Organ Yayasan Tinjauan Yuridis Mengenai Keberadaan Organ Pengawas Dalam Mencegah Terjadinya Penyalahgunaan Fungsi dan Tujuan Yayasan

8. Pengelolaan keuangan dilakukan secara professional berlandaskan prinsip transparansi, efisiensi dan akuntabilitas. Walaupun uang bukan segalanya, tetapi tanpa uang yayasan tidak dapat menjalankan kegiatannya. Oleh karena itu, pembukuan harus diselenggarakan dengan tertib dan informasi keuangan dihasilkan tepat waktu sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengurus untuk tujuan evaluasi, pengawasan dan perencanaan. 9. Pengurus harus meningkatkan pemahaman tentang anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yayasan serta berbagai aspek hukum lainnya yang relevan untuk meyakinkan bahwa segala tindakan dan keputusan yayasan telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

D. Organ Yayasan

Pada saat didirikannya yayasan, orang yang mendirikan yayasan bertindak sebagai pendiri sekaligus duduk sebagai ketua yang memimpin yayasan tersebut.Kemudian setelah terbentuknya yayasan, dalam menjalankan maksud dan tujuannya yayasan memiliki organ didalamnya.Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang Yayasandikatakan bahwa yayasan mempunyai organ yang terdiri atas pembina, pengurus, dan pengawas. 47 Tugas dan tanggungjawab organ yayasan bersumber pada dua hal yaitu 48 1. Ketergantungan yayasan kepada organ tersebut mengingat bahwa yayasan tidak dapat berfungsi tanpa organ. : 47 Ibid. 48 Arie Kusumastuti Maria Suhardiadi,Op. Cit, hlm. 93. 2. Kenyataan bahywa organ adalah sebab bagi keberadaan raison d’etre yayasan, karena apabila tidak ada yayasan, maka juga tidak akanada organ. Tugas dan tanggungjawab masing-masing Organ Yayasan tersebut berbeda-beda antara pembina, pengurus, dan pengawas. 1. Pembina Menurut Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Yayasan, dikatakan bahwa pembina adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus atau pengawas oleh undang-undang ini atau Anggaran Dasar. Kemudian menurut Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Yayasan ini dikatakan tentang kewenangan Pembina Yayasan yang meliputi : a. keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar; b. pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan anggota Pengawas; c. penetapan kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan; d. pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan; dan e. penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran Yayasan. Anggota Pembina sendiri berdasarkan Pasal 28 ayat 3 Undang-Undang Yayasan adalah : a. orang perseorangan sebagai pendiri Yayasan; danatau b. mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota Pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan. Dijelaskan lebih lanjut mengenai isi dari pada Pasal 28 ayat 3 tersebut di atas dalam penjelasannya ialah bahwa pendiri yayasan tidak dengan sendirinya harus menjadi pembina.Sedangkan anggota pembina dapat dicalonkan oleh pengurus atau pengawas. Memperhatikan kewenangan-kewenangan yang dimiliki oleh Pembina Yayasan, maka dapat disimpulkan bahwa Pembina Yayasan merupakan Organ Yayasan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Yayasan. 49 Disamping itu, ia juga mempunyai tugas utama memonitor usaha pencapaian maksud dan tujuan Yayasan dengan mengadakan rapat tahunan untuk melakukan evaluasi tentang kekayaan, hak dan kewajiban yayasan selama tahun yang lampau, serta pemeriksaan dan pengesahaan laporan tahunan yang disusun oleh pengurus dan ditandatangani oleh pengurus dan pengawas. 50 2. Pengurus Yayasan diurus dan dipimpin oleh pengurus yang terdiri dari sekurang- kurangnya tiga orang atau lebih yaitu seorang ketua, seorang sekertaris, dan seorang bendahara.Apabila diangkat lebih dari seorang ketua, lebih dari seorang sekertaris, dan lebih dari seorang bendahara, maka seorang diantaranya dapat diangkat sebagai ketua umum, sekertaris umum, dan bendahara umum. Berdasarkan pada Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Yayasan, Pengurus adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan. Kemudian dalam Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang Yayasan ini dikatakan bahwa yang dapat diangkat menjadi pengurus adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum. 49 Ibid, hlm. 95 50 ibid, hlm. 95 Mengenai kewenangan yang dimiliki oleh organ pengurus yayasan sebenarnya Undang-Undang Yayasan tidak secara tegas mengatur mengenai kewenangan pengurus.Namun demikian maksud dan tujuan dari pada yayasan itu sendiri merupakan sumber kewenangan bertindak pengurus yayasan dalam mewakili yayasan di dalam dan di luar pengadilan. Pengurus dalam menjalankan kegiatan kepengurusan yayasan mempunyai kewenangan terbatas.Kewenangan pengurus terbatasi dengan Undang-Undang Yayasan dan Anggaran Dasar Yayasan tersebut.Undang-Undang menganggap perlu adanya pembatasan terkait kewenangan Pengurus dalam kepengurusan tertentu. Hal yang dibatasi oleh Undang-Undang terkait kewenangan kepengurusan tertentu tersebut diatur dalam Pasal 37 ayat 1 Undang-Undang Yayasan, dikatakan bahwa pengurus tidak berwenang : a. mengikat yayasan sebagai penjamin utang; b. mengalihkan kekayaan yayasan kecuali dengan persetujuan pembina; dan c. membebani kekayaan yayasan untuk kepentingan pihak lain. Berdasarkan Pasal 37 ayat 2 Undang-Undang Yayasan ini dikatakan bahwa Anggaran Dasar dapat membatasi kewenangan pengurus dalam melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama yayasan. Artinya, untuk perbuatan hukum yang demikian, Anggaran Dasar dapat membatasi kewenangan tersebut dengan menentukan bahwa untuk melaksanakan perbuatan hukum tertentu diperlukan persetujuan terlebih dahulu dari pembina danatau pengawas yayasan. Selain memiliki kewenangan, organ pengurus yayasan juga mempunyai tanggung jawab atas kewenangan kepengurusannya.Berdasarkan pada Pasal 35 ayat 1 Undang-Undang Yayasan, dikatakan bahwa pengurus yayasan bertanggung jawab penuh atas kepengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan.Kemudian dalam Pasal 35 ayat 2 Undang-Undang Yayasan ini dikatakan bahwa pengurus menjalankan tugas dengan itikad baik, dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan yayasan. Berdasarkan dari beberapa segi khususnya dalam penerapan prinsip-prisip kerja, Pengurus yayasan dapat disamakan dengan direksi dalam suatu Perseroan Terbatas. Jika diterapkan dalam bentuk yayasan maka prinsip-pirnsip kerja tersebut : a. bertindak dengan itikad baik; b. memperhatikan kepentingan yayasan dan bukan kepentingan pembina, pengawas, atau pengurus yayasan; c. kepengurusan yayasan harus dilakukan dengan baik, sesuai dengan tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya, dengan tingkat kecermatan yang wajar, dengan ketentuan bahwa pengurus tidak diperkenankan untuk memperluas maupun mempersempit ruang lingkup geraknya sendiri; d. tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan benturan kepentingan antara kepentingan yayasan dengan kepentingan pengurus yayasan. Dari keempat prinsip di atas, maka dapat dilihat bahwa antara pengurus dan yayasan saling memiliki bentuk hubungan ketergantungan. 3. Pengawas Berdasarkan pada Pasal 40 ayat 1 Undang-Undang Yayasan, yang dimaksud dengan organ pengawas pada yayasan adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. Pengawas terdiri dari seorang atau lebih.Berdasarkan Pasal 40 ayat 3 Undang-Undang Yayasan, yang dapat diangkat sebagai anggota pengawas hanyalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum dan memenuhi persyaratan yang ditentukan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan pada Pasal 41 ayat 1 Undang-Undang Yayasan, pengawas yayasan diangkat dan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan rapat pembina.Namun Pasal ini sudah dihapuskan. Dalam menjalankan tugasnya, berdasarkan pada Pasal 42 Undang-Undang Yayasan mengatakan bahwa pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan yayasan.Sehingga apabila Pengawas Yayasan dalam menjalankan tugasnya terjadi kesalahan, maka pengawas dapat diminta pertanggungjawabannya.Bentuk dari pada tanggung jawab organ pengawas yayasan diatur dalam Pasal 47 ayat 1 Undang-Undang Yayasan, dikatakan bahwa dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian pengawas dalam melakukan tugas pengawasan dan kekayaan yayasan tidak cukup untuk menutup kerugian akibat kepailitan tersebut, setiap anggota pengawas secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Ada pengecualian terhadap tanggung jawab organ pengawas yayasan.Sebagaimana diatur kemudian dalam Pasal 47 ayat 2 Undang-Undang Yayasan, dikatakan bahwa anggota pengawas yayasan yang dapat membuktikan bahwa kepailitan bukan karena kesalahan atau kelalaiannya, tidak bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian tersebut. Organ pengawas yayasan sendiri memiliki beberapa kewenangan dalam jabatannya sebagai pelakasana pengawasan yayasan. Dalam Pasal 27 Anggaran Dasar dirumuskan wewenang dan atau kekuasaan organ pengawas yayasan, yaitu : a. memasuki bangunan, halaman, atau, tempat lain yang dipergunakan Yayasan; b. memeriksa dokumen; c. memeriksa pembukuan dan mencocokannya dengan uang kas; d. mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Pengurus; e. memberi peringatan kepada Pengurus; f. Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara satu orang atau lebih Pengurus, apabila Pengurus tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketiga organ yayasan yang telah disebutkan di atas, ketiganya tidak boleh saling merangkap memegang tugas tiap-tiap organ. Hal ini dikarenakan untuk menghindari besarnya peluang untuk terjadi penyalahgunaan wewenang pada tiap- tiap organ dalam yayasan, sebagaimana diatur dalam Pasal 29, Pasal 31 ayat 3, dan Pasal 40 ayat 1 Undang-Undang Yayasan. 46 BAB III PERBUATAN PENYALAHGUNAAN FUNGSI DAN TUJUAN YAYASAN

A. Fungsi dan Tujuan Yayasan