beberapa kabupaten di Sumatera Utara membuat membedakan sebutan atau julukan sesuai dengan dasar wilayah komunitas
masyarakatnya seperti: Karo Kenjulu, Karo teruh Deleng, Karo singalor lau, Karo Baluren, Karo langkat, Karo Timur dan Karo Sarune Karo adalah salah satu alat musik karo yang
berfungsi sebagai pembawa melodi dalam mengiringi suatu upacara adat di dalam masyarakat Karo. Dusun
4
4
Karo Kenjulu adalah sebahagian besar wilayah Kabupaten Karo, yakni kecamatan Kabanjahe, Berastagi, Tiga Panah, Barusjahe, Simpang Empat, Payung. Yang termasuk dalam Karo Teruh Deleng adalah kecamatan Kuta
Buloh, Kec. Payung, kec. Lau Baleng dan kec. Mardinding. Sementara Karo Singalor Lau meliputi kecamatan Tiga Binanga, kecamatan Juhar, dan kecamatan Munte.Yang termasuk Karo Baluren adalah kecamatan Tanah
Pinem dan kecamatan Tigalingga. Kecamatan Tanah Pinem sudah merupakan bagian dari kabupaten Dairi.Yang termasuk Karo Langkat adalah masyarakat Karo yang tinggal di kabupaten Langkat dan kabupaten Binjei yang
meliputi kecamatan-kecamatan: Padang Tualang, Bahorok, Salapian, Kwala, Selesai, Sungai Bingei, Binjei dan Stabat. Yang termasuk Karo Timur adalah yang tinggal di wilayah kecamatan Lubuk Pakam, kecamatan Bangun
Purba, kecamatan Galang, kecamatan Gunung Meriah, kecamatan Dolok Silau dan kecamatan Silimakuta. Wilayah-wilayah tersebut merupakan daerah kabupaten Deli Serdang dan kabupaten Simalungun. Yang
termasuk dalam wilayah Karo Dusun adalah kecamatan Sibolangit, Kecamatan Pancurbatu, Kecamatan Namorambe, Kecamatan Sunggal, kecamatan Kutalimbaru, kecamatan STM-Hilir, Kecamatan STM-Hulu,
Kecamatan Hamparan Perak, Kecamatan Tanjung Morawa dan Kecamatan Biru-biru. Hasil kongres kebudayaan Karo 1995
. Selain wilayah-wilayah tempat tinggal yang telah dijelaskan di atas, masih ada wilayah
yang cukup penting yang menjadi tempat tinggal atau domisili orang Karo, yaitu wilayah kota Medan ibukota propinsi Sumatera Utara. Di sepanjang jalan dari KabanjaheKabupaten
Karo menuju kota Medan juga terdapat beberapa desa dan semi kota sub-urban yang juga menjadi domisili orang Karo seperti: kota Berastagi, desa Bandarbaru, desa Sibolangit, desa
Sembahe, dan Pancurbatu kecuali Berastagi, semua desa tersebut termasuk dalam wilayah kabupaten Deliserdang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1: Peta kabupaten Karo Sumber Pariwisata Kabupaten Karo.
Memasuki wilayah kota Medan, terdapat lagi beberapa wilayah desa, seperti: desa Lau Cih, Kelurahan Simpang Selayang, Simpang Kuala dan Padang Bulan yang sebagian besar
penduduknya adalah orang Karo. Penduduk di setiap wilayah tersebut, walaupun telah lama tinggal secara menetap, namun secara kekerabatan masih mempunyai hubungan dengan
masyarakat Karo yang tinggal di wilayah kabupaten Karo.
2.2 Kesenian Karo
Kesenian merupakan salah satu bagian dari budaya serta sarana yang dapat digunakan sebagai cara untuk menuangkan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Menurut
Koentjaraningrat Kesenian ialah kompleks dari berbagai ide-ide, norma-norma, gagasan, nilai-nilai, serta peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan tersebut berpola dari
manusia itu sendiri dan pada umumnya berwujud berbagai benda-benda hasil ciptaan manusia.
Suku Karo sebagai salah satu etnik dari beratus etnik yang dimiliki Nusantara tentu memiliki keunikan kesenian tersendiri. Keunikan Kesenian Karo ini lah yang menjadi
kebanggaan suku Karo dalam menjalankan tutur budayanya. Kesenian Karo ada beberapa
Universitas Sumatera Utara
jenis, mulai dari seni sastera, seni tari, seni rupa dan seni musik. Disini penulis hanya akan membahas pada seni musik saja.
2.2.1 Seni Musik Karo