Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan

cukup 1,61. Hal ini menunjukkan adanya peran petugas kesehatan, meskipun secara statistik tidak terdapat hubungan antara peran petugas kesehatan dengan sekstan sehat, sekstan gingivitis dan sekstan kalkulus Tabel 4.18. Petugas kesehatan yang berperan baik nilai OHIS rata-rata murid paling rendah yaitu 1,39 dibandingkan dengan peran cukup dan kurang yaitu masing-masing 1,82. Secara statistik OHIS murid SD dipengaruhi oleh peran petugas kesehatan p = 0,005 Tabel 4.19. Rata-rata OHIS murid SD termasuk dalam kategori sedang yaitu 1,71. Hal ini menunjukkan bahwa peran petugas kesehatan dalam hal kebersihan mulut murid sudah ada. Persentase perilaku menyikat gigi anak menunjukkan 27,5 baik, 43,4 cukup, dan 29,1 kurang. Keadaan ini menunjukkan perlu ditingkatkan program yang dapat memperbaiki perilaku menyikat gigi pada murid SD, seperti program UKGS sikat gigi massal yang masih rendah persentasenya yaitu 37,5 Tabel 4.12, karena perilaku merupakan kebiasaan yang akan lebih terbentuk bila dilakukan pada usia dini.

5.4. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan

Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan Persentase perilaku menyikat gigi murid SD kategori cukup lebih banyak dibandingkan kategori baik dan kurang, dihubungkan dengan peran guru orkes ternyata peran guru orkes cukup dan kurang persentase perilaku menyikat gigi cukup adalah terbanyak dan secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara peran Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009. guru orkes dengan perilaku menyikat gigi dengan p = 0,453 Tabel 4.20. Keadaan ini didukung waktu menyikat gigi murid belum tepat karena sebanyak 46,6 melakukannya pada waktu yang salah yaitu pagi dan sore hari sewaktu mandi, padahal hampir sebagian besar 83,1 murid telah tahu waktu menyikat gigi yang benar yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Dengan demikian pada waktu penyuluhan kesehatan gigi pada murid perlu di tekankan waktu menyikat gigi yang tepat. Sumber informasi mengenai pemeliharaan kesehatan gigi kebanyakan diperoleh dari dokter gigi atau perawat gigi. Sumber informasi media televisi dan cetak cukup rendah yaitu 6,6. Hal ini menunjukkan peran media cetak dan televisi untuk memberikan informasi tentang kesehatan gigi perlu ditingkatkan. Peran guru orkes yang cukup rata-rata nilai DMFT murid 1,21 lebih rendah dibandingkan peran kurang yaitu 1,64. Hal ini didukung hasil uji statistik yaitu ada hubungan antara peran guru orkes terhadap DMFT karies gigi murid SD dengan p = 0,040 Tabel 4.21. Nilai rata-rata DMFT murid ini tergolong rendah WHO, DMFT rendah = 1,2-2,6, ini dimungkinkan karena kejadian karies gigi pada murid SD masih relatif kecil jumlahnya yang disebabkan banyak gigi tetap yang baru tumbuh. Penelitian membuktikan adanya hubungan karies gigi dengan gangguan kualitas hidup seperti rasa sakit, sulit mengunyah, terganggu tidur, tingkat ketidak hadiran, dan gangguan lainnya Situmorang, 2004. Dapat diperkirakan kesulitan yang dialami murid SD apabila menderita karies gigi, antara lain tidak dapat Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009. mengikuti proses belajar dengan baik pada gilirannya akan mempengaruhi prestasi di sekolah. Peran guru orkes dibutuhkan seperti melakukan penjaringan dan rujukan kepada petugas kesehatan jika ditemuinya kejadian karies gigi pada murid SD. Peran guru orkes yang cukup nilai rata-rata sekstan sehat murid 3,29 lebih rendah dibandingkan peran kurang yaitu 3,35, seharusnya peran cukup rata-rata sekstan sehat lebih tinggi. Peran guru orkes cukup ternyata nilai rata-rata sekstan gingivitis 0,98 lebih tinggi dari peran guru kurang yaitu 0,78 dan seharusnya peran cukup rata-rata sekstan gingivitis lebih rendah dari peran yang kurang. Peran guru orkes cukup nilai rata-rata sekstan kalkulusnya 1,64 lebih rendah dibandingkan dengan peran kurang yaitu 1,76. Hal ini sesuai dengan hasil statistik yaitu tidak terdapat hubungan antara peran guru orkes dengan sekstan sehat, sekstan gingivitis dan sekstan kalkulus Tabel 4.22. Jika dilihat pengetahuan murid dalam penyebab gigi berlubang sudah sebagian besar mengetahuinya yaitu 89,4. Hal ini bertolak belakang dengan pengetahuan murid mengenai penyebab karang gigi yaitu masih adanya murid yang menyebutkan penyebab karang gigi adalah karena makan yang manis-manis dan kue-kue yaitu 42,2 Tabel 4.6. Guru orkes yang berperan cukup nilai OHIS rata-ratanya 1,85 lebih tinggi dibandingkan peran kurang yaitu 1,57. Nilai rata-rata OHIS murid termasuk kategori sedang WHO sedang : OHIS = 1,3-3,0 Tabel 4.23. Untuk mendapatkan OHIS murid yang baik, maka peran guru orkes harus lebih ditingkatkan dalam penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut, agar murid-murid sewaktu ke sekolah sudah menyikat giginya setelah sarapan. Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009. Untuk mencapai status kesehatan gigi lebih baik yaitu DMFT 1 maka perlu ditingkatkan program kampanye sikat gigi pada murid SD melalui program UKGS yang dilakukan oleh guru orkes diantaranya adalah meningkatkan pelaksanaan kumur-kumur dengan fluor, pelaksanaan sikat gigi massal dan melakukan rujukan kepada dokter gigi, puskesmas dan rumah sakit serta perlunya evaluasi terhadap program UKGS oleh kepala Puskesmas.

5.5. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku

Dokumen yang terkait

Determinan Kinerja Petugas Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Di Puskesmas Kota MedanTahun 2014

0 59 100

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Guru-Guru Sekolah Dasar tentang Kesehatan Gigi dan Mulut di Medan

4 120 68

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

2 68 89

Hubungan Karakteristik dan Tindakan Ibu dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak di SD Kecamatan Medan Tuntungan”

14 137 83

Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Dan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri 060880 Dan 060890 Kecamatan Medan Polonia Tahun 2009

1 49 57

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid

0 75 1

Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009

3 57 186

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid SMU Di Kabupaten Langkat Tahun 2004

4 82 135

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH ( UKGS) Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Di PUSKESMAS Colomadu I Tahun 2013.

0 2 14

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI PUSKESMAS Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Di PUSKESMAS Colomadu I Tahun 2013.

0 1 14