mendukung pencapaian tujuan, dan kultur bagaimana tindakan yang benar untuk mencapai tujuan.
41
Dengan demikian pemanfaatannya budaya organisasi sebagai salah satu adalan daya saing harus dipahami degan semangat holistic.Pemahaman parsial
terhadap budaya organisasi merupakan kendala dalam mengoptimalkan budaya organisasi, karena tidak dapat menyelaraskan dengan elemen-elemen lain dalam
organisasi untuk menghasilkan sinergi.Dengan pemahaman budaya secara holistik, budaya organisasi tidak terlepas dari segala gerak-gerik perubahan
organisasi.Sehingga setiap perkembangan organisasi harus dicermati, sebagai panduan membentuk budaya organisasi.
42
Berdasarkan Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Yayasan, dikatakan bahwa yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta
kekayaan pendirinya sebagai kekayaan awal.Yayasan terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan itu merupakan konsekuensi logis dari bentuk hukum yayasan sebagai
badan hukum.Kekayaan yayasan yang dipisahkan itu sendiri merupakan modal bagi usaha yayasan yang berasal dari modal para pendiri sebagai midal awal, dan
kekayaan yang berasal dari sumber-sumber lainnya.
C. Pendirian Yayasan
43
41
Ibid. hlm.63.
42
Ibid.
43
Arie Kusumastuti Maria Suhardiadi,Op.Cit,hlm.22.
Para pendiri yayasan dalam melakukan pendirian sebuah yayasan sama seperti pendirian badan hukum PT Perseroan Terbatas, yaitu melakukan pemisahan harta
kekayaan pribadi dengan harta kekayaan yang menjadi harta kekayaan badan hukum yang didirikannya. Hal mengenai pemisahan harta kekayaan oleh pendiri ini memiliki
konsekuensi dimana apabila terjadi permasalahan atau sengketa terkait badan hukum yang didirikannya pailit, maka pertanggungjawabannya hanya sebatas pada harta
kekayaan yang dimiliki oleh badan hukum tersebut dan tidak sampai menimbulkan pertanggungjawaban kepada harta kekayaan para pendiri secara pribadi.Ini
merupakan konsekuensi secara tidak langsung dimana antara pendiri dan badan hukum yang didirikannya merupakan 2 dua subjek hukum yang berbeda, sehingga
keduannya pun memiliki hak dan kewajiban yang berbeda pula, termasuk tanggungjawab atas tiap permasalahan yang dilakukannya.
Undang-Undang Yayasan tidak memberikan penjelasan lebih lanjut, hal ini dapat disimpulkan bahwa yayasan bukan terdiri atas orang-orang termasuk badan-
badan atau saham-saham yang dimiliki oleh orang-orang termasuk badan-badan.
44
Yang dimaksud dengan “orang” menurut penjelasan berdasarkan Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Yayasan adalah orang perorangan person dan badan hukum
artificial person
45
44
Ibid, hlm.21.
, dan memperhatkan Pasal 9 ayat 5 Undang-Undang Yayasan “orang” tersebut dimungkinkan sebagai “orang asing” atau “bersama-sama orang
asing”.
45
Pengertian artificial person menurut Black’s Law Dictionary adalah “Persons created and devised by human laws for the purposes of society and government, as distinguished from natural
person.”
Pendirian yayasan dapat dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia, hal ini tertuang dalam Pasal 9 ayat 2 Undang-Undang Yayasan
atau pun juga dapat didirikan dengan suatu wasiat sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 9 ayat 3 Undang-Undang Yayasan.
Di dalam akta pendirian Yayasan memuat Anggaran Dasar Yayasan dan keterangan lain yang dianggap perlu untuk dicantumkan didalamnya. Dalam Pasal 14
ayat 2 Undang-Undang Yayasan, maka Anggaran Dasar Yayasan sekurang- kurangnya memuat :
1. nama dan tempat keadudukan;
2. maksud dan tujuan serta kegiatan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut;
3. jangka waktu pendirian;
4. jumlah kekayaan awal yang dipisahkan dari kekayaan pribadi pendiri dalam
bentuk uang atau benda; 5.
cara memperoleh dan peggunaan kekayaan; 6.
tata cara pengangkatan, pemberhentia, dan penggantian anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas;
7. hak dan kewajiban anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas;
8. tata cara penyelenggaraan rapat Organ Yayasan;
9. ketentuan mengenai perubahaan Anggaran Dasar;
10. penggabungan dan pembubaran Yayasan; dan
11. penggunaan kekayaan sisa likuidasi atau penyaluran kekayaan Yayasan setelah
pembubaran.
Tidak serta merta menjadi sebuah badan hukum bilamana sudah dibuat akta pendiriannya di hadapan notaris. Untuk mendapatkan status badan hukum, sebuah
yayasan harus melalui proses pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM yang mana sekarang adanya istilah SISMINBAKUM Sistem Administrasi Badan Hukum.
SISMINBAKUM merupakan cara pendaftaran suatu badan hukum dengan systemonlineyang mana keberadaannya langsung berada di bawah Kementerian
Hukum dan HAM. Oleh sebab suatu pendaftaran badan hukum harus melalui notaris, maka tiap-tiap notaris dalam system SISMINBAKUM ini harus memiliki ID yang
telah ter-registrasi atau terdaftar dalam situs resmi SISMINBAKUM.Dalam Pasal 11 ayat 1 dikatakan bahwa yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta
pendirian yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 2 memperoleh pengesahan dari Menteri.
Apabila yayasan telah mendapat pengesahan oleh menteri sebagaimana dimaksud di atas, maka yayasan tersebut telah sah sebagai suatu badan hukum.
Sebenarnya, yayasan sudah dapat melakukan kegiatannya walau pun belum mendapat pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM, namun dengan telah disahkannya status
badan hukum yayasan, maka segala tanggungjawab Pendiri terhadap yayasan hanya sebatas modal yang dikeluarkannya saat mendirikan yayasan. Sedangkan apabila
yayasan belum mendapat pengesahan statusnya sebagai suatu badan hukum, maka pendiri masih bertanggungjawab penuh terhadap yayasan apabila yayasan mengalami
permasalahan hukum. Pengesahan oleh Menteri ini sangat penting, selain untuk mendapatkan
statusnya sebagai badan hukum, hal ini juga agar masyarakat mengetahui bahwa telah
didirikannya suatu Yayasan di wilayah tempat mereka tinggal. Dalam Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Yayasan dikatakan, bahwa “Akta pendirian Yayasan yang telah
disahkan sebagai badan hukum atau perubahan Anggaran Dasar yang telah disetujui, wajib diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Repbulik Indonesia”.
D. Kekayaan Yayasan