17
3. Adanya manipulasi data, artinya dalam menyusun data, pihak penyususn
mungkin tidak jujur dalam memasukkan angka-angka ke pelaporan yang mereka buat.
4. Perlakuan pengeluaran untuk biaya-biaya antar satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya berbeda. 5.
Penggunaan tahun fiskal yang berbeda, juga dapat menghasilkan perbedaan. 6.
Pengaruh musiman mengakibatkan rasio komperatif akan ikut berpengaruh. 7.
Kesamaan rasio keuangan yag telah dibuat dengan standar industri belum menjamin perusahaan berjalan normal dan telah dikelola dengan baik.
2.1.5 Financial distress
Kebangkrutan adalah kesulitan keuangan yang sangat parah sehingga perusahaan tidak mampu lagi menjalankan operasinya dengan baik. Sedangkan
financial distress adalah kesulitan keuangan yang mungkin mengawali kebangkrutan Setyahadi, 2012 : 7. Financial Distress merupakan suatu kondisi
dimana perusahaan mengalami kondisi yang tidak sehat ataupun kondisi dalam kesulitan keuangannya sehingga dikhawatirkan akan mengalami kebangkrutan
Wijaya, 2013. Financial distress atau kesulitan keuangan merupakan kondisi sebelum terjadinya kebangkrutan. Kesulitan keuangan berarti ketidakmampuan
membayar hutangkewajiban ketika jatuh tempo Low et al, 2001 dalam Fachrudin, 2008.
18
Menurut Brigham dan Daves dalam Andre 2013:6 , tanda-tanda potensi financial distress biasanya terbukti dalam analisis rasio jauh sebelum perusahaan
gagal. Sulit untuk mengetahui tanda-tanda suatu perusahaan mengalami financial
distress. Whitaker Luciana 2003 : 547 mengukur financial distress dengan cara adanya arus kas yang lebih kecil dari utang jangka panjang saat ini. Menurut
Hofer dan Whitaker Luciana 2003 : 547 mendefinisikan financial distress jika beberapa tahun perusahaan mengalami laba bersih operasi net operating income
negatif. Prediksi Financial Distress perusahaan menjadi perhatian dari banyak
pihak. Pihak-pihak yang menggunakan model tersebut meliputi : 1.
Pemberi pinjaman. Penelitian berkaitan dengan prediksi financial distress mempunyai
relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan apakah akan memberi suatu pinjaman dan menentukan kebijakan untuk
mengawasi pinjaman yang telah diberikan. 2.
Investor. Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika
akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran kembali pokok dan bunga.
3. Pembuat peraturan.
Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan individu, hal
19
ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas
perusahaan. 4.
Pemerintah. Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dalam
antitrust regulation. 5.
Auditor Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna
bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu perusahaan. 6.
Manajemen. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan akan
menanggung biaya langsung fee akuntan dan pengacara dan biaya tidak langsung kerugian paksaan akibat ketetapan pengadilan. Sehingga dengan
adanya model prediksi financial distress diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari biaya
langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan.
2.1.6 Rasio Keuangan Memprediksi Financial Distress