19
ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas
perusahaan. 4.
Pemerintah. Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dalam
antitrust regulation. 5.
Auditor Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna
bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu perusahaan. 6.
Manajemen. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan akan
menanggung biaya langsung fee akuntan dan pengacara dan biaya tidak langsung kerugian paksaan akibat ketetapan pengadilan. Sehingga dengan
adanya model prediksi financial distress diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari biaya
langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan.
2.1.6 Rasio Keuangan Memprediksi Financial Distress
Rasio keuangan dapat digunakan sebagai indikasi adanya kebangkrutan Syahyunan, 2013 : 103.
2.1.6.1 Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan. Menurut Kasmir 2008 : 128, rasio likuiditas atau sering disebut juga
20
dengan rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.
Menurut David 2011 : 207 rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo.
Riyanto dalam Vianus, 2011 : 19 menyatakan bahwa : Current ratio yaitu kemampuan perusahaan untuk menyediakan alat-alat yang likuid, sehingga
dapat memenuhi kewajiban finansial pada saat jatuh tempo, kewajiban itu sendiri bisa berkaitan dengan pihak intern maupun pihak ekstern
perusahaan.menunjukan kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas dan pos lancar yang sifatnya hampir mendekati kas yang berguna untuk
memenuhi semua kewajiban yang akan segera jatuh tempo.
Jadi, likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban finansial dengan alat-alat yang sangat likuid untuk jangka
waktu dekat sesuai jatuh tempo yang telah ditetapkan baik dengan pihak intern dan ekstern perusahaan.
Bila perusahaan mampu membayar kewajiban-kewajiban finansialnya, perusahaan dikatakan dalam keadaan likuid dan bila perusahaan tidak mampu
membayar kewajiban-kewajiban finansialnya, perusahaan dapat dikatakan tidak likuid Kasmir, 2008 : 128
Perusahaan yang likuid atau mampu membayar kewajiban-kewajiban finansialnya akan mendapat kepercayaan dari berbagai pihak, baik investor
maupun pelanggan yang akan membantu kelancaran kegiatan usaha. Apabila kegiatan usaha lancar maka perusahaan akan terhindar dari financial distress.
Triwahyuningtias dan Muharam 2012 menemukan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Rasio-rasio likuiditas yang sering
digunakan oleh peneliti, yaitu :
21
a. Current ratio rasio lancar, menunjukan kemampuan dalam memenuhi
kewajiban lancarnya dengan aktiva lancarnya. Current ratio =
Aset lancar Kewajiban lancar
b. Rasio modal kerja bersih tehadap total aktiva, menunjukkan teori.
Rasio Modal Kerja bersih =
aset lancar – kewajiban lancar total aset
2.1.6.2 Leverage