Sistematika Penelitian Status Badan Hukum Yayasan

kepustakaan.Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang terdapat dalam buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, hasil seminar, dan sumber-sumber lain yang terkait dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. 4. Analisis data Data yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan, dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Metode deskriptif yaitu menggambarkan secara menyeluruh tentang apa yang menjadi pokok permasalahan. Kualitatif yaitu metode analisa data yang mengelompokan dan menyeleksi data yang diperoleh menurut kualitas dan kebenarannya kemudian dihubungkan dengan teori yang diperoleh dari penelitian kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan.

G. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan pemahaman terhadap materi dari skripsi ini dan agar tidak terjadinya kesimpangsiuran dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membaginya dalam beberapa bab dan tiap bab dibagi lagi ke dalam beberapa sub-sub bab. Ada pun bab-bab yang dimaksud adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II RUANG LINGKUP YAYASAN BERDASARKAN PERATURAN YAYASAN DI INDONESIA Bab ini berisikan tinjauan hukum tentang yayasan, struktur organ dalam yayasan, proses pendirian suatu yayasan, yayasan dan kekayaan yayasan itu sendiri. BAB III PERBUATAN PENYALAHGUNAAN FUNGSI DAN TUJUAN YAYASAN Bab ini berisikan tentang fungsi dan tujuan yayasan, bentuk penyalahgunaan fungsi dan tujuan yayasan serta kasus-kasus perbuatan penyalahgunaan fungsi dan tujuan yayasan. BAB IV KEBERADAAN ORGAN PENGAWAS DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN FUNGSI DAN TUJUAN YAYASAN Bab ini berisikan tentang pengaturan organ pengawas dalam Undang- Undang yayasan di Indonesia, hak dan kewajiban organ pengawas dalam mencegah penyalahgunaan fungsi dan tujuan yayasan, serta sanksi atas penyalahgunaan fungsi dan tujuan yayasan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini adalah merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini, dimana dalam bab V ini berisikan kesimpulan dan saran oleh penulis. 18 BAB II RUANG LINGKUP YAYASAN BERDASARKAN PERATURAN HUKUM DI INDONESIA

A. Status Badan Hukum Yayasan

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang Yayasan di Indonesia yakni Undang-Undang Yayasan maka pengertian yayasan sebagaimana dimuat dalam Pasal 1 angka 1 adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Pengertian tentang yayasan itu sendiri tidak hanya terpaku pada apayang dimuat dalam Undang-Undang. Masyarakat, dalam hal ini kalangan akademisi pun dapat mengemukakan pendapatnya tentang pengertian yayasan. Seperti halnya beberapa sarjana berikut : 1. Ali Rido mengatakan bahwa yayasan adalah suatu badan hukum, yang dilahirkan oleh suatu pernyataan sepihak; pernyataan itu harus berisikan pemisahan suatu kekayaan untuk tujuan tertentu, dengan penunjukkan bagaimana kekayaan itu harus diurus dan dipergunakan. 26 26 Ali Rido, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, WakafBandung : Alumni, 1986, hlm. 112. 2. Chidir Ali mengemukakan yayasan adalah suatu badan hukum yang didirikan dengan suatu perbuatan hukum, yang tidak bertujuan untuk membagikan kekayaan dan atau penghasilan kepada pendiri atau penguasanya di dalam yayasan itu, atau kepada orang-orang lain, kecuali sepanjang mengenai yang terakhir ini adalah sesuai dengan tujuan yayasan yang idealistis. 27 Chidir Ali menyatakan bahwa yayasan diciptakan dengan suatu perbuatan yakni pemisahan suatu harta kekayaan untuk tujuan yang tidak mengharapkan keuntungan altruistishe doel serta penyusunan suatu organisasi berikut pengurus, dengan nama sungguh-sungguh dapat terwujud tujuannya dengan alat-alat itu. 28 3. Rochmat Soemitro mengemukakan bahwa yayasan merupakan suatu badan usaha yang lazimnya bergerak di bidang sosial dan bukan menjadi tujuannya untuk mencari keuntungan, melainkan tujuannya adalah untuk melakukan usaha yang bersifat sosial. 29 Mengikuti pandangan Meijers maka yayasan terdapat pokok-pokok sebagai berikut : 1. penetapan tujuan dan organisasi oleh para pendirinya; 2. tidak memiliki anggota; 3. tidak ada hak bagi pengurusnya untuk mengadakan perubahan yang berakibat jauh dalam tujuan organisasi; 27 Chidir Ali, Op.Cit, hlm. 86. 28 Ibid. 29 Rochmat Soemitro,Op.Cit, hlm. 9. 4. perwujudan dari suatu tujuan, terutama dengan modal yang diperuntukkan untuk itu. 30 Selain itu sebenarnya pengaturan mengenai yayasan telah ada diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPdt seperti yang ada diatur dalam pasal-pasal berikut : Pasal 365 KUHPdt Dalam segala hal, bilamana Hakim harus mengangkat seorang wali, maka perwalian itu boleh diperintahkan kepada suatu perhimpunan berbadan hukum yang bertempat kedudukan di Indonesia, kepada suatu Yayasan atau lembaga amal yang anggaran dasarnya, akta-akta pendiriannya atau reglemennya berusaha memelihara anak-anak belum dewasa untuk waktu yang lama. Pasal 899 KUHPdt Dengan mengindahkan akan ketentuan dalam Pasal 2 Kitab Undang-Undang ini, untuk dapat menikmati sesuatu dari suatu surat wasiat, seorang harus telah ada, tatkala si yang mewariskan meninggal dunia. Pasal 900 KUHPdt Tiap-tiap pemberian hibah dengan surat wasiat untuk keuntungan badan- badan amal, lembaga-lembaga keamanan, gereja atau rumah-rumah sakit, tak akan mempunyai akibatnya, melainkan sekedar kepada pengurus badan-badan tersebut, oleh Presiden atau penguasa yang ditunjuk oleh Presiden, telah diberi kekuasaan untuk mjenerimanya. Pasal 1680KUHPdt Penghibahan-penghibahan kepada lembaga-lembaga umum atau lembaga- lembaga keagamaan, tidak mempunyai akibat, selain sekedar oleh Presiden atau penguasa-penguasa yang ditunjuk olehnya telah diberikan kekuasaan kepada para pengurus lembaga-lembaga tersebut, untuk menerima pemberian- pemberian itu. 30 Chidir Ali,Op. Cit,hlm. 86. Berdasarkan beberapa pengertian yayasan yang telah dikemukakan di atas baik dari Undang-Undang tentang yayasan maupun juga dari beberapa pendapat sarjana maka dapat dilihat bahwa yayasan didirikan bukan untuk mencari keuntungan layaknya badan hukum yang lainnya seperti halnya PT Perseroan Terbatas. Sangat jelas bahwa yayasan merupakan salah satu dari pada suatu badan hukum di Indonesia. Pengertian badan hukum legal entity menurut Black’s Law Dictionary adalah : 31 Berkaitan dengan badan hukum, terdapat ketentuan Staatblad 1870 No. 64 tentang Rechtpersoonlijkheid Van Vereenigingen Perkumpulan-perkumpulan Berbadan Hukum dalam alinea pertama Pasal 8 yang mengatur : “ Vereeniginge, niet als regtpersonen bij algemeene verordening ingesteld of niet erkend volgens deze verordening, kunnen als zoodaning gene burgerlijke handelingen aangaan”yang diterjemahkan menurut versi Engelbrecht sebagai berikut : “Perkumpulan- perkumpulan, yang tidak didirikan sebagai badan hukum menurut peraturan umum algemeene verordening atau tidak diakui menurut peraturan ini, dengan demikian tidak dapat melakukan tindakan-tindakan perdata”. “ An entity, other than natural person, who has sufficient existence in legal contemplation that it can function legally, be sued or sue and make decisions through agents as in the case of corporation.” 32 Peraturan tersebut mengatur mengenai perkumpulan, namun demikian rumusan tersebut dapat diketahui bahwa badan hukum adalah suatu badan yang 31 Arie Kusumastuti Maria Suhardiadi,Op. Cit,hlm. 18. 32 Ibid. mampu dan berhak serta berwenang untuk melakukan tindakan-tindakan perdata.Hal ini berarti pada dasarnya badan hukum bersifat permanen, artinya suatu badan hukum tidak dapat dibubarkan hanya dengan persetujuan para pendiri atau anggotanya.Badan hukum hanya dapat dibubarkan jika telah dipenuhi segala ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan dalam anggaran dasarnya, yang menjadi sumber eksistensi badan hukum tersebut. Sebagai konsekuensinya, keberadaan badan hukum tidak tergantung pada kehendak para pendirinya ata para anggotanya tetapi pada apa yang ditentukan oleh hukum. 33 Kegiatan yayasan harus sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan, dan harus secara jelas dirumuskan dalam anggaran dasar yayasan.Walau pun dikatakan bahwa yayasan didirikan tidak untuk mencari keuntungan, namun yayasan tetap dapat menjalankan suatu usaha.Pengertian usaha menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S. Poerwadarminta adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai sesuatu maksud; pekerjaan perbuatan, daya upaya, ikhtiar untuk mencapai sesuatu maksud. 34 Kenyataan praktek sehari-hari pun sering ditemukan yayasan menjalankan kegiatan usaha. Yayasan-yayasan demikian menjalankan usaha secara partikelir dengan kegiatan di bidang pemberian jasa yang bersifat non-profit, misalnya dengan menjalankan usaha rumah bersalin, rumah sakit, klinik profesi dokter, panti jompo, panti asuhan, pemberantasan penyakit dan permasalahan masyarakat, pendidikan, 33 Ibid. 34 W.J.S. Poerwardarminta, diolah kembali oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, cet. 5. Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976, hlm. 1136. ilmu pegetahuan, kesenian, olah raga, pemberdayaan dan pembinaan swadaya masyarakat, urusan kematian, dan sebagainya. Tentang Yayasan dalam melakukan suatu kegiatan usaha pun sebenarnya telah diatur dalam Undang-Undang Yayasan. Hal ini dapat kita lihat dalam beberapa pasal, yakni Pasal 3, Pasal 7, dan Pasal 8 Undang-Undang Yayasan. Bunyi dari beberapa pasal tersebut adalah sebagai berikut : Pasal 3 1 Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha danatau ikut serta dalam suatu badan usaha. 2 Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada Pembina, Pengurus, dan Pengawas Pasal 7 1 Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan. 2 Yayasan dapat melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk usaha yang bersifat prospektif dengan ketentuan seluruh pernyataan tersebut paling banyak 25 dua puluh lima persen dari seluruh nilai kekayaan Yayasan. 3 Anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas Yayasan dilarang merangkap sebagai Anggota Direksi atau Pengurus dan Anggota Dewan Komisaris atau Pengawas dari badan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2. Pasal 8 Kegiatan usaha dari badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 1 harus sesuai dengan maksud dan tujuan Yayasan serta tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, danatau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan beberapa pasal di atas dapat dilihat dengan jelas pengaturan mengenai sah dan legalnya suatu yayasan dalam menjalankan kegiatan usaha dengan membentuk suatu badan usaha.Namun ada hal penting yang harus diperhatikan ialah bahwa badan usaha yang didirikan yayasan tersebut harus sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan sejak awal yaitu tujuan tertentu di bidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan.

B. Struktur Organisasi dalam Yayasan