meningkat tajam pada usia 35-44 tahun sebesar 80 dan pada usia 65 tahun sebesar 97.
Masalah mendasar penyakit gigi adalah tingginya prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
perilaku masyarakat. Di Indonesia, data Community Dental Oral Epidemiology 1995 menyatakan bahwa persentase yang terkena karies pada usia 12 tahun
sebanyak 76,92 dengan DMFT rata-rata 2,21 Maulani Enterprise, 2005. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT, 2004 yang dilakukan Departemen
Kesehatan menyatakan prevalensi karies gigi di Indonesia sebanyak 90,05.
2.2. Penyakit Periodontal
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka menganggap penyakit ini sebagai
suatu yang tidak terhindari. Seperti karies gigi, perkembangan penyakit periodontal juga lambat namun apabila tidak dirawat akan menyebabkan kehilangan gigi
Axellson, 2005. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT, 2004 yang dilakukan Departemen Kesehatan menyatakan prevalensi penyakit periodontal di
Indonesia sampai mencapai 96,58. Penyakit periodontal adalah penyakit jaringan pendukung gigi yang terdiri
atas jaringan periodontal, sementum, tulang alveolar dan gusi Depkes RI, 1990. Sama seperti karies, plak gigi juga memegang peranan penting dalam proses
inflamasi jaringan lunak sekitar gigi Panjaitan, 1999. Studi epidemiologi
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah dengan kontrol plak, sikat gigi yang teratur dan penyingkiran kalkulus bila ada. Penyakit yang paling sering mengenai
jaringan periodontal adalah gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah reaksi peradangan jaringan gingiva yang terjadi akibat akumulasi plak bakteri gigi,
sedangkan periodontitis adalah adanya kehilangan perlekatan jaringan ikat ke gigi pada keadaan gingiva yang terinflamasi Axellson, 2005; Harris Christen, 1995.
Ada dua faktor predisposing yang menyebabkan penyakit periodontal Panjaitan M, 1997, yaitu :
1. Faktor lokal yang terdiri atas lokal primer, yaitu plak gigi beserta bakteri dan produksinya, faktor lokal sekunder antara lain : trauma oklusi, kalkulus, gigi
tiruan yang tidak sempurna, gigi hilang yang tidak diganti, titik kontak gigi yang tidak normal, maloklusi gigi dan faktor lokal lain yang juga menyebabkan iritasi
mekanis terhadap jaringan periodontal yaitu kebiasaan buruk, antara lain bernafas dengan mulut, mengunyah pada waktu tidur, trauma sikat gigi, dan menggigit-
gigit bibir atau kuku. 2. Faktor sistemik, yaitu keadaan sistemik antara lain faktor hormonal, nutrisi yang
tidak seimbang, yang secara tidak langsung dapat menunjukkan manifestasi pada mukosa mulut. Beberapa penyakit sistemik menunjukkan manifestasi berupa
kelainan dalam rongga mulut, antara lain penyakit hati kronis, TBC, sipilis, leukimia akut, gangguan emosi, kelainan hormonal, dan penyakit AIDS.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
2.3. Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut