Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
b. Kegiatan Operasional Bank Syariah
Secara umum, kegiatan operasional bank syariah dapat dilihat dari jenis produk yang ditawarkan oleh bank syariah. Produk yang ditawarkan bank syariah
secara umum adalah Karim, 2006: 97 dan Muhammad, 2005: 177: 1
Penyaluran Dana Financing 2
Penghimpunan Dana Funding 3
Jasa services Penjelasan masing – masing produk juga dijelaskan oleh Karim 2006: 97-
112 dan Muhammad 2005: 178-190. Terdapat sedikit perbedaan antara penjelasan Karim dan Muhammad mengenai penyaluran dana. Karim
berpendapat bahwa produk penyaluran dana terdiri dari pembiayaan dengan prinsip jual beli, pembiayaan dengan prinsip sewa, pembiayaan dengan prinsip
bagi hasil, pembiayaan dengan akad pelengkap. Sedangkan Muhammad berpendapat bahwa penyaluran dana hanya terdiri dari pembiayaan dengan
prinisp jual beli, prinsip sewa dan prinsip bagi hasil. Menurut Muhammad 2005: 188, akad pelengkap dikembangkan sebagai akad pelayanan jasa.
a Penyaluran Dana Financing
Produk penyaluran dana dapat dilakukan dengan prinsip sebagai berikut: 1
Pembiayaan dengan prinsip jual beli. Pembiayaan ini dilakukan sehubungan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda.
Berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu penyerahan, transaksi jual beli dapat dibedakan menjadi:
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
a Pembiayaan Murabahah al-bai’ bi tsaman ajil. Akad ini
lebih dikenal dengan murabahah saja. Dalam skema murabahah, bank bertindak sebagai penjual, sedangkan
nasabah bertindak sebagai pembeli. Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan waktu penyerahan. Hal
harus diperhatikan adalah bahwa bank harus memberitahukan tingkat keuntungan yang diambil bank
pada transaksi tersebut. b
Pembiayaan Salam. Akad ini merupakan akad transaksi jual beli dengan barang yang bertindak sebagai objek belum ada.
Namun, sebagai syarat transaksi ini adalah bahwa kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan barang harus
ditentukan secara pasti. c
Pembiayaan Istishna’. Akad ini hampir sama dengan akad salam, namun pada akad istishna’, pembayaran yang
dilakukan oleh bank dapat dicicil. Pembiayaan ini biasanya dilakukan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
2 Pembiayaan dengan prinsip sewa. Transaksi ijarah didasari atas
perpindahan manfaat. Perbedaan prinsip sewa dengan prinsip jual beli terletak pada objek transaksi. Pada prinsip sewa, objek
transaksi adalah jasa, sedangkan pada prinsip jual beli objeknya adalah barangbenda. Terdapat akad sewa yang diikuti dengan
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
perpindahan kepemilikan objek pada akhir masa sewa. Akad ini disebut dengan ijarah muntahhiyah bittamlik IMBT.
3 Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Pembiayaan dengan prinsip
bagi hasil dapat dibedakan sebagai berikut: i
Pembiayaan Musyarakah. Akad pembiayaan ini merupakan bentuk umum dari pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.
Akad musyarakah merupakan perpaduan aset dua pihak atau lebih guna membentuk usaha. Asset yang dipadukan dapat
berbentuk berwujud maupun tidak berwujud. Secara spesifik, bentuk kontribusi yang dipadukan oleh pihak –
pihak yang terkait dapat berbentuk dana, barang perdagangan, kewiraswastaan, kepandaian skill,
kepemilikan property, peralatan, intangible asset, atau bahkan reputasi.
ii Pembiayaan
Mudharabah. Pembiayaan mudharabah terbentuk dengan komposisi pemilik modal shahib al-
maal, dalam hal ini bank, dengan pengelola usaha modharib. Dalam bentuk kerjasama ini, proporsi
kontribusi modal 100 diberikan oleh shahib al-maal, yaitu bank. Hal ini membedakan pembiayaan mudharabah
dengan pembiayaan musyarakah. Dalam pembiayaan mudharabah, modal hanya berasal dari satu pihak
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
sedangkan pada pembiayaan musyarakah, dana modal dapat berasal dari dua pihak atau lebih.
b Penghimpunan Dana Funding
Penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito, namun dengan melekatkan prinsip operasional
syariah pada penghimpunan dana tersebut. Prinsip operasional syariah yang dapat diterapkan pada penghimpunan dana adalah prinsip
wadi’ah dan prinsip mudharabah. 1
Prinsip Wadi’ah. Terdapat dua jenis simpanan dengan prinsip wadi’ah, yaitu wadi’ah yad dhamanah dan wadi’ah amanah. Jenis
wadi’ah yad dhamanah merupakan akad yang sering diterapkan pada rekening giro. Dalam prinsip wadi’ah yad dhamanah,
nasabah yang menitipkan dana pada bank tersebut tidak dijanjikan imbalan pendapatan, namun juga tidak menanggung kerugian.
Keuntungan dan kerugian murni dipegang oleh bank. Bank dapat memberikan bonus pada nasabah, namun tidak boleh dijanjikan
pada awal pembentukan akad. 2
Prinsip Mudharabah. Dalam prinsip himpunan dana mudharabah, bank bertindak sebagai mudharib pengelola sedangkan nasabah
bertindak sebagai sahib al-maal pemilik modal. Prinsip mudharabah diaplikasikan dalam produk tabungan berjangka dan
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
deposito berjangka. Prinsip mudharabah dapat dibagi ke dalam dua bagian, ditinjau dari kewenangan pengelola:
• Mudharabah Mutlaqah. Prinsip mudharabah mutlaqah juga
disebut dengan Unrestricted Investment Account URIA. Dalam prinsip URIA, tidak terdapat limitasi yang dibebankan
pemilik dana kepada bank sebagai pihak pengelola dana. Hal ini berarti bahwa bank selaku pihak pengelola dana tersebut
bebas menentukan penyaluran dana tersebut ke sektor manapun.
• Mudharabah Muqayyadah. Prinsip mudharabah muqayyadah
disebut juga dengan Restricted Investment Account RIA. Dalam prinsip RIA, terdapat limitasi yang dibebankan oleh
pemilik dana kepada bank selaku pengelola dana. Artinya, dalam penyaluran dana tersebut yang dilakukan oleh bank,
terdapat syarat – syarat yang diajukan oleh pemilik dana. c
Jasa Services Sehubungan dengan perbedaan pendapat yang terjadi antara Karim dan
Muhammad pada akad pelengkap, maka perbedaan tersebut juga berimplikasi pada produk jasa perbankan syariah. Menurut Karim
2006: 112 jasa perbankan meliputi sharf forex trading dan ijarah sewa. Sewa dalam hal ini adalah jasa penyewaan kotak simpanan
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
safe deposit box dan jasa tata laksana administrasi dokumen custodian.
4. Laporan Keuangan Bank Syariah