kesehatan serta kenyamanan yang dirasakan pasien. Sedangkan untuk pasien sebagai pemakai jasa, dimensi mutu yang dipandang paling penting adalah efisiensi pelayanan,
perhatian dokterdokter gigi, ketrampilan dokterdokter gigi serta kenyamanan yang dirasakan pasien Jacobalis dkk, 1989.
Sejak Pelita I sampai sekarang Departemen Kesehatan, telah melaksanakan upaya peningkatan mutu secara bertahap. Upaya tersebut dilaksanakan melalui pembangunan
sarana, prasarana, pengadaan peralatan dan ketenagaan serta perangkat lunak lainnya, sejalan dengan pembangunan rumah sakit pada umumnya. Selain itu dengan semakin
meningkatnya pendidikan dan keadaan sosio ekonomi masyarakat maka sistem dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut
pelayanan kesehatan yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan gigi. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan
tadi maka fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan di rumah sakit secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberikan kepuasan
terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat Depkes,1994.
2.3. Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Rumah Sakit
Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 Bab IV Bagian Kedua, butir kedua mengatakan setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar pelayanan dan menghormati hak pasien, maka standar pelayanan ini perlu diinformasikan ke seluruh jajaran profesi dokter gigi. Sebagai Rumah Sakit Umum
RUMONDANG SINAGA : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ULANG PASIEN GIGI PESERTA ASKES DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT UMUM DR. DJASAMEN SARAGIH
PEMATANGSIANTAR TAHUN 2006, 2008.
kelas B non pendidikan, Rumah Sakit Umum Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar dalam pelayanan gigi di poklinik gigi harus memiliki standar sebagai berikut :
1. Standar Ketenagaan : - Tenaga dokter gigi ahli
: 2 orang - Dokter gigi
: 2 orang - Perawat gigi
: 4 orang - Petugas kesehatan
: 2 orang 2. Standar Peralatan
: - 6 buah unit gigi lengkap - Bahan dan peralatan disesuaikan dengan setiap pelayanan
perawatan yang akan dilakukan. 3. Pembiayaan dana.
Pembiayaan pengadaan peralatan kesehatan di Indonesia berasal dari sumber pembiayaan yang berbeda, yang dikelompokkan menjadi dua sumber yaitu pemerintah
dan swasta. Untuk rumah sakit pemerintah, pembiayaan pengadaan peralatan kesehatan bersumber dari pemerintah pusat, yang pengelolaannya menjadi tanggung jawab Depkes
APBN.
APBN terdiri atas : a.
Pembangunan : DIP sektoral BLN, Inpres, OPRS Operasional Pembiayaan RS. b.
Rutin : DIK dan SBBO Subsidi Bantuan Biaya Operasional Depkes, 1999.
RUMONDANG SINAGA : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ULANG PASIEN GIGI PESERTA ASKES DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT UMUM DR. DJASAMEN SARAGIH
PEMATANGSIANTAR TAHUN 2006, 2008.
2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan
Menurut WHO 1997, faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan yaitu : 1. Faktor regional dan residence.
2. Faktor sistem pelayanan yang bersangkutan, antara lain : a.
Tipe organisasi, misalnya rumah sakit, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
b. Kelengkapan program kesehatan
c. Tersedianya tenaga dan fasilitas medis
d. Teraturnya pelayanan
e. Hubungan antara dokter tenaga kesehatan lainnya dengan masyarakat
f. Adanya asuransi kesehatan
3. Faktor adanya fasilitas kesehatan lain 4. Faktor-faktor konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan :
a. Faktor sosio demografi yang meliputi umur, jenis kelamin dan status perkawinan.
b. Faktor sosio psikologis yang meliputi sikap persepsi terhadap pelayanan kesehatan
secara umum, pengetahuan dan sumber informasi kesehatan. c.
Faktor ekonomis meliputi status sosio ekonomis pendidikan dan pekerjaan Depkes, 1999.
Secara teoritis, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kunjungan pasien ke dokter gigi di rumah sakit menurut Budisuari Made Asri 2003, antara lain :
1. SDM
RUMONDANG SINAGA : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ULANG PASIEN GIGI PESERTA ASKES DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT UMUM DR. DJASAMEN SARAGIH
PEMATANGSIANTAR TAHUN 2006, 2008.
Kurangnya SDM tampaknya menjadi hambatan bagi pelayanan kesehatan gigi, baik dari segi jumlah, maupun dari segi ketrampilan. Di samping itu akan
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pelayanan. 2.
Pemasaran Kurangnya pemasaran tentang pentingnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut
serta jenis pelayanan kesehatan gigi dan mulut, membuat masyarakat tidak tahu tentang apa dan bagimana produk pelayanan tersebut.
3. Jenis pelayanan gigi yang komprehensif Ketidaktahuan
masyarakat tentang
jenis pelayanan, perlu adanya promosi dan komunikasi yang lebih baik lagi.
4. Kepuasan pelanggan Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan adalah perasaan subjektif berupa rasa
senang pasien sehubungan dengan pelayanan kesehatan gigi yang dijalaninya, kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan terpenuhinya
kebutuhan dan permintaan pasien terhadap pelayanan yang diberikan unit pelayanan kesehatan Ramadanura, 2002. Faktor kepuasan pelanggan terhadap pelayanan
kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi jumlah kunjungan, apabila pasien tidak puas misalnya menunggu terlalu lama, provider kurang ramah, ketrampilannya juga
kurang, akan membuat pasien tidak puas. Faktor kepuasan pelanggan juga dapat menciptakan persepsi masyarakat tentang citra rumah sakit Kent dan Blinkhorn,
2005.
RUMONDANG SINAGA : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ULANG PASIEN GIGI PESERTA ASKES DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT UMUM DR. DJASAMEN SARAGIH
PEMATANGSIANTAR TAHUN 2006, 2008.
2.5. Landasan Teori