D. Jaminan Dalam Pembiayaan Mudharabah
Jaminan dalam pembiayaan Mudharabah merupakan tuntutan kepada
mudharib untuk memengembalikan modal shahibul maal dalam keadaan semula baik untung maupun rugi.
††††††††††††††††
Pihak Bank Syariah mengambil banyak langkah ataupun cara untuk memastikan bahwa modal yang disalurkan dan keuntungan yang diharapkan dari
modal tersebut dapat diperoleh sebagaimana yang telah disepakati dalam kontrak. Keadaan ini biasanya diwujudkan melalui jaminan baik dari mudharib sendiri
maupun dari pihak ketiga yang menjaminkannya, walaupun sebenarnya dalam Fiqh Islam tidak dituntut untuk meminta jaminan kepada mudharib, akan tetapi Bank
Syariah pada umumnya meminta berupa bentuk jaminan, hal ini dilakukan oleh pihak Bank Syariah untuk menegaskan jaminan tersebut hanya untuk memastikan
kembalinya modal, sebab dana yang disalurkan kepada mudharib itu adalah pada umumnya dana yang dihimpun dari masyarakat luas.
Sebagaimana yang ditentukan dalam keputusan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor .07DSN-MUIIV2000 tentang pembiayaan Mudharabah
ditentukan pada prinsipnya dalam pembiayaan Mudharabah tidak ada jaminan, agar mudharib tidak melakukan penyimpangan, Lembaga Keuangan Syariah LKS dapat
††††††††††††††††
. Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Raja Grafindo Persada Jakarta, 2004, hal 177.
Muhammad Nur : Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan Mudharabah Kepada Koperasi Studi Pada Bank Muamalat Cabang Medan, 2009
meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah
disepakati bersama dalam akad.
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Untuk memastikan
kinerja mudharib sesuai dengan syarat- sayarat yang
terdapat dalam kontrak, biasanya pihak bank mempersyaratkan bagi pemohon pembiayaan Mudharabah untuk menyatakan jenis jaminan yang dapat mereka
berikan kepada Bank Syariah.
§§§§§§§§§§§§§§§§
Adanya jaminan atau penjamin dari nasabah mudharib kepada pihak bank syari’ah bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya resiko-resiko seperti
nasabahmudharib tidak mempergunakan dana yang diberikan sebagaimana mestinya atau hanya memberikan keuntungan pembiayaan tersebut kepada dirinya pribadi saja
atau yang dikenal dengan Moral Hazard. Maka Bank Syariah dapat menerapkan sejumlah batasan-batasan tertentu
ketika menyalurkan pembiayaan kepada nasabahmudharib antara lain : 1.
Menetapkan syarat agar jumlah atau nilai jaminannya lebih besar dari modal yang dipinjam oleh nasabahmudharib.
2. Menetapkan syarat agar nasabahmudharib melakukan bisnis yang resikonya
lebih rendah 3.
Menetapkan syarat agar nasabahmudharib melakukan bisnis dengan arus kas yang transparan.
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Op Cit. hal. 45
§§§§§§§§§§§§§§§§
. Abdullah Saed, Meyoalkan Bnk Syari’ah, Kritikan Atas Interpretasi Bunga Bank Neo- Revivaless, Paramadina, Jakarta, 2004, hal. 110.
Muhammad Nur : Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan Mudharabah Kepada Koperasi Studi Pada Bank Muamalat Cabang Medan, 2009
4. Menetapkan syarat agar nasabahmudharib melakukan bisnis yang biaya tidak
terkontrolnya rendah. Penyerahan jaminan untuk pembiayaan Mudharabah ini harus dipenuhi oleh
nasabahmudharib kepada Bank Syariah dalam rangka mengamankan dana masyarakat dan kepercayaan yang diberikan terhadap Bank Syariah sebagai pengelola
uang yang terhimpun dari masyarakat. Dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 283 menyebutkan yang artinya sebagai berikut :
Jika kamu dalam perjalanan bermuamalah tidak secara tunai sedang kamu memperoleh seorang penulis hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang.
†††††††††††††††††
Adapun jenis jaminan tersebut dapat berupa a. Barang bergerak berwujud
1. Barang Dagangan 2. Inventaris Perusahaan
3. Kenderaan Bermotor 4. Perhiasan Seperti Emas dan sebagainya.
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
b. Barang Tidak Bergerak 1. Tanah
2. Bangunan c. Barang-barang bergerak tidak berwujud, berupa deposito.
d. BorghtochPenjaminan penggaransi 1. Jaminan Perorangan Personal Guarantee
2. Jaminan dari sebuah perusahaan Coorporate Guarantee 3. Jaminan dari Pemerintah.
§§§§§§§§§§§§§§§§§
. Adiwarman, A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Op Cit, hal. 214.
†††††††††††††††††
. Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Op Cit, hal 65.
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
. Abdul Ghofur Anssory, Op Cit. hal. 148
§§§§§§§§§§§§§§§§§
. Ibid, hal.149.
Muhammad Nur : Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan Mudharabah Kepada Koperasi Studi Pada Bank Muamalat Cabang Medan, 2009
Pihak bank biasanya akan lebih mudah untuk memberikan pembiayaan kepada pihak nasabahmudharib bila pihak bank sudah mengenal nasabahmudharib
terlebih dahulu seperti nasabahmudharib adalah merupakan nasabah penabung di bank yang bersangkutan, pada simpanan deposito nasabahmudharib bisa dijadikan
sebagai jaminan kepada pihak bank.back to back Dalam hal ini nasabahmudharib akan mendapatkan minimal dua keuntungan
pertama dalam deposito, ia akan mendapatkan bagi hasil dari bank atas keuntungan yang didapat oleh bank, dan yang kedua nasabahmudharib akan memperoleh
tambahan modal dari pembiayaan yang diberikan oleh bank untuk usahanya. Keuntungan atau kemudahan yang didapat oleh pihak bank bahwa jaminan berupa
deposito nasabahmudharib akan memperoleh tambahan modal dari pembiayaan yang diberikan oleh untuk usahanya. Keuntungan atau kemudahan yang didapat oleh pihak
bank bahwa jaminan berupa deposito nasabah mudharib berada pada bank yang bersangkutan, sehingga bank lebih mendapat kepastian bagi pelunasan hutang
nasabahmudharib dikemudian hari sesuai dengan akad pembiayaan. Dengan keuntungan yang didapat oleh bank merupakan keuntungan juga
pihak nasabah dan berpengaruh kepada besar kecilnya nilai bagi hasil yang diterima oleh kedua belah pihak, sehingga akan menarik minat masyarakat lainnya untuk
untuk menyimpan atau menginvestasikan uangnya pada Bank Syariah tersebut karena
Muhammad Nur : Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan Mudharabah Kepada Koperasi Studi Pada Bank Muamalat Cabang Medan, 2009
otomatis dana yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat juga lebih besar.
Terhadap keadaan nasabahmudharib tertentu pihak bank telah memiliki keyakinan yang cukup terhadap kemampuannya, maka bank dapat
menerima jaminan yang diberikan nasabahmudharib berupa proyek yang dibiayai dari pembiayaan yang diberikan bank tersebut, juga dengan hak tagih dari
nasabahmudharib yang timbul dari usaha tersebut. Untuk lebih menjamin pengebalian dana yang diberikan pihak bank kepada
nasabahmudharib, pihak bank dapat menyarankan kepada nasabahmudharib supaya untuk memasukkan proyek pembiayaan atau usaha yang dikelola nasabahmudharib
tersebut ke asuransi seperti Asuransi Takaful, hal ini berguna untuk menjamin ketika sewaktu-waktu nasabahmudharib mengalami musibah, maka pihak asuransi akan
melunasi hutangnya, dengan kata lain tagihan hutang dari nasabahmudharib tersebut akan berlih kepada pihak asuransi
E. Tata Cara Pemberian Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Muamalat Cabang Medan