2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian dividen yang
ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran dividen secara drastis.
3. Kebijakan dividen yang relatif segan untuk diubah, fluktuasi profitabilitas
dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi terkadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi meskipun
dalam kesempatan lain munkin kurang. 4.
Apabila external financing diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu yaitu dimulai dengan menerbitkan
obligasi kemudian diikuti dengan sekuritas yang berkarakteristik opsi obligasi konversi dan terakhir adalah penerbitan saham.
2.1.3 Signalling Theory
Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston 2001 adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang member petunjuk bagi
investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Teori ini mengungkapkan bahwa investor dapat membedakan antara perusahaan yang
memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki nilai rendah. Perusahaan yang profitable memberikan signal tentang perusahaannya yang relatif tidak
mudah mengalami kebangrutan dan bentuk lain dari financial distress, disbanding perusahaan yang kurang profitable. Optimisme perusahaan akan prospek yang
lebih baik di masa depan ini akan ditunjukkan dengan peningkatan harga saham.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dikarenakan adanya asymmetric information. Asymmetric informa tion
adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. Kondisi ini dapat
dilihat dari reaksi harga saham ketika manajemen mengumumkan peningkatan pembayaran dividen. Dengan demikian, pihak manajemen berpikir bahwa harga
saham saat ini sedang overvalue. Apabila hal tersebut yang dipikirkan terjadi, maka manajemen tentu akan berpikir lebih baik menawarkan saham baru,
sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang seharusnya. Di sisi lain, apabila perusahaan menawarkan saham baru, pemodal akan menafsirkan
bahwa salah satu kemungkinannya adalah hatga saham saat ini sedang terlalu mahal sesuai dengan persepsi pihak manajemen. Sebagai akibatnya para
pemodal akan menawar harga saham baru tersebut dengan harga yang lebih rendah. Karena itu emisi saham baru akan menurunkan harga saham.
2.1.4 Keputusan Pendanaan
Menurut Brigham dan Houston 2001, peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa
yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah. Hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Terdapat dua pandangan mengenai keputusan
pendanaan. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan
tradisional diwakili oleh dua teori yaitu Trade off Theory dan Pecking Order Theory
. Pandangan kedua dikemukakan oleh Modigliani dan Miller 1963 yang
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Masulis 1980 melakukan penelitian dalam kaitannya dengan relevansi keputusan
pendanaan, menemukan bahwa terdapat kenaikan abnormal returns sehari sebelum dan sesudah
pengumuman peningkatan proporsi hutang, sebaliknya terdapat penurunan abnormal returns pada saat perusahaan mengumumkan
penurunan proporsi hutang. Harga saham perusahaan naik apabila diumumkan akan diterbitkan pinjaman yang digunakan untuk membeli
kembali saham perusahaan tersebut.
Mulyadi 2006 mengatakan bahwa jika menggunakan dana yang berasal dari hutang, jelas dana itu mempunyai biaya, minimal sebesar tingkat bunga,
tetapi jika menggunakan modal sendiri equity capital, maka masih harus mempertimbangkan oppurtunity cost bagi modal sendiri yang dimaksud.
Pengaturan antara perpaduan sumber modal mana yang akan diambil, maka diperlukan suatu pertimbangan-pertimbangan tertentu dari perusahaan. Oleh
sebab itu, kebijakan pendanaan merupakan suatu kebijakan yang membahas mengenai sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai suatu investasi
yang menyangkut kombinasi yang optimal dari penggunaan berbagai sumber dana. Mulyadi 2006 berpendapat bahwa
keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan kombinasi berbagai sumber dana yang pada dasarnya akan dibagi menjadi dua, salah
satunya adalah pendanaan eksternal yang akan mengarah pada pengambilan keputusan mengenai struktur modal, yakni menentukan
proporsi antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Hal ini akan nampak pada Debt Equity Ratio DER perusahaan tersebut.
Dalam memilih sumber pendanaan, apakah bersumber dari dalam atau dari luar perusahaan, Pecking Order Theory menetapkan suatu urutan keputusan
pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan. Hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir Ramlall,
Universitas Sumatera Utara
2009. Teori ini didasarkan pada argumentasi bahwa penggunaan laba ditahan lebih murah dibandingkan sumber dana eksternal. Penggunaan sumber dana
eksternal melalui hutang hanya akan digunakan jika kebutuhan investasi lebih tinggi dari sumber dana internal.
Apabila pendanaan dari luar external financing diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu yaitu
dimulai dari penerbitan obligasi kemudian diikuti oleh sekuritas berkarakter opsi obligasi konversi, baru akhirnya penerbitan saham baru apabila masih belum
mencukupi. Fama dan French 1998 menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari
leverage memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
Wahyudi dan Pawestri 2006 menemukan bahwa keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.1.5 Kebijakan Deviden