commit to user 171
D. Analisa Korelasi Antara Variabel Iklim Komunikasi Organisasi X dan
Variabel Kepuasan Kerja Y dengan Dikontrol Variabel Status Sosial Ekonomi Z
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu apakah hubungan variabel iklim komunikasi
organisasi X dengan variabel semangat kerja Y terjadi secara langsung atau dipengaruhi variabel kontrol status sosial ekonomi, maka peneliti akan
menggunakan analisa statistik dengan bentuk tehnik korelasi ranking parsial Kendall. Selanjutnya dapat ditentukan tingkat hubungan antara kedua variabel
yaitu variabel X dan Y, langsung dan murni. Analisa Korelasi Ranking Parsial Kendall
Setelah harga dari T
xy
, T
zx
dan T
zy
diketahui, maka harga-harga tersebut dapat langsung dihitung dengan rumus di bawah ini :
T
xy.z
=
T T
T .
T T
zx zy
zx zy
xy 2
2
1 1
- -
-
Keterangan : T
xy.z
: Korelasi antara variabel x dan y, apabila pengaruhnya dikontrol T
xy
: Korelasi antara variabel x dan y T
zx
: Korelasi antara variabel x dan z T
zy
: Korelasi antara variabel y dan z T
xy.z
=
T T
T .
T T
zx zy
zx zy
xy 2
2
1 1
- -
-
=
2 2
008 1
009 1
008 009
307
, ,
, ,
,
- -
´ -
= 0,307395
commit to user 172
Setelah dilakukan penghitungan korelasi antara iklim komunikasi organisasi X dan kepuasan kerja Y yang dikontrol dengan status sosial
ekonomi Z, maka diperoleh hasil sebesar 0,307. Hal ini berarti korelasi antara iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan kerja adalah langsung. Begitu juga
dengan pengaruh variabel status sosial ekonomi terhadap hubungan variabel iklim komunikasi organisasi dan variabel kepuasan kerja adalah tidak ada. Hal ini dapat
dilihat dari adanya pengaruh antara iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan kerja yang semula sebesar 0,307, setelah pengaruhnya dikontrol oleh variabel
status sosial ekonomi menjadi 0,307, jadi angka tersebut tetap. Angka koefisien korelasi yang diperoleh antara iklim komunikasi
organisasi dan kepuasan kerja karyawan adalah positif. Hal ini menunjukkan hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut. Hubungan positif
menunjukkan searah perubahannya. Hal ini berarti semakin lemah variabel iklim komunikasi organisasi diikuti semakin lemahnya variabel kepuasan
kerja karyawan, begitu pula sebaliknya. Apabila variabel iklim komunikasi organisasi kuat akan memperkuat variabel kepuasan kerja karyawan.
Hipotesis yang menyatakan ”ada hubungan yang kuat antara variabel iklim komunikasi organisasi X dengan variabel kepuasan kerja karyawan
Y diterima akan tetapi hubungan keduanya lemah yang dinyatakan dalam
T=0,307. Koefisien korelasi masuk dalam kategori lemah karena masih ada
beberapa faktor dalam variabel iklim komunikasi organisasi menunjukkan nilai yang rendah. Seperti dalam variabel peningkatan SDM dimana
commit to user 173
kesempatan para karyawan untuk mengikuti pelatihan khusus dirasa kurang merata. Ada 21 responden yang menjawab tidak pernah mengikuti pelatihan
karena hanya beberapa orang wakil saja yang di tunjuk untuk hadir dalam pelatihan dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana untuk mengikuti
pelatihan. Dimana pelatihan-pelatihan khusus tersebut sangat dibutuhkan karyawan untuk meningkatkan kemampuan para karyawan.
commit to user
174
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan