Latar Belakang Pengaruh Likuidtas, Leverage, Profitabilitas, Growth, Dan Rasio Keuangan Dalam Penelitian Altman Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2013

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiiki harapan agar perusahaannya menghasilkan keuntungan yang besar dan beroperasi secara terus- menerus. Akan tetapi, kehidupan perusahaan tidak selamanya baik. Seperti halnya manusia yang bisa sakit bahkan meninggal, perusahaan juga bisa sulit bahkan bangkrut. Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004, kebangkrutan adalah keadaan dimana suatu institusi dinyatakan oleh keputusan pengadilan bila debitur memiliki dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih. Banyak perusahaan mengalami kebangkrutan pada tahun 2008. Hal itu terjadi akibat krisis keuangan global. Salah satu penyebab krisis keuangan global tersebut yaitu skema subprime mortgage. Skema subprime mortgage AS memiliki efek domino hingga menyebabkan perusahaan- perusahaan besar bangkrut. Aliya 2013: alinea 8 mengemukakan bahwa sepertiga dari perusahaan di Spanyol yang mendaftar bangkrut pada tahun 2003 merupakan efek dari krisis keuangan global. Kebangkrutan juga dialami oleh perusahaan di Indonesia. Firdaus 2015: alinea pertama mengemukakan bahwar terdapat lima perusahaan yang bangkrut di Kabupaten Bekasi akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Kebangkrutan merupakan kondisi yang paling ditakuti oleh setiap perusahaan karena kebangkrutan merupakan akhir hidup suatu perusahaan. 2 Banyak perusahaan telah berdiri pada saat ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Untuk dapat bersaing perusahaan harus memiliki kinerja yang baik. Bila perusahaan tidak mampu untuk bersaing maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian yang pada akhirnya membuat perusahaan mengalami financial distress dan jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut akan terjadi kebangkrutan. Kebangkrutan merupakan fase akhir perusahaan. Untuk menghindari kebangkrutan, penting bagi perusahaan mengetahui apakah perusahaannya atau perusahaan supplier mengalami financial distress atau tidak mengalami financial distress sehingga dapat dilakukan tindakan- tindakan untuk mengantisipasi kondisi yang mengarah kebangkrutan. Banyak literatur yang membahas model kebangkrutan, akan tetapi sedikit yang membahas financial distress dikarenakan definisi mengenai financial distress berbeda-beda. Menurut Brahmana 2007, financial distress terjadi karena perusahaan tidak mampu mengelola dan menjaga kestabilan kinerja keuangan sehingga menyebabkan perusahaan mengalami kerugian operasional dan kerugian bersih untuk tahun yang berjalan. Lebih lanjut, dari kerugian yang terjadi akan mengakibatkan defisiensi modal dikarenakan penurunan nilai saldo laba yang terpakai untuk melakukan pembayaran dividen, sehingga total ekuitas secara keseluruhan pun akan mengalami defisiensi. Kondisi tersebut mengindikasikan suatu perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan financial distress yang pada akhirnya jika perusahaan tidak mampu keluar dari kondisi tersebut di atas, maka perusahaan tersebut akan mengalami kepailitan. Menurut Almilia 2003, 3 suatu perusahaan yang dikategorikan mengalami financial distress adalah jika perusahaan tersebut mengalami laba operasi negatif selama dua tahun berturut- turut. Laporan keuangan merupakan gambaran mengenai kondisi suatu perusahaan. Informasi mengenai penjualan, keuntungan, arus kas, dan lain-lain dapat dilihat di laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan gambaran menyeluruh kondisi perusahaan pada saat ini dan mendatang. Dari laporan keuangan dapat diketahui perusahaan dalam kondisi baik atau tidak. Data-data dari laporan keuangan perlu dianalisis untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengguna. Sesuai kegunaan analisis laporan keuangan, kebangkrutan perusahaan dapat dilihat dan diukur. Salah satu aspek penting analisis terhadap laporan keuangan dari sebuah perusahaan adalah kegunaannya untuk meramal kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan sehingga analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kebangkutan perusahaan. Hal ini berarti bahwa financial distress juga dapat diprediksi melalui laporan keuangan. Alat analisis laporan keuangan yang paling populer dan banyak digunakan oleh peneliti adalah analisis rasio keuangan. Menurut Foster dalam Almilia, 2003:1 menyatakan empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan dilakukan dengan model rasio keuangan yaitu: 1 Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau antar waktu, 2 Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistik yang digunakan, 3 Untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan dengan rasio keuangan, 4 Untuk 4 mengkaji hubungan empirik antara rasio keuangan dan estimasi atau variabel tertentu seperti kebangkrutan atau financial distress. Analisis rasio yang sering digunakan adalah analisis kredit, profitabilitas, dan valuasi. Rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi atau menganalisa financial distress perusahaan. Beberapa peneliti yang menggunakan rasio keuangan untuk memprediksi financial distress adalah : Orina Andre 2013, Luciana Spica Almilia 2003, Bernard Baimwera dan Antony Murini Muriuki 2014. Likuiditas merupakan salah satu rasio keuangan. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya. Perusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya akan mempengaruhi kepercayaan akan perusahaannya baik dari kreditur ataupun pemasok sehingga dapat mengganggu kelancaran operasi perusahaan. Bila hal tersebut berlangsung lama, perusahaaan akan mengalami kesulitan keuangan. Dengan kata lain, financial distress dapat diketahui dengan rasio keuangan likuiditas. Leverage adalah teknik untuk memperbanyak keuntungan dan kerugian dengan membeli lebih banyak aset dengan menggunakan dana pinjaman. Aktifitas pendanaan yang meningkat akan mempengaruhi financial distress karena peningkatan pinjaman dan bunga pinjaman meningkatkan biaya bagi perusahaan. 5 Profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Rasio ini juga menggambarkan kinerja perusahaan. Perusahaan yang tidak memiliki keuntungan dalam jangka panjang akan mengurangi retained earnings perusahaan. Retained earnings perusahaan yang menurun dan lambat laun akan memicu financial distress. Growth merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang tidak bertumbuh akan tersaingi oleh perusahaan lain sehingga dapat mengarah kebangkrutan. Rasio growth dapat digunakan menentukan financial distrees. Akan tetapi, beberapa peneliti menyatakan bahwa likuiditas, leverage, profitabilitas, dan growth berpengaruh terhadap financial distress dan ada juga peneliti yang menyatakan tidak berpengaruh. Menurut Altman dalam Maulana, 2010: 8 menyatakan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk meramalkan kebangkrutan perusahaan. Rasio keuangan yang dinyatakan yaitu : 1 working capital to total assets, 2 retained earnings to total assets, 3profit before interest and tax to total assets, 4 market value of equity to book value of total debt, dan 5 sales to total assets. Akan tetapi, kelima rasio tersebut bukan rasio keuangan populer yang digunakan oleh banyak peneliti. Rasio keuangan seperti likuiditas, leverage, profitabilitas, dan growth adalah rasio yang paling populer yang digunakan dalam penelitian. 6 Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya terutama pada penelitian yang dilakukan oleh Orina Andre 2013 yang berjudul “ Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage dalam memprediksi Financial Distress Studi Empiris Pada Perusahaan Aneka Industri yang Terdaftar di BEI”. Sampel penelitian ini adalah perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas dan leverage berpengaruh signifikan dalam memprediksi financial distress. Likuiditas tidak berpengaruh dalam memprediksi financial distress. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: 1. Penelitian ini menggunakan 5 variabel independen diantaranya likuiditas, leverage, profitabilitas, growth dan rasio keuangan dalam penelitian Altman serta 1 variabel dependen yaitu financial distress. Berbeda dengan penelitian Andre 2013 tidak menggunakan variabel growth dan rasio keuangan dalam penelitian Altman. 2. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Berbeda dengan penelitian Andre 2013 yang menjadi populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. 3. Penelitian ini mengambil sampel tahun penelitian yang lebih baru, yaitu dengan menggunakan laporan keuangan dari tahun 2011-2013 sedangkan Andre 2013 mengambil sampel dari tahun 2006-2011. 7 Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini mengambil judul “PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, GROWTH, DAN RASIO KEUANGAN DALAM PENELITIAN ALTMAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2013”

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuidtas, Leverage, Profitabilitas, Growth, Dan Rasio Keuangan Dalam Penelitian Altman Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2013

0 0 12

Pengaruh Likuidtas, Leverage, Profitabilitas, Growth, Dan Rasio Keuangan Dalam Penelitian Altman Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2013

0 0 2

Pengaruh Likuidtas, Leverage, Profitabilitas, Growth, Dan Rasio Keuangan Dalam Penelitian Altman Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2013

0 0 8

Pengaruh Likuidtas, Leverage, Profitabilitas, Growth, Dan Rasio Keuangan Dalam Penelitian Altman Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2013

0 0 22

Pengaruh Likuidtas, Leverage, Profitabilitas, Growth, Dan Rasio Keuangan Dalam Penelitian Altman Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2013

1 4 3

Pengaruh Likuidtas, Leverage, Profitabilitas, Growth, Dan Rasio Keuangan Dalam Penelitian Altman Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2013

0 1 43

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, SALES GROWTH, DAN AKTIVITAS TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2013-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, SALES GROWTH, DAN AKTIVITAS TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2013-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, SALES GROWTH, DAN AKTIVITAS TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2013-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, SALES GROWTH, DAN AKTIVITAS TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2013-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 24