Bentuk Penyalahgunaan Fungsi dan Tujuan Yayasan

tidak memperhatikan manajemen SDM nya, maka ini dapat menjadi suatu masalah dikemudian hari sehingga focus dari pada yayasan itu sendiri tertuju pada permasalahan SDM tersebut dan kemudian secara tidak langsung yayasan tidak dapat berkonsentrasi secara penuh terhadap apa yang menjadi fungsi dan tujuannya. c. Fungsi Finansial Fungsi ini termasuk salah satu fungsi penunjang aktivitas inti dalam rangka Yayasan mengejar tujuannya di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Fungsi ini sangat erat kaitannya dengan dana yang dimiliki oleh yayasan. Sehingga, sifat dari pada Fungsi Finansial ini lebih kepada, cashflow,internal control, donor relation, akuisisi, dan portofolio investasi. d. Fungsi General Affairs Fungsi ini menjadi sangat penting karena berkaitan erat dengan bagian masyarakat yang akan menjadi objek pelayanan. Selain dari pada itu selalu saja ada masalah yang menyangkut peraturan dari instansi pemerintahan baik pusat maupun daerah.Sehingga sangat diperlukannya suatu kemampuan yang baik untuk melakukan relasi dalam hal melancarkan pencapaian tujuan yayasan.

B. Bentuk Penyalahgunaan Fungsi dan Tujuan Yayasan

Suatu yayasan didirikan awalnya adalah dengan maksud dan tujuan yang baik. Sesuai dengan tujuannya yang tercantum di dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Yayasan, maka tujuan yayasan adalah di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Tujuan yayasan ini sangatlah mulia karena bersifat kedermawanan dan membantu sesama manusia. Namun dalam prakteknya ada saja permasalahan yang timbul dari pada badan hukum yayasan ini.Permasalahan tersebut sangat mengganggu pencapaian tujuan yayasan atau bahkan dapat menghilangkan jati diri yayasan sebagai suatu badan hukum yang bersifat kedermawanan. Pada waktu yang lalu, mungkin juga sampai saat ini, yayasan banyak digunakan dan ataupun melakukan kegiatan yang sulit dibedakan dengan kegiatan usaha yang bertujuan memperoleh keuntungan.Lebih dari itu, yayasan kemudian menjadi semacam Holding Company yang banyak mendominasi kegiatan ekonomi melalui berbagai badan usaha yang diciptakannya. Terkait hal pencapaian tujuannya, yayasan memiliki organ didalamnya yakni, pembina, pengurus, dan pengawas. Ketiga organ ini adalah satu kesatuan dalam struktur organ yayasan walaupun satu dengan yang lain sangat berbeda kewenangannya. Kewenangan yang dimiliki oleh tiap organ yayasan dapat saja disalahgunakan oleh oknum-oknum pemangku jabatannya.Penyalahgunaan wewenang ini merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan terjadinya penyalahgunaan fungsi dan tujuan yayasan. Penyalahgunaan atau penyimpangan fungsi dan tujuan yayasan lainnya sebenarnya bersumber pada undang-undang itu sendiri.Dalam berbagai peraturan perundang-undangan dapat ditemukan ketentuan yang mensyaratkan penyelenggaraan suatu kegiatan dilakukan oleh yayasan.Di sektor pendidikan, universitas swasta harus dikelola oleh yayasan. Demikian pula dengan sektor kesehatan yang mensyaratkan rumah sakit didirikan dalam bentuk yang sama. Padahal, sesungguhnya tidak semua kegiatan pendidikan ataupun kesehatan hanya bersifat sosial. Bagi mereka yang ingin mendirikan lembaga pendidikan atau rumahy sakit untuk tujuan komersial tentunya tidak mempunyai pilihan lain selain menggunakan yayasan sebagai suatu persyaratan yang telah ditentukan oleh undang- undang. Akibatnya adalah yayasan didirikan untuk sekedar memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan.Padahal yayasan tersebut dikelola sebagaimana layanya sebuah PT Perseroan Terbatas yang merupakan badan hukum yang mencari keuntungan. Dalam keyataan praktek sehari-hari pun, sering kita temui yayasan menjalankan kegiatan usaha. Yayasan-yayasan demikian menjalankan usaha secara partikelir dengan kegiatan di bidang pemberian jasa yang bersifat non-profit, misalnya dengan menjalankan usaha rumah bersalin, rumah sakit, klinik profesi dokter, panti jompo, panti asuhan, pemberantasan penyakit dan permasalahaan masyarakat, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesenian, olah raga, pemberdayaan dan pembinaan swadaya masyarakat, urusan kematian, dan sebagainya. Bahkan tidak jarang yayasan hanya melakukan kegiatan usaha bagi kepentingan kalangan tertentu, misalnya anggota suatu keluarga tertentu. Yayasan-yayasan tersebut secara langsung turut terlibat dalam kegiatan usahanya dengan mengoperasikan dan mengelola usahanya, dalam arti menerima sejumlah pemasukan yang antara lain berasal dari pendapatan kegiatan usahanya serta melakukan sejumlah pengeluaran untuk melaksanakan kegiatan usahanya, melakukan pencatatan-pencatatan atas sejumlah pemasukkan dan pengeluarannya termasuk mencatat adanya surplus ataupun deficit usahanya sebagaimana layaknya suatu badan usaha komersial. 54 1. Pasal 3 ayat 2 Berdasarkan Undang-Undang Yayasan sebenarnya tidak dicantumkan secara tegas mengenai perbuatan penyalahgunaan fungsi dan tujuan yayasan. Namun dari beberapa pasal yang ada, maka dapat dilihat dengan jelas mengenai perbuatan- perbuatan penyalahgunaan yayasan tersebut, seperti yang dicantumkan dalam beberapa pasal berikut : “Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada Pembina, Pengurus, dan Pengawas.” Sebuah yayasan diperbolehkan untuk melakukan kegiatan usaha semata-mata hanya untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuan yayasan yaitu di bidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan.Sehingga, dapat diartikan bahwa hasil dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh yayasan hanya dapat dipergunakan untuk maksud dan tujuan yayasan dan bukan kepada tiap organ dalam yayasan tersebut. 2. Pasal 5 “Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan berdasarkan Undang-Undang ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung kepada Pembina, Pengurus, Pengawas, karyawan atau pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap Yayasan.” Yayasan didirikan bukan untuk mencari suatu keuntungan melainkan yayasan didirikan untuk tujuan kedermawanan.Sehingga, apabila kekayaan yang diperoleh 54 Arie Kusumastuti Maria Suhardiadi. Op Cit. hlm. 26 yayasan baik berupa uang maupun barang dialihkan dan dibagikan kepada setiap pihak yang berkepentingan terhadap yayasan, maka dapat menimbulkan permasalahan dalam yayasan menjalankan maksud dan tujuannya.Yayasan tidak lagi dapat melaksanakan maksud dan tujuannya karena tidak adanya harta kekayaan yang dimiliki yayasan untuk melakukan hal itu. Yayasan berubah fungsi, bukan lagi sebagai badan hukum yang berkarakteristik kedermawanan dan tidak mencari keuntungan melainkan menjadi badan hukum yang tidak lain halnya dengan badan hukum persroan. 3. Pasal 8 “Kegiatan usaha dari badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 1 harus sesuai dengan maksud dan tujuan Yayasan serta tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, danatau peraturan perundang-undangan yang berlaku.” Yayasan diperbolehkan menjalankan suatu kegiatan usaha.Kegiatan usaha yang dijalankan oleh suatu yayasan ditujukan untuk menunjang tercapainya maksud dan tujuan yayasan. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap pelaksanaan dari pada maksud dan tujuan yayasan memerlukan dana atau biaya, sehingga yayasan dalam hal ini dimaksudkan memiliki kemandirian dan tidak bergantung pada pihak lain. Walaupun yayasan diperbolehkan menjalankan kegiatan usaha, namun kegiatan usaha yayasan tersebut haruslah sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan dan setiap hasil yang diperoleh dari setiap kegiatan usaha yayasan harus ditujukan atau diarahkan untuk pencapaian maksud dan tujuan yayasan. 4. Pasal 15 ayat 1 “Yayasan tidak boleh memakai nama yang telah dipakai secara sah oleh Yayasan lain atau bertentangan dengan ketertiban umum danatau kesusilaan.” Pendirian suatu yayasan merupakan syarat yang mutlak adalah nama dari pada yayasan tersebut. Nama dari pada yayasan menggambarkan secara tidak langsung maksud dan tujuan atau fungsi dari pada suatu Yayasan tersebut. Apabila ada suatu yayasan ketika didirikan menggunakan nama yang sama dengan yayasan lain yang telah berdiri terlebih dahulu, maka dapat menimbulkan permasalahan dalam hal yayasan yang memiliki kesamaan nama itu melakukan pertanggungjawaban terkait suatu permasalahan hukum. 5. Pasal 26 ayat 4 “Kekayaan Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan.” Setiap kekayaan yang dimiliki oleh sebuah yayasan tidak lain hanya lah untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan yaitu di bidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan. Di luar dari pada 3 tiga hal tersebut maka dapat dikatakan sebagai penyalahgunaan fungsi dan tujuan yayasan, karena maksud dan tujuan yayasan tidak tercapai dan fungsi dari pada yayasan berubah seketika menjadi suatu badan hukum yang berorientasi pada keuntungan. Berdasarkan beberapa pasal yang telah disebutkan di atas, dapat dilihat terkait beberapa hal yang dapat menimbulkan terjadinya penyalahgunaan baik fungsi dan tujuan yayasan.Bentuk penyalahgunaan dari pada suatu yayasan itu sendiri berdasarkan beberapa pasal di atas dapat terjadi sejak awal Yayasan itu didirikan atau pun saat Yayasan itu dijalankan dalam hal ini kepengurusannya. Tidak terhindarkan, baik Pendiri, Pembina, Pengurus, Pengawas atau bahkan karyawan serta pihak lain yang berkepentingan terhadap Yayasan memiliki peluang untuk melakukan tindakan penyalahgunaan fungsi dan tujuan Yayasan baik individu maupun secara bersama- sama. Pemerintah sudah sangat tepat membuat peraturan mengenai Yayasan yang diwujudkan melalui Undang-Undang Yayasan. Larangan-larangan yang ditujukan dengan sangat tepat dan cermat, baik kepada Yayasan maupun kepada organ-organ yang ada didalamnya berdasarkan Pasal-Pasal yang ada dalam Undang-Undang ini, kiranya dapat memberikan suatu peringatan kepada Yayasan atau Organ didalamnya untuk tidak melakukan tindakan-tindakan penyalahgunaan fungsi dan tujuannya.

C. Kasus-kasus Perbuatan Penyalahgunaan Fungsi dan Tujuan Yayasan