BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Industri manufaktur khususnya sektor industri barang konsumsi merupakan industri yang mendominasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia BEI. Hal ini didukung oleh data dari www.neraca.co.id
yang menyatakan sektor barang konsumsi pada tahun 2013 masih mencatatkan pertumbuhan yang positif, bahkan dengan kenaikan di atas 20 di tengah
melemahnya beberapa sektor industri dalam negeri. Walaupun demikian, melihat banyaknya perusahaan industri dalam negeri serta kondisi perekonomian saat ini,
telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur. Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan semakin
meningkatkan kinerjanya agar tujuannya dapat tercapai. Suatu perusahaan harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan
tersebut antara lain mendapat keuntungan yang maksimal, memakmurkan pemilik perusahaan dan mengoptimalkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari nilai
sahamnya. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan memaksimumkan nilai perusahaan dengan asumsi bahwa pemilik perusahaan atau pemegang saham akan
makmur jika kekayaannya meningkat. Fama French 1998 menyatakan bahwa Nilai perusahaan yang optimal dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi
manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai
perusahaan. Keputusan keuangan dalam sudut pandang manajemen keuangan meliputi keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan dividen.
Maksimum nilai perusahaan tercermin dalam harga sahamnya.
Universitas Sumatera Utara
Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar
saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi
oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang profitabilitas perusahaan pada masa yang akan datang,
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik, sehingga investor akan merespon
positif keadaan tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat Sujoko dan Soebintoro, 2007.
Nilai perusahaan dapat dilihat dari price to book value PBV yang merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar
saham. Berdasarkan perbandingan tersebut, harga saham perusahaan dapat diketahui berada di atas atau di bawah nilai bukunya. PBV yang tinggi akan
membuat investor percaya atas prospek perusahaan kedepan. Hal ini juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi
mengindikasikan kemamkmuran pemegang saham. Peneliti memfokuskan hanya pada keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi dan
profitabilitas untuk mengetahui tingginya nilai perusahaan dalam memakmurkan pemegang saham.
Keputusan pendanaan memiliki peran strategis bagi kesejahteraan pemilik dan kelangsungan hidup perusahaan. Sejumlah teori telah muncul untuk
menjelaskan perbedaan keputusan pendanaan bagi setiap perusahaan. Teori-teori
Universitas Sumatera Utara
tersebut menyatakan bahwa perusahaan dalam menetapkan struktur pendanaan tergantung pada perimbangan antara beban dan manfaat, keseimbangan informasi
dan insentif pengendalian perusahaan. Menurut konsep cost of capital, perusahaan harus mengusahakan agar dapat mencapai keputusan pendanaan yang optimal,
yakni keputusan pendanaan yang meminimumkan biaya penggunaan modal rata - rata dimana besarnya average cost of capital tergantung pada proporsi masing-
masing sumber dana tersebut. Van Horn menyatakan kalau ingin meningkatkan harga per saham, maka terlebih dahulu harus mengusahakan biaya modal
perusahaan menjadi seminimum mungkin untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham perusahaan. Penelitian empiris mengenai pengaruh keputusan
pendanaan terhadap nilai perusahaan masih belum adanya konsistensi hasil penelitian seperti yang dilakukan Hasnawati 2005, Naiborhu 2014
menyimpulkan bahwa keputusan pendanaan memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan. Tetapi penelitian lain seperti Anugrah 2014
menyimpulkan bahwa keputusan pendanaan tidak signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang penting dan harus dipertimbangkan matang oleh manajemen perusahaan, karena kebijakan
dividenakan melibatkan kepentingan saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya. Pada hakikatnya kebijakan dividenakan
menentukan berapa banyak laba yang diperoleh akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen dan berapa banyak laba yang akan ditahan untuk
reinvestasi. Penelusuran penelitian terdahulu tentang pengaruh kebijakan dividen
Universitas Sumatera Utara
terhadap nilai perusahaan masih menjadi topik yang menarik untuk diteliti kembali karena belum adanya konsistensi hasil penelitian. Menurut Modigliani
Miller 1963 dan Naiborhu 2014 menyimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak relevan memengaruhi nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian
Sujokodan Soebintoro 2007 yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif kebijakan pembayaran dividen terhadap nilai perusahaan
disebabkan adanya mekanisme yang dapat mengkomunikasikan informasi manajemen mengenai kinerja perusahaan saat ini dan masa yang akan datang.
Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang akan diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena
mempunyai konsekuensi berjangka panjang pula. Tujuan keputusan investasi adalah memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu.
Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang bisa dikelola, diharapkan akan mampu menaikkan nilai perusahaan, yang berarti menaikkan kemakmuran
pemegang saham. Naiborhu 2014 mendapat hasil penelitian bahwa keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.Sedangkan Wahyudi
dan Pawestri 2006 menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai
perusahaan diartikan bahwa adanya sejumlah investasi yang akan mendapat surplus jika perusahaan mampu membuat keputusan investasi yang tepat. Surplus
yang diperoleh akan memberikan kontribusi terhadap cash inflow, kemudian diakumulasikan pada peningkatan profit perusahaan. Sebaliknya jika keputusan
investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan diartikan bahwa perusahaan
Universitas Sumatera Utara
memiliki defisit atas sejumlah investasi yang dilakukan sehingga akan mengurangi ekuitas dan pada akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan
bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya.Weston dan Copeland 1992, mendefenisikan profitabilitas sejauh
mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan akan memengaruhi kebijakan para investor atas
investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas
usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek yang
baik dimasa yang akan datang. Dengan demikian setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat
profitabilitas suatu perusahaan maka kelangsungan hidup perusahaan akan lebih terjamin.
Tabel 1.1 berikut ini merupakan perhitungan rata-rata nilai perusahaan yang dikonfirmasikan melalui Price To Book Value.
Tabel 1.1 Rata-rata nilai PBV Periode 2011-2013
No. Emiten
Tahun 2011 Tahun 2012
Tahun 2013 Rata-rata
1. AISA
0.79 1.55
1.85 1.40
2. DLTA
3.12 6.83
10.04 6.66
3. DVLA
1.77 2.25
2.74 2.25
Universitas Sumatera Utara
4. GGRM
4.86 4.07
2.85 3.93
5. HMSP
16.76 19.73
32.85 23.11
6. ICBP
2.83 3.79
4.62 3.75
7. INDF
1.28 1.50
1.50 1.43
8. KAEF
1.51 2.86
2.14 2.17
9. KLBF
5.30 7.30
7.40 6.67
10. MERK
6.01 8.17
8.61 7.60
11. MBLI
14.26 47.27
35.44 32.32
12. MYOR
4.51 5.00
6.35 5.29
13. ROTI
6.16 10.48
7.17 7.94
14. SKLT
0.79 0.96
0.90 0.88
15. TCID
1.52 2.02
2.02 1.85
16. TSPC
3.77 5.00
3.84 4.20
17. ULTJ
2.22 2.29
6.60 3.70
18. UNVR
38.97 40.09
36.00 38.35
Sumber : Indonesia Capital Market Directory ICMD, IDX, data diolah 2015 Dari tabel 1.1 di atas nilai perusahaan yang dihitung dengan Price To Book
Va lue dari 2011 sampai dengan 2013 menunjukkan rata-rata nilai PBV dari tiap
perusahaan berbeda-beda. Diketahui 17 perusahaan menunjukkan bahwa nilai perusahaan yang dikonfirmasikan melalui PBV bernilai positif karena PBV 1.
Sedangkan 1 perusahaan lainnya menunjukkan bahwa nilai perusahaan bernilai negatif karena PBV 1. Banyaknya perusahaan yang memiliki nilai PBV yang
positif mampu menjadi sinyal yang baik bagi pasar, dimana menandakan kinerja perusahaan yang terus meningkat menjadi lebih baik dan pencapaian tujuan
perusahaan semakin optimal. Berdasarkan uraian keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan
investasi, profitabilitas dan nilai perusahaan, kajian beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya perbedaan dari masing-masing penelitian dan
fenomena gap yang terjadi maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-
2013”.
1.2 Perumusan Masalah