29
individu tersebut, seperti misalnya timbulnya malas belajar, malas sekolah, keinginan bergaul, hanya dengan orang-orang tertentu, dan lain-lain.
d. Early Addiction Adalah periode dimana individu sampai pada perilaku ketergantungan baik
fisik, maupun psikologis, dan perilaku ketergantungan ini sangat mengganggu kehidupan sosial individu tersebut. Yang bersangkutan nyaris sulit mengikuti
pola hidup orang normal sebagaimana mestinya dan mulai terlibat pada perbuatan yang melanggar norma dan nilai yang berlaku.
e. Severe Addiction Adalah periode dimana individu hanya hidup untuk mempertahankan
ketergantungannya, sama sekali tidak memperhatikan lingkungan sosial dan dirinya sendiri. Pada tahap ini, individu biasanya sudah terlibat pada tindakan
criminal yang dilakukan demi memperoleh narkoba yang diingankan. Kapan seseorang sampai pada tahap kontinum terakhir ketergantungan
berat
severe addiction
, sangat tergantung pada beberapa hal: a Factor individu: biologis, psikologis, dan sosial
b Jenis zat: opiat adalah zat paling cepat menimbulkan ketergantungan
high addict
2.3.4 Dampak Adiksi Terhadap Penyalahguna
Dalam kecanduan seseorang terdapat suatu lingkaran yang tidak berhenti kecuali seseorang mulai melakukan intervensi memutuskan pola adiksi tersebut.
Pada intinya, lingkaran ini menjelaskan ketidaknyamanan yang dialami seseorang dimana dia menggunakan narkoba sebagai sarana untuk meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
30
kondisinya, yang selanjutnya justru akan mendorong penyalahguna tersebut untuk mengalami rasa tidak nyaman kembali. Dytop inc., 2001.
Keadaan fisik dan psikis yang muncul ketika penyalahguna narkoba mulai mengalami ketergantungan narkoba menyebabkan ketidaknyamanan yang
ditunjukkan oleh perubahan perilaku dan ekspresi secara verbal dan non-verbal. Pola perilaku negative pada diri penyalahguna narkoba tersebut menambah parah
keadaan psikis yang sebaliknya akan juga memperburuk keadaan perilaku penyalahguna narkoba tersebut. Berbagai macam pola negatif fisik, psikis, dan
perilaku mendorong penyalahguna narkoba untuk ―harus‖ mengkonsumsi
narkoba kompulsif. Hal ini akan memperburuk kembali keadaan fisik dan psikisnya dan akan membentuk perilaku yang semakin negatif. Skema
menunjukkan lingkaran adiksi yang semakin parah dan tidak pernah berakhir kecuali adanya usaha secara sungguh-sungguh baik dari diri penyalahguna
narkobanya maupun orang-orang disekelilingnya untuk menghentikan perputaran lingkaran tersebut tidak intervensi.
2.3.5 Tahap-tahap Perubahan
Sebagai suatu penyakit kronis, adiksi tidak dapat disembuhkan. Pulih merupakan kata yang lebih tepat dalam menggambarkan upaya seseorang
mengatasi penyakit ini. Pemulihan
recovery
seorang penyalahguna narkoba berlangsung seumur hidup dimana dia dan lingkungannya harus berjalan
beriringan dalam mempertahankan pemulihan mereka. Tujuan pemulihan diawali oleh stabilitas fisik penyalahguna. Selanjutnya diarahkan agar penyalahguna
memandang dirinya serta lingkungannya melalui sudut pandang yang positif
Universitas Sumatera Utara
31
disertai dengan penerimaan diri, sehingga penyalahguna menyadari dirinya sebagai individu yang memiliki peran, hak serta kewajiban di dalam masyarakat.
Dalam proses tersebut penyalahguna tidak akan mempertahankan pemulihannya jika tidak didukung oleh pola interaksi yang sehat dengan lingkungan.
Pada dasarnya program pemulihan ditargetkan kepada proses reintegrasi penyalahguna ke masyarakat umum dimana dirinya memiliki peran serta kualitas
hidup yang memadai untuk hidup wajar sebagai bagian dari masyarakat. Memotivasi individu yang mengalami ketergantungan pada narkoba untuk mau
menghentikan pola penggunaan zatnya bukanlah hal mudah. Ada tahap-tahap perubahan yang dialami oleh seorang penyalahguna narkoba yang mempengaruhi
proses pemulihannya. Tahap-tahap perubahan tersebut yaitu:
a.
Precontemplation
Tahap dimana penyalahguna umumnya belum mau mengakui bahwa perilaku penggunaan narkobanya merugikan dirinya sendiri, keluarga dan
lingkungannya. Pada tahap ini seorang penyalahguna akan menampilkan mekanisme pertahanan diri agar mereka dapat tetap mempertahankan pola
ketergantungan narkobanya. Jenis mekanisme pertahanan diri yang paling sering muncul adalah penyangkalan
denial
, dimana penyalahguna selalu ―mengelak‖ atas kenyataan-kenyataan negatif yang ditimbulkan akibat
pengguna narkobanya. Jenis mekanisme pertahanan diri yang lain adalah mencari pembenaran
rasionalisasi
, dimana penyalahguna akan selalu berdalih untuk melindungi perilaku ketergantungannya.
Universitas Sumatera Utara
32
b.
Contemplation
Tahap dimana penyalahguna narkoba mulai menyadari bahwa perilaku penggunaan
narkobanya merugikan
diri sendiri,
keluarga dan
lingkungannya, tetapi sering merasa ragu-ragu
ambiva len
untuk menjalani proses pemulihan. Proses wawancara motivasional sangat
menentukan apakah penyalahguna narkoba kembali pada tahap
Precontemplation
di atas atau justru semakin termotivasi untuk pulih. c.
Preparation
Tahap dimana individu mempersiapkan diri untuk berhenti dari pola penggunaan narkobanya. Umumnya yang bersangkutan mulai mengubah
pola fikirnya yang dianggapnya dapat membantu usahanya untuk dapat membebaskan diri dari narkoba.
d.
Action
Tahap dimana seorang penyalahguna narkoba dengan kesadaran sendiri mencari pertolongan untuk membantu pemulihannya.
e.
Maintenance
Tahap dimana
seorang penyalahguna
narkoba berusaha
untuk mempertahankan keadaan bebas narkobanya
abstinensia.
f.
Relapse
Tahap dimana seorang penyalahguna narkoba kembali pada pola perilaku penggunaan narkobanya yang lama sesudah ia mengalami keadaan bebas
narkoba Nasution, 2013: 23-37.
Universitas Sumatera Utara
33
2.4 Therapeutic Community TC