tidak lebih dari 3 sesuai skor DMFT pada kelompok usia 12 tahun pada Oral Health Global Indicators for year 2015 yang ditetapkan oleh WHO.
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka menganggap penyakit ini sebagai
suatu yang tidak terhindari. Seperti karies gigi, perkembangan penyakit periodontal juga lambat namun apabila tidak dirawat akan menyebabkan kehilangan gigi
Axellson, 2005. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT, 2004 yang dilakukan Departemen Kesehatan menyatakan prevalensi penyakit periodontal di
Indonesia sampai mencapai 96,58. Dari hasil penelitian diperoleh sekstan sehat rata-rata adalah 3,32, sesuai dengan target WHO 2010 sekstan sehat
≥ 3, sekstan gingivitis 0,88 sesuai dengan target WHO 2010 yaitu 0,3-0,9 dan sekstan kalkulus
1,70 sesuai dengan target WHO 2010 yaitu 1,3-3,0 Tabel 4.8. Dari hasil penelitian didapat juga rata-rata indeks oral hygiene murid yaitu
1,71 dengan rata-rata indeks plak 1,13 dan dan indeks kalkulus 0,60 Tabel 4.9. Rata-rata OHIS murid SD ini tergolong sedang WHO, sedang : 1,3-3,0.
5.2. Peran Petugas Kesehatan, Guru Orkes dan Orang tua dalam
Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan Dalam hal ini tenaga kesehatan dokter gigi dan perawat gigi berperan dalam
peningkatan kesehatan gigi, juga untuk merubah perilaku masyarakat dari perilaku yang tidak sehat ke arah perilaku sehat. Dalam menjalankan perannya, tenaga
kesehatan harus mampu menyadarkan masyarakat termasuk anak-anak tentang
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
permasalahan yang terjadi dan memberi penjelasan mengenai sebab-sebab timbulnya masalah dan cara mengatasinya.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa petugas kesehatan yang memiliki peran yang baik dan kurang dalam pelaksanaan UKGS masing-masing 25, sedangkan
petugas yang memiliki peran yang cukup 50 Tabel 4.11. Hal ini didukung dengan semua petugas kesehatan telah melakukan kegiatan merencanakan jadwal kegiatan
UKGS, membuat laporan bulanan UKGS ke puskesmas, mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada murid, mempraktekkan dengan alat peraga,
melaksanakan penjaringan pada murid-murid kelas 1, melaksanakan sikat gigi massal, dan melakukan perawatan gigi sederhana di puskesmas. Selain itu, 87,5
petugas kesehatan telah melakukan pendidikan kesehatan gigi di sekolah, 75 petugas kesehatan telah melakukan evaluasi pelaksanaan UKGS dan melakukan
pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut kepada murid. Sebanyak 62,5 petugas kesehatan telah membuat target tahunan UKGS, 50 telah melakukan monitoring
kegiatan UKGS dan sebanyak 25 telah melakukan sosialisasi program UKGS Tabel 4.10.
Guru dapat berperan sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, dan manajer dalam meenunjukkan sesuatu yang baik misalnya dalam perawatan gigi.
Guru sekolah memiliki pengaruh yang cenderung relatif sama dengan orang tua namun relatif dominan pada kegiatan UKGS dibandingkan sebagian besar orang tua
murid. Dari hasil penelitian diketahui bahwa peran guru orkes yang berperan cukup dan kurang dalam pelaksanaan UKGS murid SD masing-masing sebesar 50
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.13 dan ternyata tidak ada yang berperan baik. Hal ini dapat dilihat karena tidak ada satu program UKGS yang dilakukan oleh seluruh guru orkes, yaitu
sebanyak 87,5 guru orkes yang telah melakukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dan penjaringan kepada murid SD kelas 1. 62,5 guru orkes yang telah
melakukan rujukan kepada dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit. Sedangkan guru orkes yang pernah memimpin sikat gigi massal sebesar 37,5 dan yang telah
melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor pada murid SD 12,5 Tabel 4.12. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam perawatan gigi anak-
anaknya misalnya memberi contoh perawatan gigi, memotivasi merawat gigi, mengawasi perawatan gigi, dan membawa anak ke dokter gigi jika anak sakit gigi.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa peran orang tua dalam pelaksanaan UKGS yang baik dan kurang masing-masing sebanyak 31,6, sedangkan yang cukup 36,9
Tabel 4.15. Dari 320 responden, orang tua yang menyediakan pasta gigi sebanyak 96,9, memeriksa gigi anaknya 88,4 dan orang tua yang rutin mengganti sikat gigi
anak 76,9. Orang tua yang mengawasi jajanan anaknya sebanyak 60,3, yang melakukan pengawasan terhadap menyikat gigi anaknya 59,1. Sedangkan orang tua
yang pernah membawa anaknya memeriksa gigi ke dokter hanya 53,8 Tabel 4.14.
5.3. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan