Tugas Organ Pengawas Dalam Mencegah Penyalahgunaan Fungsi dan Tujuan Yayasan

B. Tugas Organ Pengawas Dalam Mencegah Penyalahgunaan Fungsi dan Tujuan Yayasan

Organ pengawas yayasan merupakan organ yang sangat penting dalam hal pencapaian tujuan didirikannya suatu yayasan.Secara praktis jika dibandingkan dengan organ pengurus yayasan yang melakukan kepengurusan yayasan, dapat dikatakan bahwa tugas yang diemban oleh organ pengawas yayasan lebih sedikit dari pada pengurus yayasan.Namun, tugas dan wewenang yang dimiliki oleh organ pengawas yayasan sangat penting walaupun sedikit, karena hal ini yang menentukan baik tidaknya kepengurusan yayasan yang dilakukan oleh organ pengurus yayasan. Dalam hal mengenai penyalahgunaan yayasan, sangat erat sekali kaitan untuk melakukan investigasi terhadap kepengurusan yayasan. Dalam hal ini sebenarnya yayasan dapat saja melakukan penerapan prinsip Good Foundation Governance, dimana prinsip ini mengarahkan perhatian pada peningkatan kinerja yayasan foundation performance melalui supervise atau monitoring dari kinerja pengurus dan sekaligus memastikan akuntabilitas pengurus kepada publik. 59 Good Foundation Governance sangat penting karena itu merupakan upaya memotivasi pengurus untuk meningkatkan keberhasilan effectiveness dan sekaligus juga mengendalikan perilaku pengurus agar tetap mengindahkan kepentingan stakeholders, dalam kerangka yang sudah disepakati bersama. Secara umum Good Foundation Governance meliputi empat hal pokok yang diambil dari OECD tentang 59 Fx.Sujanto, dkk.Op Cit. hlm. 67. GCG yaitu :fairness, transparency, accountability, responsibility, dan ditambahkan dengan community needs, inititive, dan communication. 60 Good Foundation Governance merupakan proses dan struktur dari berbagai kegiatan untuk memastikan bahwa kinerja yayasan sesuai dengan yang diinginkan oleh Stakeholders. Sehubungan dengan itu berbagai sarana yang pada umumnya digunakan untuk memastikan keberhasilan korporat dan sekaligus menjaga kepentingan para Stakeholders. 61 Good Foundation Governance sangat diperlukan di dalam upaya meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas, dan kinerjanya.Disinilah pentingnya implementasi Good Foundation Governance dilaksanakan dengan seksama, memperhatikan berbagai kondisi yang dihadapi serta didasarkan situasi organisasi yang realistis, sehingga implementasi didasarkan pada asumsi nyata kondisi yang dihadapi. 62 Di luar dari pada prinsip tersebut di atas sesungguhnya yayasan sendiri sudah memiliki organ yang dapat mengurangi bahkan mencegah untuk terjadinya penyalahgunaan yayasan, yaitu organ pengawas yayasan. Organ pengawas yayasan dapat melakukan suatu tindakan berdasarkan kewenangan yang telah diberikan kepadanya, baik berdasarkan Undang-Undang maupun berdasarkan Anggaran Dasar yayasan untuk melakukan pencegahan terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan pengurus yayasan dalam melakukan kepengurusan yayasan, yang mana tindakan 60 Ibid. 61 Ibid, hlm 68. 62 Ibid. Pengurus tersebut dapat menimbulkan konflik atau pun dapat diduga adanya unsur penyalahgunaan yayasan. Kemudian apabila ditemukan bahwa ada pengurus yayasan yang melakukan kepengurusan yayasan secara tidak baik, maka pengawas dapat memberhentikan sementara pengurus tersebut dengan menyebutkan alasannya.Kemudian terkait dengan pemberhentian pengurus tersebut, pengawas wajib memberikan laporan terkait hal tersebut kepada pembina paling lambat 7 tujuh hari terhitung sejak tanggal pemberhentian sementara. Sebenarnya, tindakan pencegahan yang dilakukan oleh organ pengawas yayasan terkait dengan penyalahgunaan yayasan tidaklah ditulis secara langsung di dalam Undang-UndangYayasan.Namun ada di dalam beberapa pasal terkait, maka dapat kita lihat secara jelas bahwa organ pengawas yayasan dapat melakukan pencegahaan itu. Sebagai contoh dapat dilihat dalam pengaturan megenai laporan tahunan yang wajib dilakukan oleh pengurus yayasan dalam hal tutup buku tahunan yayasan.Laporan tahunan ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengurus Yayasan. Dalam Pasal 48 ayat 1 Undang-Undang Yayasan dikatakan bahwa, pengurus wajib membuat dan menyimpan catatan atau tulisan yang berisi keterangan mengenai hak dan kewajiban serta hal lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha yayasan. Kemudian Pasal 49 ayat 1 Undang-Undang Yayasan mengatakan bahwa pengurus berkewajiban menyusun laporan tahunan tersebut dalam jangka waktu paling lambat 5 lima bulan terhitung sejak tanggal tahun buku yayasan ditutup. Laporan Tahunan tersebut sekurang-kurangnya berisi : 1. laporan keadaan dan kegiatan Yayasan selama tahun buku yang lalu serta hasil yang telah dicapai; 2. laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan laporan keuangan; 3. transaksi yang dilakukan oleh yayasan dengan pihak lain yang menimbulkan hak dan kewajiban. Terkait dengan kewenangan pengawas yaitu pencegahan penyalahgunaan yayasan dalam hal laporan tahunan ini adalah dapat dilihat dalam Pasal 50 ayat 2 Undang-Undang Yayasan yang mengatakan bahwa, dalam hal terdapat anggota pengurus atau pengawas tidak menandatangani laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, maka yang bersangkutan harus menyebutkan alasannya secara tertulis. Dalam pasal ini dapat dilihat bahwa adanya peluang bagi pengawas untuk melakukan pencegahan terkait penyalahgunaan yayasan yang dilakukan oleh pengurus yayasan dalam hal apabila pengurus yayasan melakukan kecurangan dalam menyusun laporan tahunan. Sesuai dengan Pasal 42 Undang-Undang Yayasan yang mengatakan bahwa pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan yayasan, maka artinya pengawas dalam hal laporan tahunan tidak saja hanya sekedar melakukan penandatangan, tetapi juga melakukan pengecekkan terhadap laporan tahunan yang disusun oleh pengurus dengan laporan tahunan sebelumnya, serta menyelidiki kesinambungan antara data yang disusun oleh pengurus dalam laporan tahunan dengan bukti kegiatan yang dilakukan oleh yayasan. Sehingga, laporan tahunan tersebut sebelum sampai kepada pembina untuk dirapatkan setidaknya sudah mengalami revisi yang baik dan cermat tanpa adanya kecurangan didalamnya.Dalam hal pengawas tidak menandatangani laporan tahunan tersebut lah yang merupakan tindakan pengawas untuk mencegah penyalahgunaan yayasan.Karena pengawas tidak hanya tidak menandatangani laporan tersebut tetapi juga diharuskan menuliskan alasan tidak menandatangani laporan tahunan tersebut.Hal ini dapat menjadi jalan terakhir bagi pengawas untuk melakukan pencegahan penyalahgunaan yayasan, dimana sesuai dengan Pasal 40 ayat 1 Undang-Undang Yayasan, pengawas bertugas untuk melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. Apabila nasihat yang diberikan oleh pengawas kepada pengurus yayasan tidak diindahkan oleh pengurus yayasan, dan pengurus yayasan tetap pada kecurangannya dalam laporan tahunan tersebut maka, untuk mencegahnya organ pengawas dapat tidak menandatangani laporan tahunan tersebut dan kemudian menuliskan bukti kecurangan yang dilakukan oleh pengurus dalam menyusun laporan tahunan tersebut di dalam alasannya. Berdasarkan pada beberapa kewenangan pengawas di atas, maka dapat dilihat dengan jelas bahwa organ pengawas yayasan sangat dapat melakukan tindakan pencegahan penyalahgunaan yayasan dalam hal kepengurusan yayasan yang dilakukan oleh pengurus.Jikadalam hal pengawas melakukan kewenangannya dan ditemukan tindakan atau pun dugaan-dugaan penyalahgunaan yang dilakukan oleh pengurus yayasan, maka pengawas yayasan dapat memberikan laporan kepada pembina dan memberlakukan pemberhentian sementara, “sementara” karena tidak serta merta pengurus tersebut diberhentikan, namun kemudian dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan kebenarannya.

C. Sanksi Atas Penyalahgunaan Fungsi dan Tujuan Yayasan