Hubungan faktor predisposisi dengan kunjungan ulang

Tidak Puas 53 93,00 4 7,00 57 100 Cukup Puas 32 48,50 34 51,50 66 100 Puas 25 25,80 72 74,20 97 100 Total 110100 110 100 220 100 X² = 64,957 df = 2 p = 0,001

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Hubungan faktor predisposisi dengan kunjungan ulang

Hasil analisis statistik faktor-faktor predisposisi yang mempunyai hubungan adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap, persesi dan keyakinan. Tabel 4.16 menunjukkan dengan makin kurangnya pengetahuan pasien tentang kunjungan ulang persentase kunjungan ulang juga berkurang. Pengetahuan pasien yang kurang 80,00 tidak melakukan kunjungan berulang, hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kunjungan ulang di poliklinik gigi Rumah Sakit Umum Dr. Djasamen Saragih rendah. Tabel 4.17 menunjukkan pasien dengan kepercayaan kurang 58,30 melakukan kunjungan ulang, hal ini mungkin karena meskipun kepercayaan kurang namun karena kebutuhan akan perawatan gigi tinggi yaitu perceived need 55,50 Tabel 4.10 dan evaluated need 57,70 Tabel 4.11. Tabel 4.17 menunjukkan pasien dengan kepercayaan kurang 58,30 melakukan kunjungan ulang, hal ini dimungkinkan karena pada pasien dengan kepercayaan kurang, dijumpai pengetahuan baik, persepsi baik, sikap baik, RUMONDANG SINAGA : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ULANG PASIEN GIGI PESERTA ASKES DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT UMUM DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN 2006, 2008. keyakinan baik, perceived need tinggi, evaluated need tinggi, tidak ada hambatan waktu, tidak ada hambatan jarak dan pasien puas. Faktor persepsi, mempunyai hubungan yang bermakna dengan kunjungan ulang. Pasien dengan persepsi kurang 86,80 tidak melakukan kunjungan ulang Tabel 4.18, hal ini juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya kunjungan ulang di Poliklinik Gigi Rumah Sakit. Pasien dengan sikap kurang 87,90 tidak melakukan kunjungan ulang Tabel 4.19, hal ini merupakan salah satu faktor mendukung rendahnya kunjungan ulang pasien gigi. Pasien dengan keyakinan kurang 85,00 tidak melakukan kunjungan ulang Tabel 4.20, juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya kunjungan ulang. Adanya hubungan faktor predisposisi ini pengetahuan, kepercayaan, sikap, persepsi dan keyakinan dengan kunjungan ulang pasien dalam penelitian ini sesuai dengan teori Green 1999 dan Notoatmodjo 1990,1993, yang mengatakan bahwa faktor-faktor perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, kepercayaan, sikap, persepsi dan keyakinan. Secara uji statistik faktor predisposisi yang tidak berhubungan dengan kunjungan ulang adalah umur, jenis kelamin dan pendidikan. Kelompok umur 15-35 tahun 60,00 pasien berkunjung ulang lebih tinggi dibandingkan kelompok umur lain yang berkunjung ulang, hal ini karena pada umur 15-35 tahun pada umumnya insidens karies gigi tinggi. Hasil analisis statistik menunjukkan jenis kelamin ternyata tidak berhubungan dengan kunjungan ulang pasien. Pasien perempuan 51,80 yang berkunjung ulang lebih tinggi sedikit dibanding 48,20 yang tidak berkunjung ulang, sedangkan laki-laki 48,10 berkunjung ulang dan 51,90 tidak berkunjung ulang Tabel 4.14. Hal ini dapat terjadi disebabkan perceived seriousness lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki- RUMONDANG SINAGA : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ULANG PASIEN GIGI PESERTA ASKES DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT UMUM DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN 2006, 2008. laki. Pendidikan dengan kunjungan ulang secara statistik tidak berhubungan, pasien dengan pendidikan SDSMP 66,70 yang tidak berkunjung ulang paling tinggi dibandingkan kelompok lain yang tidak berkunjung ulang Tabel 4.15. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Andersen 1975, Green1999 yang mengatakan bahwa faktor demografi meliputi umur dan jenis kelamin, faktor sosial yaitu pendidikan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku.

5. 2. Hubungan faktor hambatan waktu dan hambatan jarak dengan kunjungan ulang

Dari uji statistik, hambatan waktu dan jarak mempunyai hubungan yang bermakna. Pasien yang mempunyai hambatan waktu 60,40 tidak melakukan kunjungan ulang Tabel 4.21 dan pasien yang mempunyai hambatan jarak 57,40 tidak melakukan kunjungan ulang Tabel 4.22. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 1990, 1993 dan Andersen 1975 yang mengatakan bahwa faktor hambatan mempengaruhi perilaku pencarian pelayanan kesehatan. Pasien dengan hambatan waktu 39,50 Tabel 4.21 melakukan kunjungan ulang dan pasien dengan hambatan jarak 42,60 melakukan kunjungan ulang Tabel 4.22, hal ini sesuai dengan Health Belief Model yang mengatakan bahwa meskipun mempunyai hambatan jarak dan hambatan waktu namun bila seseorang merasa rentan terhadap suatu penyakit Perceived susceptibilty, merasa serius tentang penyakit giginya Perceived seriousness dan merasakan lebih banyak keuntungan yang didapatkan Perceived benefits, maka dia akan melakukan kunjungan ulang. RUMONDANG SINAGA : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ULANG PASIEN GIGI PESERTA ASKES DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT UMUM DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN 2006, 2008.

5.3. Hubungan faktor kebutuhan perceived need dan evaluated need dengan kunjungan ulang