Struktur Organisasi dalam Yayasan

tujuan yayasan sejak awal yaitu tujuan tertentu di bidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan.

B. Struktur Organisasi dalam Yayasan

Suatu organisasi sudah pasti memiliki struktur keorganisasian.Struktur ini dibentuk untuk menghasilkan suatu kinerja yang optimal.Sama halnya dengan organisasi pada umumnya yayasan pun memiliki struktur organisasi. Struktur organisasi yayasan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : 35 1. Kejelasan definisi struktur dari aktivitas dimana adanya hubungan formal ditetapkan secara jelas dalam struktur organisasi Yayasan serta unit pelaksanaannya, dan keterangan mengenai posisi. Struktur organisasi Yayasan menyatukan antara jaringan otoritas dengan hubungan yang dapat dipertanggungjawabkan. Hasil akhirnya adalah alur komunikasi formal. 2. Organisasi yayasan bersifat permanen dimana organisasi Yayasan seharusnya didirikan untuk tujuan jangka panjang walaupun dalam perjalanannya ada perubahan-perubahan mendasar yang dilakukan sepanjang kegiatanaktivitas yang dilakukannya untuk mencapai tujuannya. Perubahan-perubahan ini dilakukan untuk menyesuaikan yayasan dengan perubahan lingkungan yang terjadi. 35 Fx.Sujanto, dkk.Reformasi Yayasan Prespektif Hukum dan Manajemen Yogyakarta : Penerbit Andi, 2002, hlm. 57. 3. Perluasan Organisasi yayasan dalam hal perkembangan yayasan, sehingga organisasinya makin kompleks dengan timbulnya spesialisasi fungsi melalui penambahan atau pembaharuan lingkungan kegiatannya. Secara umum, ada 2 struktur organisasi yang dapat diadopsi oleh yayasan, tergantung kepada kebutuhannya.Pertama adalah struktur mekanistik.Struktur ini mempunyai bentuk piramida. Karakteristik struktur ini adalah sebagai berikut : 36 1. Sangat kompleks terutama berkaitan dengan perbedaan secara horizontal. 2. Sangat formal : a. Jaringan informasi yang terbatas terutama komunikasi “top-down”. b. Tingkatan bawah organisasi sangat kecil keterlibatannya dalam pengambilan keputusan. c. Struktur organisasinya baku. d. Ada otoritas dan hirarki yang jelas untuk melakukan koordinasi. Kedua adalah struktur organik. Karakteristik struktur ini adalah tidak kompleks dan tidak formal, memiliki jaringan komunikasi “bottom-up’ seperti layaknya model komunikasi “top-down”, dan keterlibatan yang tinggi dari seluruh anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Ada beberapa format dasar yang biasa digunakan yayasan dalam melakukan penyusunan struktur organisas, yaitu : struktur berdasarkan fungsi-fungsi yang dilakukan sumberdaya manusia, operasi, administrasi-keuangan, dan lain-lain, struktur berdasarkan aktivitas, struktur berdasarkan wilayah, struktur berdasarkan 36 ibid, hlm.58. matriks, dan struktur yang hybrid. Susunan dari pada struktur tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan suatu yayasan. Terkait dengan struktur organisasi dari pada yayasan maka dapat dilakukan analisis internal terhadap suatu Yayasan. Beberapa analisis tersebut adalah : 37 1. Hubungan strategi dan struktur Hubungan strategi dan struktur diantaranya dapat ditemui dalam pendapat Chandler yang mengatakan : “Strategi yang baru menginginkan struktur yang baru atau paling tidak mengubah lagi struktur yang ada jika organisasi yang tumbuh besar dioperasikan secara efisien … kecuali kalau struktur yang mengikuti strategi tersebut hasilnya tidak efisien.” Untuk menjelaskan lebih lanjut dari pada hubungan antara strategi dan struktur adalah sebagai berikut : a. Organisasi yayasan memulai usaha dengan struktur tersentralisasi, jika berkembang maka harus mengembangkan struktur yang berbeda untuk menyesuaikan diri dengan perubahan strategi. b. Oleh karena itu struktur organisasi yang efisien dengan strategi aktivitas tunggal misalnya usahanya hanya di bidang pengelolaan rumah sakit harus mempunyai : tingkat sentralisasi yang tinggi, tungkat formalitas yang rendah, dan tingkat kompleksitas yang rendah. c. Untuk strategi diversifikasi aktivitasusaha misalnya pendidikan, kesehatan, penerbitan membutuhkan bentuk struktur yang dapat : mengalokasikan 37 ibid, hlm.59. sumber-sumber secara efisien, mempunyai pertanggungjawaban hasil kerja yang dicapai, melakukan koordinasi yang efektif diantara unit kerja yang ada. 2. Standard Operating Procedure SOP Agar suatu badan hukum yayasan berjalan dengan baik, serta memperkecil terjadinya penyimpangan dan konflik maka perlu disusun SOP sebagai penjabaran dari ketiga organ seperti yang dimaksud oleh Undang-Undang dengan tujuan sebagai berikut : a. Memperjelas pembagian tugas dan wewenang masing-masing organ, serta antara organisasi dan jabatan di tingkat organisasi induk dan di tingkat unit usaha. b. Memperjelas komunikasi antara ketiga organ, serta komunikasi dengan unit usaha. c. Mempererat hubungan antar organ, serta antara organisasi dengan unit pelaksanausaha. d. Etika hubungan antar organ dan unit pelaksanausaha guna menghindarkan adanya konflik hubungan dan komunikasi. 38 Standard Operating Procedure tersebut bukanlah suatu kebijakan, sistem dan prosedur, melainkan suatu acuan baku bagi pembuatan kebijakan, sistem dan prosedur di tingkat organisasi yayasan atau di tingkat unit pelaksanaunit usaha agar suatu mekanisme kerja dapat berlangsung dengan selaras, efektif, dan efisien serta terpadu. 38 Ibid. hlm.60. Standard Operating Procedure atau yang sering disingkat SOP ini akan mencapai sasarannya jika dimengerti dengan jelas, maksud dan tujuan serta isinya oleh para pemegang jabatan yang berwenang. Dengan kejelasan tersebut maka timbul pengertian yang mendalam serta penerimaan terhadap tujuan luhur perusahaan akibat perubahaan yang ada. Dengan cara ini maka, seluruh jajaran anggota organisasi akan mempunyai komitmen agar tercapai kesuksesan. SOP ini dideskripsikan tentang kewajiban dan wewenang organisasi induk, serta kewajiban dan wewenang organisasi induk, serta kewajiban dan wewenang masing-masing organ. Demikian pula kewajiban dan wewenang unit pelaksana.Dari penjabaran masing-masing kewajiban dan kewenangan disusun komunikasi fungsional dan komunikasi operasional, sehingga kesalahpahaman, tumpang tindih kewenangan dan bibit-bibit konflik dapat dihindari. 3. Budaya organisasi yayasan Budaya organisasi dapat dikatakan telah mengalami “kebangkitan kembali’ sebagai salah satu perangkat manajemen untuk mencapai tujuan dari pada suatu organisasi.Budaya organisasi bukan lagi sejarah organisasi dalam meraih sukses, tetapi sebuah rekayasa manajemen untuk membangun organisasi. Pada awalnya perkembangan pemikiran budaya organisasi di dunia mengemukakan dua hal utama.Pertama, budaya organisasi adalah hal-hal yang dikerjakan pada suatu organisasi.Kedua, budaya organisasi adalah asumsi-asumsi dasar.Pada perkembangan selanjutnya, yang dapat dikatakan sebagai kebangkitan kembali budaya organsisasi dalam percaturan dunia manajemen, makna budaya organisasi mengalami pergeseran. Budaya organisasi bukan saja menyangkut apayang telah ada, tetapi juga dapat menambahkan nilai-nilai yang belum ada yang dibutuhkan keberadaannya demi pengembangan usaha. Kultur bukan lagi apa yang biasa dilakukan dalam organisasi, tetapi direkayasa untuk mendukung strategi organisasi. 39 Budaya organisasi generasi kedua dapat dianggap sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan.Berbeda dengan definisi kerja sebelumnya yang lebih berfungsi sebagai pengukuhan jati diri organisasi agar organisasi semakin mantap.Pada definisi terdahulu lebih mengungkap mengapa organisasi dapat berhasil, tetapi pada perkembangan selanjutnya bagaimana merekayasa budaya organisasi sebagai salah satu alat dalam meraih kemajuan.Budaya organisasi bukan lagi dipahami dalam semangat romantisme mengapa suatu organisasi dapat mencapai sukses, tetapi dijadikan alat strategis dalam menghadapi perubahan dan diharapkan sebagai salah satu pilar organisasi, yang mengantarkan organisasi memiliki sumber daya manusia yang mumpuni. 40 4. Keselarasan strategi, struktur, dan budaya organisasi Konteks budaya organisasi sebagai alat manajemen ini pula, budaya organisasi dapat dianggap sebagai bagian dari strategi organisasi dalam meraih tujuan.Budaya organisasi telah hadir sebagai bagian dari sinergi yang menghasilkan perkembangan dan kemajuan organisasi. Budaya organisasi akan terkait erat dengan komponen organisasi lainnya. Artiya untuk memperoleh hasil sinergi yang optimal bagi perkembangan organisasi harus ada keselarasan antara strategi bagaimana organisasi mencapai tujuan, struktur bagaimana bentuk organisasi yang dapat 39 Ibid. hlm.62. 40 Ibid. mendukung pencapaian tujuan, dan kultur bagaimana tindakan yang benar untuk mencapai tujuan. 41 Dengan demikian pemanfaatannya budaya organisasi sebagai salah satu adalan daya saing harus dipahami degan semangat holistic.Pemahaman parsial terhadap budaya organisasi merupakan kendala dalam mengoptimalkan budaya organisasi, karena tidak dapat menyelaraskan dengan elemen-elemen lain dalam organisasi untuk menghasilkan sinergi.Dengan pemahaman budaya secara holistik, budaya organisasi tidak terlepas dari segala gerak-gerik perubahan organisasi.Sehingga setiap perkembangan organisasi harus dicermati, sebagai panduan membentuk budaya organisasi. 42 Berdasarkan Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Yayasan, dikatakan bahwa yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya sebagai kekayaan awal.Yayasan terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan itu merupakan konsekuensi logis dari bentuk hukum yayasan sebagai badan hukum.Kekayaan yayasan yang dipisahkan itu sendiri merupakan modal bagi usaha yayasan yang berasal dari modal para pendiri sebagai midal awal, dan kekayaan yang berasal dari sumber-sumber lainnya.

C. Pendirian Yayasan