2009. Teori ini didasarkan pada argumentasi bahwa penggunaan laba ditahan lebih murah dibandingkan sumber dana eksternal. Penggunaan sumber dana
eksternal melalui hutang hanya akan digunakan jika kebutuhan investasi lebih tinggi dari sumber dana internal.
Apabila pendanaan dari luar external financing diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu yaitu
dimulai dari penerbitan obligasi kemudian diikuti oleh sekuritas berkarakter opsi obligasi konversi, baru akhirnya penerbitan saham baru apabila masih belum
mencukupi. Fama dan French 1998 menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari
leverage memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
Wahyudi dan Pawestri 2006 menemukan bahwa keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.1.5 Kebijakan Deviden
Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Nilai dan waktu pembayaran dividen ditentukan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dan nilai yang dibagikan dapat berkisar antara 0 hingga sebesar laba bersih tahun berjalan atau tahun lalu.
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan
ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang
Universitas Sumatera Utara
Sartono, 2001. Dividen dapat dibagikan dalam bentuk tunai cash dividend, aktiva yang lain property dividend, surat hutang notes dividend, ataupun saham
stock dividend. Kebijakan dividen didasarkan pada pertimbangan kepentingan pemegang saham dan juga kepentingan perusahaan.
Kebijakan dividen penting karena dua alasan, yaitu: 1.
pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham. 2.
laba yang ditahan retained earning biasanya merupakan sumber tambahan modal sendiri yang terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan.
Kedua alasan tersebut membuat kebijakan dividen harus diputuskan secara hati-hati dan teliti agar kedua alasan tersebut dapat terpenuhi secara
optimal. Keown et al. 2004 ada tiga pandangan teori yang biasa digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen. Ketiga teori tersebut
adalah sebagai berikut: 1.
Dividend Irrelevance Theory Pendukung utama teori ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani MM.
Mereka berpendapat bahwa nilai sebuah perusahaan akan tergantung hanya pada kemampuan perusahaan memperoleh laba dari aset perusahaan, bukan
pada bagaimana laba tersebut akan dibagi menjadi dividen dan saldo laba ditahan.
2. A Bird In The Hand Theor y Teori ini dicetuskan oleh Myron Gordon dan John Lintner yang berpendapat
bahwa pembagian dividen berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Teori ini mengacu pada konsep time value of money dimana
Universitas Sumatera Utara
dividen saat ini seharusnya memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding capital ga in
di masa depan. 3. Tax Preference Theor y
Teori ini menyebutkan bahwa sebenarnya pembagian dividen merugikan investor. Hal ini dikarenakan adanya pajak yang harus dibayar ketika dividen
dibagikan. Lain halnya dengan capital gain yang tidak perlu membayar pajak sampai saham terjual. Sesuai dengan konsep time value of money
maka pembayaran pajak pada masa yang akan datang lebih menguntungkan dibandingkan dengan pembayaran pajak pada saat ini dengan jumlah yang
sama. Kebijakan dividen yang umum dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah dividen tunai. Ada beberapa bentuk kebijakan pemberian dividen secara
tunai. Bentuk kebjakan pemberian dividen tersebut adalah: 1.
Kebijakan Pemberian Dividen Stabil Kebijakan ini akan memberikan dividen secara tetap per lembarnya untuk
jangka waktu tertentu walaupun laba perusahaan berfluktuasi. Dividen stabil ini akan dipertahankan untuk beberapa tahun dan kemudian bila laba yang
diperoleh meningkat secara mantap dan stabil maka dividen juga akan ditingkatkan untuk selanjutnya dipertahankan lagi selama beberapa tahun.
2. Kebijakan Dividen Yang Meningkat
Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan
yang stabil. Misal ditetapkan pertumbuhannya sebesar 5.
Universitas Sumatera Utara
3. Kebijakan Dividen Dengan Rasio Yang Konstan
Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin
besar dividen yang dibayarkan, begitu juga sebaliknya. Dasar yang sering digunakan sering disebut dengan dividend payout ratio.
4. Kebijakan Pemberian Dividen Regular Yang Rendah Dan Ekstra Dividen
Kebijakan ini menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila
keuntungannya mencapai jumlah tertentu. Kebijakan dividen yang dipilih oleh perusahaan sudah tentu harus
melewati pertimbangan yang matang agar tidak timbul masalah bagi perusahaan dikemudian hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang
akan dibayarkan antara lain: 1.
Posisi Solvabilitas Perusahaan Apabila perusahaan dalam keadaan insolvensi atau solvabilitinya kurang
menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan karena laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk
memperbaiki posisi struktur modalnya. 2. Posisi Likuiditas Perusahaan
Dividen kas merupakan arus kas keluar bagi perusahaan. Oleh karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus menyediakan uang kas yang
cukup banyak dan hal ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas kurang baik cenderung membagikan dividen
Universitas Sumatera Utara
yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang likuiditasnya lebih baik.
3. Kebutuhan Untuk Melunasi Hutang Semakin banyak hutang yang harus dibayar, maka semakin besar dana
yang harus disediakan. Disamping itu dengan jatuh temponya hutang, berarti dana hutang tersebut harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang
tersebut bisa dengan cara mencari hutang baru ataupun dengan sumber dana internal dengan cara memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya
akan memperkecil Dividend Pa yout Ratio. 4. Rencana Perluasan
Semakin pesat perluasan yang dilakukan, maka semakin besar dana yang dibutuhkan. Kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi baik dari hutang,
menambah modal sendiri, ataupun dari sumber dana internal dengan cara memperbesar laba ditahan yang akhirnya akan memperkecil Dividend Pa yout
Ra tio .
5. Kesempatan Investasi Semakin terbuka kesempatan investasi, maka semakin kecil dividen yang
dibayarkan sebab dananya akan digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi tersebut.
6. Stabilitas Pendapatan perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang
banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil akan memperkecil Dividend Pa yout Ra tio
-nya. 7. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Terkadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Oleh karena itu perusahaan cenderung mencari sumber dana dari modal
sendiri. Kemungkinan akan masuk investor baru tentunya akan mengurangi kendali pemilik lama atas perusahaan. Jika dibelanjai dari hutang
risikonya cukup besar. Hal itulah yang menyebabkan perusahaan akan cenderung tidak membagi dividen.
Fama dan French 1998 menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari kebijakan dividen memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di
masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Hasnawati 2005 menemukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri 2006 menemukan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.1.6 Keputusan Investasi