2.2.1. Kebutuhan terhadap perawatan gigi Untuk dapat memahami mengapa penggunaan pelayanan kesehatan gigi lebih
rendah daripada yang diharapkan, perlu dipertimbangkan perbedaan antara kebutuhan perceived need dan permintaan evaluated need perawatan gigi. Kebutuhan terhadap
perawatan gigi sering dirancukan dengan permintaan terhadap perawatan gigi, kebutuhan pengobatan harus melibatkan pertimbangan pengaruh sikap pasien dan sejauh mana
perawatan gigi akan dilakukan atau diterima. Selain kedua faktor tersebut diatas, pemanfaatan pelayanan kesehatan juga tergantung pada komponen need, yaitu persepsi pasien terhadap
status kesehatannya perceived need dan kebutuhannya berdasarkan diagnosa klinis evaluated need. Komponen ini merupakan faktor yang paling dominan dalam pemanfaatan
pelayanan kesehatan, dengan kata lain komponen need merupakan stimulus langsung dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan tersebut.
2.2.2. Kualitas Mutu Pelayanan di Rumah Sakit.
Reformasi bidang kesehatan selanjutnya tertampung dalam GBHN tahun 1999- 2004, yang mana tujuan umum program upaya pelayanan kesehatan adalah meningkatkan
dan memantapkan mutu pelayanan kesehatan Depkes, 2003. Pemberian pelayanan yang bermutu merupakan suatu keharusan bila tujuan utama penyedia jasa pelayanan adalah
memberikan kepuasaan kepada pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Smith dan Metzner pada tahun 1970, menunjukkan perbedaan dimensi terhadap mutu pelayanan kesehatan.
Bagi dokterdokter gigi, dimensi mutu pelayanan yang dipandang penting adalah pengetahuan ilmiah yang dimiliki oleh dokterdokter gigi, perhatian dokterdokter gigi
kepada pasien, ketrampilan yang dimiliki oleh dokterdokter gigi, efisiensi pelayanan
RUMONDANG SINAGA : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ULANG PASIEN GIGI PESERTA ASKES DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT UMUM DR. DJASAMEN SARAGIH
PEMATANGSIANTAR TAHUN 2006, 2008.
kesehatan serta kenyamanan yang dirasakan pasien. Sedangkan untuk pasien sebagai pemakai jasa, dimensi mutu yang dipandang paling penting adalah efisiensi pelayanan,
perhatian dokterdokter gigi, ketrampilan dokterdokter gigi serta kenyamanan yang dirasakan pasien Jacobalis dkk, 1989.
Sejak Pelita I sampai sekarang Departemen Kesehatan, telah melaksanakan upaya peningkatan mutu secara bertahap. Upaya tersebut dilaksanakan melalui pembangunan
sarana, prasarana, pengadaan peralatan dan ketenagaan serta perangkat lunak lainnya, sejalan dengan pembangunan rumah sakit pada umumnya. Selain itu dengan semakin
meningkatnya pendidikan dan keadaan sosio ekonomi masyarakat maka sistem dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut
pelayanan kesehatan yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan gigi. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan
tadi maka fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan di rumah sakit secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberikan kepuasan
terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat Depkes,1994.
2.3. Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Rumah Sakit