Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH FDR, BOPO DAN NPF TERHADAP PROFITABILITAS (ROE) PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
OLEH :
NAMA : DINA RIZKIAH HUTASUHUT
NIM : 050503136 DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Medan
2009
(2)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Pengaruh FDR, BOPO dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah di Indonesia” adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 15 Juni 2009 Yang membuat pernyataan,
Dina Rizkiah Hutasuhut NIM : 050503136
(3)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur penulis ucapkan kepada Sang Pencipta dan Penguasa Alam beserta isinya, Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat, hidayah dan berkah yang tiada terhingga, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat berangkaikan Salam tak lupa penulis hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, Nabi akhir zaman sebagai perantara turunnya cahaya Islam ke dunia ini berikut juga ilmu pengetahuan kepada ummatnya.
Adapun skripsi ini berjudul Pengaruh FDR, BOPO dan NPF Terhadap
Profitabilitas Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia, dan disusun
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat::
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, Msi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak, selaku Sekertaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(4)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
3. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktu, memberi saran, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak dan Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Alm. Drs. Iman Hutasuhut dan Ibunda Dra. Rukiah Siagian yang senantiasa mendidik dan mengajarkan dengan penuh cinta dan kesabaran serta mencurahkan kasih sayang tiada tara, dan selalu mendoakan penulis agar menjadi anak yang saleh dan berguna bagi agama, orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Terima kasih kepada segenap keluarga atas perdebatan, masukan, dan do’a yang selalu menjadi motivasi positif bagi penulis. Bagi Abangda, Anggia Putra Hutasuhut, kakanda Melva Aisyah Hutasuhut, dan adik tersayang, Budi Kurniawan Hutasuhut, semoga kita dapat mewujudkan cita – cita dengan meraih masa depan yang cerah dan gemilang, dapat membanggakan orang tua dan keluarga, serta senantiasa mendapat perlindungan dari Allah SWT.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, Penulis
(5)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
berharap semoga kiranya skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi.
Medan, 15 Juni 2009 Penulis,
Dina Rizkiah Hutasuhut NIM : 050503136
(6)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Financing to
Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) baik secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini menjelaskan tingkat profitabilitas yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah FDR (Financing Deposit to Ratio), BOPO (Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, dan NPF (Non Performing
Financing); sedangkan alat ukur untuk menilai profitabilitas perbankan syariah
adalah ROE (Return On Equity).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan dengan modifikasi tertentu. Metode
sampling yang digunakan adalah metode sensus, yakni menggunakan seluruh
populasi sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder, dengan
Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) sebagai variabel bebas dan Return On Equity (ROE) sebagai variabel terikatnya. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non
Performing Financing (NPF) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas (ROE) perbankan syariah pada tingkat kepercayaan 95%. Pengujian secara parsial menunjukkan hanya variabel FDR yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROE) perbankan syariah pada tingkat kepercayaan 95%.
Kata Kunci: FDR, BOPO dan NPF, Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah.
(7)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
ABSTRACT
The purpose of this research is to acquire knowledge about the effect of financing to deposit ratio, operating cost and non performing finacing either partially or simultaneously to islamic banking profitability. This research will describe the profitability that influenced by some factor. Those are financing to deposit ratio, operating cost and non performing financing; and return on equity as the measurement of islamic banking profitability.
This research is classified as causal research and replication to former research, with certain modification. This research is using sensus sampling method, which using whole population as the research sample. Secondary data is used, which consist of financing to deposit ratio, operating cost and non performing financing as independent variable; and return on equity as dependent variable. This research is using multiple regressions analysis which has been tested in classic assumptions.
The result indicates that financing to deposit ratio, operating cost and non performing financing variable simultaneously have significantly influence to return on equity of islamic banking in 95% confidence interval. Partially, a mere financing to deposit ratio can explain significantly to the islamic banking profitability in confidence interval of 95%.
Keywords: financing to deposit ratio, operating cost, and non performing financing, Islamic Banking Profitability.
(8)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... . 1
B. Perumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank Syariah ... 7
1. Pengertian Bank Syariah ... 7
2. Prinsip Bank Syariah ... 9
3. Lingkup Kegiatan Usaha Bank Syariah ... 10
4. Laporan Keuangan Bank Syariah ... 27
B. Penilaian Kinerja Keuangan ... 32
1. FDR (Financing to Deposit Ratio)... 36
2. BOPO... 37
(9)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
4. ROE (Return On Equity)... 38
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 40
1. Iqbal Haridh (2008)... 39
2. Arfian Zuhri Nasution (2008) ... 40
3. Imam Gozali (2007) ... 40
4. Ryan Anggarapasha Yusananta ... 41
D. Kerangka Konseptual ... 43
E. Hipotesis Penelitian ... 45
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... . 47
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 47
C. Jenis Data dan Sumber Data... 50
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 51
E. Metode Analisis Data ... 54
1. Pengujian Asumsi Klasik... 54
2. Pengujian Hipotesis ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 58
1. Gambaran Umum dan Sejarah Singkat Perbankan Syariah ... 58
2. Perbankan Syariah di Indonesia... 61
B. Analisis Data ... 64
1. Statistik Deskriptif ... 64
(10)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
3. Pengujian Hipotesis ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79
B. Keterbatasan Penelitian... 80
C. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
(11)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Matriks Transaksi Teori Pertukaran... 19
Tabel 2.2 Matriks Transaksi Teori Percampuran... 20
Tabel 2.3 Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan Aspek Permodalan, Kualitas Aset dan Rentabilitas... ... 35
Tabel 2.4 Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan Aspek Likuiditas dan Sensivitas Atas Risiko Pasar ... 35
Tabel 4.1 Statiati Deskriptif……… 64
Tabel 4.2 Uji Normalitas………. 66
Tabel 4.3 Uji Autokorelasi……….. 69
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas………... 70
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hipotesis………... 71
Tabel 4.6 Uji Statistik t... 73
Tabel 4.7 Uji Statistik F... 76
(12)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Skema Akad Teori Pertukaran…... 18 Gambar 2.2 Skema Akad Perbankan Syariah... 21 Gambar 2.3 Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana Zakat, infak dan Sedekah... ... 31 Gambar 2.4 Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan
Qardhul Hasan... ... 32 Gambar 2.5 Kerangka Konseptual ... 45 Gambar 4.1
(13)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel rasio FDR, BOPO DAN NPF Januari 2006 s/d
Januari 2008. ... 85
Lampiran 2 Hasil pengolahan data dengan statistik dan tabel
(14)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.
Titik tolak kemunculan akuntansi syariah di Indonesia adalah kemunculan Bank Muamalat pada tahun 1990-an. Hal ini mengakibatkan Indonesia menganut dual banking sistem, yakni sistem perbankan ganda yang terdiri dari sistem konvensional dan sistem syariah. Sistem konvensional sudah berjalan sejak lama di Indonesia, sedangkan sistem perbankan syariah dapat dikatakan baru saja tumbuh.
Jika dibandingkan dengan negara Malaysia yang juga menganut dual
banking system, Indonesia masih tertinggal jauh. Hal ini terbukti dari pangsa
perbankan syariah terhadap total bank yang masih sangat rendah. Keadaan tersebut tentu mendorong kemunculan pertanyaan terhadap kinerja bank syariah di Indonesia.
Secara garis besar, penilaian suatu organisasi dapat diterapkan melalui dua paradigma penilaian, yakni penilaian kinerja keuangan dan penilaian kinerja non keuangan. Penilaian kinerja yang paling umum digunakan adalah penilaian
(15)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
kinerja melalui elemen – elemen laporan keuangan dengan menggunakan rasio – rasio keuangan tertentu, sehingga dapat diambil keputusan yang memadai. Penilaian kinerja melalui elemen – elemen laporan keuangan merupakan penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan. Penilaian tersebut dilakukan dengan menghitung rasio – rasio keuangan yang dianggap memiliki kaitan dengan kinerja keuangan perusahaan, kesehatan perusahaan, maupun prinsip
going concern perusahaan tersebut.
Beberapa penelitian terdahulu telah meneliti tentang kinerja keuangan bank syariah dengan menggunakan rasio keuangan tertentu. Seperti yang dilakukan oleh Iqbal Haridh (2008) mengenai kinerja perbankan syariah. Penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan kinerja perbankan syariah berpengaruh signifikan terhadap perkembangan perbankan syariah.
Penelitian yang serupa dilakukan oleh Imam Gozali (2007) meneliti pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non
Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas (ROE) bank Syariah Mandiri.
Hasil dari penelitian ini memberikan penjelasan bahwa tingkat profitabilitas bank syariah mandiri tergolong baik walaupun dilihat dari sisi CAR masih ada kekurangan, hal tersebut karena bank syariah mandiri lebih mengedepankan sektor riil. Hal tersebut yang membuat CAR masih kurang karena pembiayaan sector riil tergolong sangat beresiko. Tapi dilihat dari variable lainnya bank syariah mandiri masih layak menjadi bank syariah yang tergolong profitabilitas baik
.
(16)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Adapun perbedaan penelitian Imam Gozali dengan penelitian penulis adalah penulis hanya menggunakan tiga variabel independen yaitu FDR (Financing to Deposit Ratio), BOPO (Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional) dan NPF (Non Performing Financing). Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pada seluruh perbankan syariah di Indonesia.
Wren dalam Haryati (2006) menyatakan bahwa kinerja suatu organisasi dapat diukur melalui kinerja keuangan. Penggunaan rasio keuangan untuk mengukur kinerja suatu organisasi telah diperkenalkan sejak tahun 1902 oleh Coleman, Piere dan Alfred I Du Pont.
Hempel dalam Haryati (2006) menyimpulkan bahwa terdapat lima kelompok rasio keuangan yang dapat digunakan pada industri perbankan. Lima kelompok rasio tersebut adalah rasio profitabilitas, likuiditas, kualitas risiko kredit, risiko tingkat bunga dan risiko permodalan.
Chapra dalam Gunawan (1999) menyatakan bahwa terdapat beberapa indikator keberhasilan bank syariah di beberapa negara. Indikator – indikator tersebut adalah pertumbuhan simpanan, modal, tingkat keuntungan dan rasio perbankan lainnya.
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah yang dikeluarkan otoritas perbankan tertinggi yaitu Bank Indonesia (BI), menunjukkan bahwa kondisi ROE dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan ROA. Hal ini menyebabkan penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh apakah peningkatan ROE tersebut dipengaruhi oleh variabel – variabel yang akan diteliti penulis.
(17)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Rasio-rasio finansial umumnya diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu rasio likuiditas atau liquidity ratio, rasio leverage, rasio aktivitas atau activity
ratio, dan rasio keuntungan atau profitability ratio.
Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Indikator yang biasa digunakan utnuk mengukur kinerja profitabilitas bank adalah ROE (Return on
Equity) yaitu rasio yang menggamabarkan besarnya kembalian atas total modal
untuk menghasilkan keuntungan, ROA (Return on Assets) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan.
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur tingkat profitabilitas perbankan syariah adalah FDR (Financing to
Deposit Ratio), BOPO ( Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
dan NPF (Non Performing Financing).
1. FDR
FDR adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukkan oleh perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan.
2. BOPO
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur
(18)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi (Denda wijaya, 2000 : 120).
3. NPF
NPF adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut.
Perbankan syariah merupakan fenomena yang baru pada dunia perbankan Indonesia. Perbankan syariah memberikan pandangan yang relatif berbeda dengan perbankan konvensional yang sudah berjalan lebih awal di Indonesia. Berdasarkan penelitian – penelitian tersebut serta keadaan fenomena perbankan syariah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap kinerja perbankan dari aspek keuangan. Penilaian kinerja tersebut dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara kinerja perbankan syariah tersebut dengan profitabilitas perbankan syariah.
Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis memilih mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh FDR, BOPO
dan NPF terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah di Indonesia”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan masalah yaitu apakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE) baik secara simultan maupun secara parsial?
(19)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh, Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Non Performing
Financing (NPF) terhadap profitabilitas (ROE) baik secara simultan maupun
parsial.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis secara khusus, dan pembaca secara umum, mengenai analisis profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. 2. Bagi perusahaan perbankan syariah, sebagai bahan informasi dan
sumbangan pemikiran untuk membuat keputusan bagi praktisi perbankan syariah.
3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki penelitian sejenis berikutnya pada sektor perbankan, khususnya perbankan syariah, sehingga penelitian perbankan syariah tidak berhenti.
(20)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Jenis bank dilihat dari cara menetapkan harga baik harga beli maupun harga jual dapat dibagi dua, yaitu :
1. Bank Konvensional 2. Bank Syariah
Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan (revisi 2000) paragraf pertama bahwa bank merupakan lembaga yang beperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang membutuhkan dana, serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan bank adalah kepercayaan masyarakat yang diimplementasikan dalam kegiatan pokok bank yang menerima dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada pihak yang membutuhkannya.
Undang – Undang No. 7/1997 sebagaimana diubah dengan Undang – Undang No. 10/1998 menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
(21)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Menurut Undang – Undang No. 10 Tahun 2008 tentang perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu:
a. Bank Umum, merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat, merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Secara terminologis, syariah berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna jalan garis yang dilalui. Syaltut dalam Karim (2006:7) menyatakan definisi syariah secara terminologis: “Peraturan – peraturan yang telah digariskan oleh Allah, atau telah digariskan pokok – pokoknya dan dibebankan kepada kaum muslimin supaya mematuhinya, supaya syariah ini diambil oleh orang Islam sebagai penghubung di antaranya dengan Allah dan di antaranya dengan manusia”.
Akuntansi syariah merupakan proses akuntansi yang diimplementasikan pada setiap proses bisnis yang melibatkan akuntansi. Hal ini berarti bahwa akuntansi syariah memasukkan nilai – nilai syariah Islam ke dalam setiap prosesnya. Perbankan merupakan suatu bentuk entitas yang membentuk sistem ekonomi. Maka perbankan syariah harus mengimplementasikan prinsip akuntansi syariah pada setiap aktivitasnya. Konsep ini merupakan kebalikan dari sistem akuntansi konvensional.
(22)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Karim (2006:63) menyatakan bahwa bank syariah merupakan real sector
based banking yang secara mayoritas melibatkan real and financial asset. Hal ini
berbeda dengan bank konvensional yang bergerak dalam financial sector based
banking.
Prinsip syariah menurut Pasal 1 ayat 13 Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
2. Prinsip Bank Syariah
Pada dasarnya prinsip bank syariah menghendaki semua dana yang diperoleh dalam sistem perbankan syariah dikelola dengan integritas tinggi dan sangat hati-hati.
a) Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini pengelolaan diperkenankan (halal) serta menjauhi cara-cara yang meragukan (subhat) terlebih lagi yang bersifat dilarang (haram).
(23)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
b) Tabligh, secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa perbankan syariah. Dalam melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya mengedepankan pemenuhan prinsip syariah semata, tetapi juga harus mampu mengedukasi masyarakat mengenai manfaat bagi pengguna jasa perbankan syariah.
c) Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul maal) sehingga timbul rasa saling percaya antara pemilik dana dan pihak pengelola dana investasi (mudharib).
d) Fathanah, memastikan bahwa pegelolaan bank dilakukan secara profesional dan kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat resiko yang ditetapkan oleh bank. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan yang penuh dengan kecermatn dan kesantunan (ri’ayah) serta penuh rasa tanggung jawab (mas’uliyah)
3. Lingkup Kegiatan Usaha Bank Syariah a. Teori Pertukaran dan Percampuran
Persamaan dalam konsep fungsi yang terdapat antara bank konvensional dan bank syariah dapat memberikan persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa secara keseluruhan, bank syariah sama dengan bank konvensional. Persepsi ini dibantah secara tidak langsung oleh Karim yang menjelaskan bahwa bank konvensional bergerak dalam bidang financial sector based banking, sedangkan bank syariah bergerak dalam bidang real sector based banking.
(24)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Pernyataan tersebut sesuai dengan konsep dasar akad yang diajukan oleh Muhammad (2005 : 176). Terdapat lima akad membentuk hubungan ekonomi menurut syariah Islam secara garis besar, yaitu:
a) Prinsip Simpanan Murni (al-Wadi’ah)
Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang disediakan bank syariah kepada pihak yang kelebihan dana untuk menyimpan dananya pada bank syariah.
b) Bagi Hasil (Syirkah)
Sistem syirkah merupakan sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pihak penyedia dana dengan pihak pengelola dana. Sistem bagi hasil diterapkan pada mudharabah dan musyarakah.
Mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar pembiayaan maupun
pendanaan, sedangkan mayoritas akad musyarakah diaplikasikan pada pembiayaan.
c) Prinsip Jual Beli (at-Tijarah)
Prinsip ini merupakan sistem yang menetapkan tata cara jual beli dengan nasabah sebagai konsumen akhir dan bank syariah sebagai perantara antara produsen dengan nasabah. Dalam akad ini, bank syariah akan mengambil sejumlah keuntungan (margin) yang telah disepakati lebih dahulu.
d) Prinsip Sewa (al-Ijarah)
Prinsip sewa secara garis besar terbagi ke dalam dua kelompok yaitu sewa murni (ijarah) atau ijarah muntahiyah bittamlik yang merupakan kombinasi antara sewa dan beli.
e) Prinsip Jasa (al-Ajr Wal Umulah)
Prinsip jasa merupakan seluruh layanan yang meliputi layanan non pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah.
Melalui lima konsep akad yang dijelaskan oleh Muhammad, maka dapat disimpulkan bahwa bank syariah lebih berpihak pada kegiatan dengan basis real
sector. Perbedaan dengan konsep bank konvensional membawa bank syariah
pada paradigma berbeda terhadap sistem dan ruang lingkup kegiatan yang dijalankan oleh bank syariah.
(25)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang diperoleh, jenis kontrak dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu Natural Certainty Contract dan Natural
Uncertainty Contract (Karim, 2006 : 51). Lebih lanjut Karim menjelaskan bahwa
dalam setiap kontrak / akad, dibedakan dua jenis objek yaitu ‘Ayn (Real Asset) dan Dayn (Financial Asset). Kombinasi antara jenis kontrak ditinjau dari kepastian hasil yang diperoleh dan objek kontrak, akan menentukan teori yang akan dipakai dalam menjalankan kontrak tersebut (2006 : 51-52).
Natural Certainty Contract merupakan jenis kontrak / akad dalam bisnis
yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Aliran kas (cash flow) pada kontrak ini sudah dapat dipastikan karena sudah ditentukan lebih dahulu oleh pihak – pihak yang berkepentingan pada awal akad. Kontrak dengan jenis ini secara normal memberikan tingkat pengembalian (return) yang tetap dan pasti (fixed and presetermined). Sebagai syarat terhadap kontrak jenis ini adalah penentuan awal sifat objek yang meliputi jumlah, mutu, harga dan waktu penyerahan.
Dalam kontrak dengan jenis Natural Certainty Contract, pihak – pihak yang saling bertransaksi saling mempertukarkan asetnya (real atau financial
asset) sehingga masing – masing pihak berdiri sendiri dan berdampak pada
ketiadaan pertanggungan risiko bersama. Natural Certainty Contract dapat dijelaskan dengan teori yang disebut dengan teori pertukaran (the theory of
(26)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Sebaliknya Natural Uncertainty Contract merupakan akad kontrak yang tidak dapat memberikan kepastian pendapatan baik dari segi jumlah atau waktunya. Tingkat pendapatan pada kontrak jenis ini dapat berbentuk positif, negatif atau nol. Kontrak jenis ini juga menimbulkan risiko disebabkan oleh ketidakpastian tingkat pengembalian yang melekat pada kontrak tersebut. Natural
Uncertainty Contract dapat dijelaskan dengan teori percampuran (the theory of venture) (Karim, 2006 : 52).
Penjelasan jenis kontrak yang disebutkan oleh Karim secara umum sesuai dengan pendapat Zulkifli dalam Wiyono (2005 : 35-48) yang menyatakan bahwa sistem ekonomi syariah umumnya membagi akad transaksi ke dalam dua kelompok besar, yaitu akad tabarru’ dan akad tijarah. Akad tabarru’ merupakan akad untuk transaksi kebajikan. Hal ini berarti bahwa transaksi ini bersifat tolong menolong tanpa mengharapkan adanya keuntungan materiil dari pihak - pihak yang melakukan perikatan. Contoh – contoh transaksi yang menggunakan pola akad tabarru’ adalah sebagi berikut:
o qard, merupakan akad yang timbul disebabkan salah satu pihak
meminjamkan objek perikatan yang berbentuk uang kepada pihak lain tanpa berharap keuntungan materiil apa pun,
o rahn, merupakan akad yang timbul disebabkan peminjaman yang
dilakukan oleh suatu pihak kepada pihak lain dengan disertai jaminan,
(27)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
o hawalah, merupakan akad yang timbul disebabkan peminjaman
suatu objek perikatan yang berbentuk uang untuk mengambil alih piutang/utang dari pihak lain,
o wakalah, merupakan akad yang timbul disebabkan pemberian suatu
objek berbentuk jasa. Jasa tersebut juga dapat disebut dengan peminjaman dirinya atas nama diri pihak lain untuk melakukan sesuatu,
o wadi’ah, merupakan akad yang timbul sebagai akibat dari
pemberian objek perikatan yang berbentuk jasa khusus yaitu
custodian (penitipan atau pemeliharaan),
o kafalah, merupakan akad yang timbul disebabkan pemberian objek
yang berbentuk jaminan atas suatu kejadian tertentu di masa yang akan datang (contingent guarantee),
o wakaf, merupakan akad yang timbul ketika suatu pihak memberikan
suatu objek kepada pihak lain tanpa disertai kewajiban untuk mengembalikan pinjaman tersebut.
Karim (2006 : 66) juga memberikan penjelasan mengenai akad tabarru’ yaitu semua perjanjian yang menyangkut not-for profit transaction. Akad
tabarru’ dibagi ke dalam tiga kelompok umum yaitu meminjamkan harta,
(28)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Sedangkan akad tijarah merupakan akad yang ditujukan untuk transaksi dengan orientasi laba. Akad tijarah dibagi ke dalam dua kelompok besar yakni transaksi dengan basis Natural Certainty Contrtact (NCC) dan Natural
Uncertainty Contract (NUC).
Penjelasan teori pertukaran dan percampuran kembali dijelaskan oleh Karim (2006 : 52-63) yang akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut.
(1) Teori Pertukaran (The Theory of Exchange)
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kombinasi antara jenis kontrak ditinjau dari kepastian hasil yang diperoleh dengan objek kontrak akan membentuk kontrak yang diterapkan. Syarat tersebut dilengkapi dengan perbedaan waktu pertukaran, yang terdiri dari naqdan (immediate delivery) dan ghairu naqdan
(deferred delivery).
Berdasarkan objek pertukaran dalam transaksi syariah (‘ayn dan dayn), dapat dibentuk tiga jenis pertukaran, yakni pertukaran ‘ayn dengan ‘ayn (real
asset vs real asset), pertukaran dayn dengan ‘ayn (financial asset vs real asset),
dan dayn dengan dayn (financial asset vs financial asset). (a) Pertukaran ‘Ain dengan ‘Ain (Real Asset vs Real Asset).
Transaksi pertukaran ‘ayn dengan ‘ayn (real asset vs real asset) diperbolehkan jika jenisnya berbeda. Namun, untuk jenis kontrak pertukaran dengan objek yang sama, hanya diperbolehkan pada lingkup kondisi bahwa
real asset yang dipertukarkan secara kasat mata dapat dibedakan mutunya.
Jika real asset yang dipertukarkan terjebak dalam kondisi dengan mana bahwa mutunya tidak dapat dibedakan dengan kasat mata, maka harus dapat
(29)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
dipastikan bahwa real asset tersebut bermutu, berjumlah, dan diserahkan pada waktu yang sama.
(b) Pertukaran ‘Ayn dengan Dayn (Real Asset vs Financial Asset).
Sedangkan pada kontrak pertukaran ‘ayn dengan dayn, dapat dibedakan dua jenis real asset. Jika real asset merupakan benda, maka kontrak tersebut disebut dengan kontrak jual beli (al-bai’), sedangkan jika real asset merupakan jasa, maka kontrak tersebut akan berbentuk sewa-menyewa/upah mengupah (al-ijarah).
Islam memperbolehkan kontrak transaksi jual beli baik secara tunai (bai’
naqdan / now for now), tangguh bayar (bai’ muajjal / deferred payment) atau
secara tangguh serah (bai’ salam / deferred delivery). Bai’ muajjal dapat dilakukan dengan pembayaran penuh (muajjal) atau cicilan (taqsith). Sedangkan jual beli tangguh serah dapat dilakukan dengan pembayaran lunas sekaligus di muka (bai’ salam) atau dengan cicilan namun dengan syarat cicilan harus selesai sebelum barang diserahkan (bai’ istishna’).
Akad ijarah dapat dibedakan dalam dua kontrak yaitu ijarah yang pembayarannya tergantung pada kinerja yang disewa (ju’alah / success fee) dan ijarah yang pembayarannya tidak tergantung pada kinerja yang disewa. Akad ini biasa disebut dengan ijarah saja.
(c) Pertukaran Dayn dengan Dayn (Financial Asset vs Financial Asset)
Pertukaran antara dayn dapat dibedakan dengan uang dan bukan uang (surat berharga). Pertukaran uang yang sejenis hanya diperbolehkan jika
(30)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
terjadi pada syarat sawa-an bi sawa-in (same quantity) dan yadan bi yadin
(same time of delivery).
Sedangkan pertukaran uang yang berbeda jenisnya hanya diperbolehkan dengan syarat yadan bi yadin (same time of delivery). Jenis pertukaran ini disebut juga dengan sharf (money changer). Syarat yang diberlakukan pada pertukaran uang yang berbeda jenis menyebabkan pelarangan transaksi
forward dan swap pada pertukaran valutas asing (foreign exchange). Hal ini
mencegah terjadinya forward selling yang dilindungnilaikan (hedged) dengan
forward buying dan selanjutnya akan diikuti dengan forward selling – forward buying berikutnya. Pelarangan ini ditujukan untuk mencegah
terjadinya bubble growth pada sektor finansial, serta mencegah domino effect bila terjadi default pada salah satu mata rantai para pihak yang terlibat dalam transaksi forward buying – forward selling tersebut.
Skema transaksi yang berhubungan dengan Teori Pertukaran (The Thoery
(31)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
‘Ayn dengan Dayn Al-Bai’ (Goods) Al-Ijarah (Services) Ijarah Ju’alah Dayn dengan Dayn Uang Surat Berharga Representing ‘Ayn Representing Dayn Now for Now
Deferred Payment (Muajjal) Deferred Delivery (Salam) Kasat mata Mutu beda Kasat mata Mutu sama Kasat mata Mutu beda Kasat mata Mutu sama
Of Same Type
Of Different Type ‘Ayn dengan ‘Ayn Lain Jenis Sejenis Kasat mata Mutu beda Kasat mata Mutu sama
Gambar 2.1 : Skema Akad Teori Pertukaran
(32)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Skema transaksi berdasarkan Teori Pertukaran pada halaman sebelumnya menggambarkan pola transaksi yang terdapat dalam lingkup cakupan Teori Pertukaran. Ringkasan akad berdasarkan Teori Pertukaran ditinjau dari objek pertukaran dapat diterangkan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Matriks Transaksi Teori Pertukaran
Matriks yang disajikan di atas memberikan panduan yang menyeluruh pada kehalalan transaksi pertukaran. Semua transaksi dengan sifat tanggung serah
(deferred for deferred) akan diharamkan, demikian juga halnya dengan transaksi Dayn for Dayn, kecuali pada transaksi sharf.
(2) Teori Percampuran (The Theory of Venture)
Teori Percampuran berlaku pada jenis kontrak dengan sifat Natural
Uncertainty Contract, yang mana tingkat pengembalian pada transaksi tersebut
tidak dapat dipastikan.
Objek dan jangka waktu yang diaplikasikan pada aplikasi Teori Percampuran pada dasarnya sama dengan aplikasi Teori Pertukaran, yakni ‘ayn
(real asset) dan dayn (financial asset) serta dapat dijalankan pada jangka waktu naqdan (immediate delivery) dan ghairu naqdan (deferred delivery).
(i) Percampuran ‘Ayn dengan ‘Ayn
Percampuran ‘ayn dengan ‘ayn terjadi ketika dua pihak atau lebih sepakat untuk berkolaborasi membentuk atau membangun sesuatu dengan
Time
Now for Now Now for Deferred Deferred for Deffered
Ayn for 'Ayn V V X
Ayn for Dayn V V X
Dayn for Dayn X X X
Object
(33)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
memadukan sumber daya dari pihak – pihak yang terkait. Dalam percampuran
‘ayn dengan ‘ayn sumber daya yang dipadukan berupa real asset, tidak ada pihak
yang memberikan sumber daya dalam bentuk financial asset. (ii) Percampuran ‘Ayn dengan Dayn
Percampuran ‘ayn dengan dayn terjadi ketika beberapa pihak terkait setuju untuk berkolabari dengan memadukan aset mereka, dengan satu atau lebih pihak memberikan financial aset sedangkan pihak lain memberikan
real aset dalam perjanjian tersebut.
(iii) Percampuran Dayn dengan Dayn
Percampuran dayn dengan dayn dapat mengambil beberapa jenis kontrak, di antaranya adalaah syirkah mufawadhah dan syirkah ‘inan.
Syirkah mufawadhah terjadi pada kontrak kerjasama dengan jumlah financial asset yang sama antara pihak – pihak yang terkait. Hal ini
merupakan kebalikan dari sirkah ‘inan, bahwa kontrak yang terjadi dengan jumlah financial asset yang berbeda.
Matriks untuk transaksi percampuran dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2.2 Matriks Transaksi Teori Percampuran
Melalui matriks yang terdapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bagi transaksi percampuran, hanya dengan karakteristik now for now yang
Time
Now for Now Now for Deferred Deferred for Deffered
Ayn for 'Ayn V X X
Ayn for Dayn V X X
Dayn for Dayn V X X
Object
(34)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
diperbolehkan, sedangkan transaksi dengan karakteristik now for deferred dan
deferred for deferred dilarang/diharamkan.
Ringkasan transaksi yang diperbolehkan dalam perbankan syariah dapat dilihat pada skema berikut ini:
Gambar 2.2 : Skema Akad Perbankan Syariah
Akad
Transaksi Sosial
Transaksi Komersial
Natural Certainty
Contract
Natural Uncertainty
Contract
1. Murabahah 2. Salam 3. Istishna’ 4. Ijarah
1. Musyarakah 2. Muzara’ah 3. Musaqah 4. Mukhabaran
Teori Pertukaran
Teori Percampuran 1. Qard
2. Wadiah 3. Wakalah 4. Kafalah 5. Rahn 6. Hibah 7. Waqf
(35)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
b. Kegiatan Operasional Bank Syariah
Secara umum, kegiatan operasional bank syariah dapat dilihat dari jenis produk yang ditawarkan oleh bank syariah. Produk yang ditawarkan bank syariah secara umum adalah (Karim, 2006: 97 dan Muhammad, 2005: 177):
1) Penyaluran Dana (Financing) 2) Penghimpunan Dana (Funding) 3) Jasa (services)
Penjelasan masing – masing produk juga dijelaskan oleh Karim (2006: 97-112) dan Muhammad (2005: 178-190). Terdapat sedikit perbedaan antara penjelasan Karim dan Muhammad mengenai penyaluran dana. Karim berpendapat bahwa produk penyaluran dana terdiri dari pembiayaan dengan prinsip jual beli, pembiayaan dengan prinsip sewa, pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, pembiayaan dengan akad pelengkap. Sedangkan Muhammad berpendapat bahwa penyaluran dana hanya terdiri dari pembiayaan dengan prinisp jual beli, prinsip sewa dan prinsip bagi hasil. Menurut Muhammad (2005: 188), akad pelengkap dikembangkan sebagai akad pelayanan jasa.
a) Penyaluran Dana (Financing)
Produk penyaluran dana dapat dilakukan dengan prinsip sebagai berikut: (1) Pembiayaan dengan prinsip jual beli. Pembiayaan ini dilakukan
sehubungan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda. Berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu penyerahan, transaksi jual beli dapat dibedakan menjadi:
(36)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
(a) Pembiayaan Murabahah (al-bai’ bi tsaman ajil). Akad ini lebih dikenal dengan murabahah saja. Dalam skema
murabahah, bank bertindak sebagai penjual, sedangkan
nasabah bertindak sebagai pembeli. Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan waktu penyerahan. Hal harus diperhatikan adalah bahwa bank harus memberitahukan tingkat keuntungan yang diambil bank pada transaksi tersebut.
(b) Pembiayaan Salam. Akad ini merupakan akad transaksi jual beli dengan barang yang bertindak sebagai objek belum ada. Namun, sebagai syarat transaksi ini adalah bahwa kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.
(c) Pembiayaan Istishna’. Akad ini hampir sama dengan akad
salam, namun pada akad istishna’, pembayaran yang
dilakukan oleh bank dapat dicicil. Pembiayaan ini biasanya dilakukan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi. (2) Pembiayaan dengan prinsip sewa. Transaksi ijarah didasari atas
perpindahan manfaat. Perbedaan prinsip sewa dengan prinsip jual beli terletak pada objek transaksi. Pada prinsip sewa, objek transaksi adalah jasa, sedangkan pada prinsip jual beli objeknya adalah barang/benda. Terdapat akad sewa yang diikuti dengan
(37)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
perpindahan kepemilikan objek pada akhir masa sewa. Akad ini disebut dengan ijarah muntahhiyah bittamlik (IMBT).
(3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dapat dibedakan sebagai berikut:
i) Pembiayaan Musyarakah. Akad pembiayaan ini merupakan bentuk umum dari pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Akad musyarakah merupakan perpaduan aset dua pihak atau lebih guna membentuk usaha. Asset yang dipadukan dapat berbentuk berwujud maupun tidak berwujud. Secara spesifik, bentuk kontribusi yang dipadukan oleh pihak – pihak yang terkait dapat berbentuk dana, barang perdagangan, kewiraswastaan, kepandaian (skill), kepemilikan (property), peralatan, intangible asset, atau bahkan reputasi.
ii) Pembiayaan Mudharabah. Pembiayaan mudharabah
terbentuk dengan komposisi pemilik modal (shahib
al-maal), dalam hal ini bank, dengan pengelola usaha (modharib). Dalam bentuk kerjasama ini, proporsi
kontribusi modal 100% diberikan oleh shahib al-maal, yaitu bank. Hal ini membedakan pembiayaan mudharabah dengan pembiayaan musyarakah. Dalam pembiayaan
(38)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
sedangkan pada pembiayaan musyarakah, dana modal dapat berasal dari dua pihak atau lebih.
b) Penghimpunan Dana (Funding)
Penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito, namun dengan melekatkan prinsip operasional syariah pada penghimpunan dana tersebut. Prinsip operasional syariah yang dapat diterapkan pada penghimpunan dana adalah prinsip
wadi’ah dan prinsip mudharabah.
(1) Prinsip Wadi’ah. Terdapat dua jenis simpanan dengan prinsip
wadi’ah, yaitu wadi’ah yad dhamanah dan wadi’ah amanah. Jenis wadi’ah yad dhamanah merupakan akad yang sering diterapkan
pada rekening giro. Dalam prinsip wadi’ah yad dhamanah, nasabah yang menitipkan dana pada bank tersebut tidak dijanjikan imbalan pendapatan, namun juga tidak menanggung kerugian. Keuntungan dan kerugian murni dipegang oleh bank. Bank dapat memberikan bonus pada nasabah, namun tidak boleh dijanjikan pada awal pembentukan akad.
(2) Prinsip Mudharabah. Dalam prinsip himpunan dana mudharabah, bank bertindak sebagai mudharib (pengelola) sedangkan nasabah bertindak sebagai sahib al-maal (pemilik modal). Prinsip
(39)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
deposito berjangka. Prinsip mudharabah dapat dibagi ke dalam dua bagian, ditinjau dari kewenangan pengelola:
• Mudharabah Mutlaqah. Prinsip mudharabah mutlaqah juga
disebut dengan Unrestricted Investment Account (URIA). Dalam prinsip URIA, tidak terdapat limitasi yang dibebankan pemilik dana kepada bank sebagai pihak pengelola dana. Hal ini berarti bahwa bank selaku pihak pengelola dana tersebut bebas menentukan penyaluran dana tersebut ke sektor manapun.
• Mudharabah Muqayyadah. Prinsip mudharabah muqayyadah
disebut juga dengan Restricted Investment Account (RIA). Dalam prinsip RIA, terdapat limitasi yang dibebankan oleh pemilik dana kepada bank selaku pengelola dana. Artinya, dalam penyaluran dana tersebut yang dilakukan oleh bank, terdapat syarat – syarat yang diajukan oleh pemilik dana.
c) Jasa (Services)
Sehubungan dengan perbedaan pendapat yang terjadi antara Karim dan Muhammad pada akad pelengkap, maka perbedaan tersebut juga berimplikasi pada produk jasa perbankan syariah. Menurut Karim (2006: 112) jasa perbankan meliputi sharf (forex trading) dan ijarah (sewa). Sewa dalam hal ini adalah jasa penyewaan kotak simpanan
(40)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
(safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian).
4. Laporan Keuangan Bank Syariah
Laporan keuangan pada sektor perbankan syariah, sama seperti sektor lainnya, adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan aktifitas operasi bank yang bermanfaat dalam mengambil keputusan.
Suatu laporan keuangan pada hakikatnya merupakan sebuah hasil akhir
(output) dari proses akuntansi selama suatu periode tertentu. Laporan keuangan
tersebut mencerminkan kegiatan yang dilakukan oleh entitas pada suatu periode tersebut. Kegiatan entitas pada periode tersebut harus dipertanggunjawabkan oleh manajemen entitas terkait, yang direfleksikan dalam pertanggungjawaban laporan keuangannya.
Laporan keuangan yang dipertanggungjawabkan tersebut utamanya dapat digunakan sebagai alat pengambil keputusan (decision making) oleh pihak – pihak yang berkaitan dengan entitas. Hal ini menyebabkan para manajemen entitas seharusnya memiliki social contract dengan para stakeholder.
Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) paragraf 80, laporan keuangan bank umum meliputi:
Neraca,
(41)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Laporan Arus Kas,
Laporan Perubahan Ekuitas,
Catatan Atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan bank dalam PSAK No. 31 tersebut tidak secara umum tidak berbeda dengan laporan keuangan perusahaan lain. Hal ini dapat dibuktikan bahwa menurut International Accounting Standards (IAS) Number 1, presentasi laporan keuangan suatu perusahaan harus meliputi (dalam Robinson, Munter dan Grant, 2004 : 52):
o Balance Sheet (Neraca),
o Income Statement (Laporan Laba Rugi),
o Statement showing either all changes in equity or changes in equity other than those arising from capital transactions with owners dan distributions to owners (Laporan Perubahan Ekuitas),
o Cash-flow Statement (Laporan Arus Kas),
o Accounting Policies and Explanatory Notes (Catatan Atas Laporan
Keuangan).
Laporan keuangan bank syariah ternyata tidak sama dengan laporan bank konvensional sebagaimana telah disebutkan dalam PSAK No. 31 (Revisi 2000). Dalam PSAK No. 59 (Revisi 2003) tentang Akuntansi Perbankan Syariah
(42)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
dijelaskan pada paragraf 152 bahwa bank syariah yang beroperasi di Indonesia disaranakan menyusun laporan keuangannya secara lengkap yang terdiri dari:
Neraca,
Laporan Laba Rugi,
Laporan Arus Kas,
Laporan Perubahan Ekuitas,
Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat,
Laporan Sumber dan Penggunaan Dasa Zakat, Infaq, dan Shadaqah,
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan, dan
Catatan Atas Laporan Keuangan.
Investasi terikat merupakan investasi yang berasal dari pemilik dana investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai manajer investasi berdasarkan mudharabah muqayyadah atau sebagai agen investasi. Investasi terikat bukan merupakan aset maupun kewajiban karena bank tidak mempunyai hak untuk menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut serta bank tidak memiliki kewajiban mengembalikan atau menanggung risiko investasi.
Dalam hal bank bertindak sebagai manajer investasi dengan akad
mudharabah muqayyadah, bank mendapatkan keuntungan sebesar nisbah atas
(43)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
apapun. Sedangkan dalam hal bank bertindak sebagai agen investasi, imbalan yang diterima adalah sebesar jumlah yang disepakati tanpa memperhatikan hasil investasi tersebut (PSAK No. 59, Revisi 2003 : paragraf 167-171)
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan merupakan merupakan komponen utama laporan keuangan bank syariah. Penjelasan tentang Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan dapat dilihat pada PSAK No. 59 (Revisi 2003) paragraf 178-182 dan Muhammad (2005 : 233-234) yang meliputi:
a. Sumber dana qardhul hasan yang berasal dari:
1) infaq,
2) shadaqah,
3) denda,
4) pendapatan nonhalal.
b. Penggunaan dana qardhul hasan yang meliputi:
a) pinjaman,
b) sumbangan.
c. Kenaikan atau penurunan sumber dana qardhul hasan
(44)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
e. Saldo akhir dana penggunaan qardhul hasan.
Contoh bentuk Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak, dan Sedekah dapat dilihat pada bentuk laporan berikut ini:
Sedangkan contoh bentuk Laporan Sumber dan Penggunaan Qardhul
Hasan adalah sebagai berikut:
(Nama Bank)
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak, dan Sedekah Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun)
Catatan xxxx (tahun)
Unit Moneter
Sumber-Sumber Zakat dan Sumbangan xxx
Zakat Jatuh Tempo dari Bank xxx
Zakat Jatuh Tempo dari Para Pemilik Rekening xxx
Sumbangan xxx
Total Sumber Zakat xxx
Penggunaan Zakat dan Sumbangan xxx
Zakat Untuk Fakir Miskin xxx
Zakat Untuk Ibnu Sabil xxx
Zakat Untuk Gharimin dan Membebaskan Budak xxx
Zakat Untuk Mu'allaf xxx
Zakat Untuk Fisabilillah xxx
Zakat Untuk Amil Zakat (Biaya Adm dan Umum) xxx
Total Penggunaan Dana xxx
Kenaikan (Penurunan) Sumber - Sumber Terhadap Penggunaan xxx
Zakat dan Sumbangan yang Belum Dibagikan Pada Awal Tahun xxx
Zakat dan Sumbangan yang Belum Dibagikan Pada Akhir Tahun xxx
Gambar 2.3 Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Zakat, infak dan Sedekah Sumber: Arifin dalam Muhammad (2005 : 244) dengan modifikasi
(45)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (Tahun)
Uraian Cat xxxx
(Tahun)
Saldo Awal Pinjaman Kebajikan xxx
Sumber - Sumber Dana Qardhul Hasan xxx
Alokasi dari Rekening Koran xxx
Alokasi dari Pendapatan yang Dilarang Syari'ah xxx
Sumber di Luar Bank xxx
Total Sumber Dana Selama Tahun ini xxx
Penggunaan Qardhul Hasan xxx
Pinjaman Kepada Para Pelajar xxx
Pinjaman Kepada Para Pengrajin xxx
Penyelesaian Rekening Koran xxx
Total Penggunaan Dana Selama Tahun ini xxx
Saldo Akhir Tahun Pinjaman Kebajikan xxx
Dana Tersedia Untuk Pinjaman xxx
B. Penilaian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan suatu entitas dapat diukur melalui analisis laporan keuangan yang diimplementasikan pada penggunaan elemen – elemen laporan keuangan untuk membentuk rasio keuangan kunci agar dapat menilai kondisi kesehatan keuangan perusahaan (Garrison & Noreen, alih bahasa Budisantoso, 2004 : 780). Metode – metode lain yang dapat digunakan sebagai penilaian kinerja perusahaan adalah analisis common-size, studi diferensiasi komponen
Gambar 2.4 Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Qardhul
Hasan
(46)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
laporan keuangan industri, review terhadap material deskriptif dan perbandingan data – data lain (Gibson, 2001 : 161).
Melalui analisis rasio keuangan, dapat diambil kesimpulan terhadap komparasi kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu (time – series
analysis) atau komparasi dengan perusahaan lain (cross – sectional analysis)
(Robinson, Munter and Grant, 2004 : 230).
Secara garis besar, Robinson et al. mengklasifikasikan rasio keuangan ke dalam enam kategori yang dijelaskan sebagai berikut (Robinson et al, 2004 : 231):
1. Rasio Aktivitas, mengindikasikan efesiensi dan efektivitas operasi dan manajemen aset.
2. Rasio Likuiditas, mengindikasikan kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
3. Rasio Solvabilitas, mengindikasikan kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban jangka panjang.
4. Rasio Profitabilitas, mengindikasikan kemampuan entitas untuk menghasilkan laba (menciptakan pertumbuhan) setelah menutupi biaya (cost).
5. Rasio Arus Kas, merupakan komposisi dari rasio – rasio yang telah disebutkan sebelumnya. Rasio arus kas secara khusus menjadi penting ketika terdapat keraguan terhadap kemampulabaan suatu entitas.
6. Rasio Multiplikasi Harga Saham, merupakan rasio yang terfokus pada harga pasar saham daripada nilai buku (book value).
(47)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor : 9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah disebutkan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank dapat dinilai melalui:
a)
permodalan (Capital),b)
kualitas Aset (Asset Quality),c)
manajemen (management),d)
rentabilitas (Earning),e)
likuiditas (Liquidity),f)
sensivitas terhadap risiko pasar (Sensivity to Market Risk).Dalam melakukan penilaian rasio keuangan untuk menilai kinerja dan kesehatan bank, Bank Indonesia membagi rasio – rasio keuangan ke dalam tiga kategoti besar yakni rasio utama, rasio penunjang dan rasio pengamatan
(observed ratio). Rasio utama memiliki pengaruh kuat (high impact) terhadap
kesehatan bank, rasio penunjang memiliki pengaruh langsung terhadap rasio utama, sedangkan rasio pengamatan merupakan rasio tambahan yang digunakan dalam analisa dan pertimbangan (judgement).
Berdasarkan Surat Edaran (SE) No.9/24/DPbS tahun 2007 dapat disimpulkan kriteria penilaian tingkat kesehatan bank sebagai berikut:
(48)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Tabel 2.4 Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan Aspek Likuiditas dan Sensivitas Atas Risiko Pasar
Sumber: Bank Indonesia
Faktor Rasio Perbandingan aset jangka pendek dengan kewajiban jangka pendek Kemampuan aset jangka pendek, kas & sec. reserve dlm memenuhi kewajiban jgk pendek Ketergantungan dana kepada deposan inti Pertumbuhan dana deposan inti terhadap total DPK Kemampuan bank memperoleh dana dari pihak lain, jika terjadi mismatch
Ketergantungan pada dana antar bank
Karakteristik Utama Penunjang Penunjang Penunjang Observed Observed Faktor
Rasio
Karakteristik
Likuiditas
Sensivitas Atas Risiko Pasar
Perbandingan kelebihan modal yang digunakan untuk menutupi risiko bank dengan tingkat risiko yang timbul dari pengaruh perubahan risiko pasar
Tabel 2.3 Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan Aspek Permodalan, Kualitas Aset dan Rentabilitas
Faktor Permodalan (Capital)
Rasio KPMM Kemampuan modal inti & PPAP dalam mengamankan risiko write off
Kemampuan modal inti menutup kerugian saat likuidasi
Trend KPMM Kemampuan bank dalam menambah modal Intentsitas fungsi keagenan bank syariah Perbandingan modal inti dengan dana mudharabah Deveidend Pay Out Ratio Akses pada sumber permodalan Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank
Karakteristik Utama Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Observed Observed Observed Observed Observed
Faktor Kualitas Aset (Asset Quality)
Rasio Kualitas aktiva produktif
Risiko konsentrasi penyaluran dana kepada debitur inti
Kualitas penyaluran dana kepada debitur inti Kemampuan bank dalam menangani aset dihapusbuku Non Performing Financing (NPF) Tingkat kecukupan agunan Proyeksi kualitas aset produktif Trend aktiva produktif bermasalah yang direstrukturisasi
Karakteristik Utama Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Observed Observed Observed Observed Observed
Faktor Rentabilitas
Rasio Net Operating Margin (NOM)
Return On Asset (ROA) Efisiensi kegiatan operasional Aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan Diversifikasi pendapatan Proyeksi Pendapatan Operasional Bersih Utama Net Structural Operating Margin
Return On Equity (ROE) Komposisi penempatan dana pada surat berharga Disparitas imbal jasa tertinggi dan terendah
Karakteristik Utama Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Penunjang Observed Observed Observed Observed
(49)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
1. FDR (Financing Deposit to Ratio)
FDR adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukkan oleh perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan.
FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin besar kredit maka pendapatan yang diperoleh naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba juga akan mengalami kenaikan.
Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-beda tergantung antara lain pada khususan usaha bank, besarnya bank dan sebagainya. Oleh karena itu untuk menilai cukup tidaknya likuiditas suatu bank dengan menggunakan ukuran
financing deposito to ratio, yaitu dengan memperhitungkan berbagai aspek yang
berkaitan dengan kewajibannya, seperti memenuhi commitment loan, antisipasi atas pemberian jaminan bank yang pada gilirannya akan menjadi kewajiban bagi bank. Apabila hasil pengukuran jauh berada di atas target dan limit bank tersebut maka dapat dikatakan bahwa bank akan mengalami kesulitan likuiditas yang pada gilirannya akan menimbulkan beban biaya yang besar. Sebaliknya bila berada di bawah target dan limitnya, maka bank tersebut dapat memelihara alat likuid yang berlebihan dan ini akan menimbulkan tekanan terhadap pendapatan bank berupa tingginya biaya pemeliharan kas yang menganggur (idle money). Dari uraian
(50)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
diatas maka dapat dikatakan Financing Deposit to Ratio adalah perbandingan jumlah pembiayaan yang diberikan dengan simpanan masyarakat.
Pembiayaan yang diberikan FDR =
Dana masyarakat
2. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
BOPO menurut kamus keuangan adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan dan pengeluaran dari laporan rugi laba dan terhadap angka-angka dalam neraca.
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan opeasi (Denda Wijaya, 2000:120). Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
Biaya operasional
BOPO =
Pendapatan operasional
BOPO merupakan upaya bank untuk meminimalkan resiko operasional, yang merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank. Resiko operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi penurunan keuntungan
(51)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
yang dipengaruhi oleh struktur biaya operasional bank, dan kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa - jasa dan produk-produk yang ditawarkan.
3. NPF (Non Performing Financing)
NPF adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut. NPF diketahui dengan cara menghitung Pembiayaan Non Lancar Terhadap Total Pembiayaan. Apabila semakin rendah NPF maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPF tinggi bank tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet.
Pembiayaan nonlancar NPF =
Total Pembiayaan
4. ROE (Return on Equity)
Profitabilitas merupakan dasar dari adanya keterkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank. Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performance sebuah bank, dimana ia merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari para pemegang saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan minimalisasi resiko yang ada.
Tujuan analisis profitabilitas sebuah bank adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh suatu bank.
(52)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Net Income ROE =
Total Equity
ROE menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income. Semakin tinggi return semakin baik, berarti dividen yang dibagikan atau ditanamkan kembali sebagai retained
earning juga semakin besar.
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu 1. Iqbal Haridh (2008)
Penelitian yang dilakukan oleh Iqbal Haridh menganalisis pengaruh kinerja perbankan syariah terhadap perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Analisis kinerja perbankan syariah pada penelitian ini menggunakan lima rasio keuangan yang mengukur kinerja keuangan perbankan syariah. Lima rasio tersebut adalah Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Tetap (PPAP) atau Rasio PPAP, Kualitas Aktiva Produktif Bank (KAPB),
Non Performing Financing (NPF), Return On Equity (ROE), dan Financing to Deposit Ratio (FDR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan variabel
tersebut secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan perbankan syariah pada tingkat kepercayaan 95%. Tetapi secara parsial menunjukkan hanya variabel ROE yang berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan 95%.
(53)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
2. Arfian Zuhri Nasution (2008)
Arfian Zuhri Nasution melakukan penelitian terhadap peranan rasio keuangan dalam mengukur kinerja keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan dalam kurun waktu tiga tahun selama tahun 2005, tahun 2006, dan tahun 2007. Rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan tersebut adalah Perbandingan Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) Terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Akitva Produktif (PPAP), Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit
Ratio (LDR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan paling baik terjadi pada tahun 2006 dengan skor 28 atau 93,33% dari total skor dan masuk dalam kategori sangat baik.
3. Imam Gozali (2007)
Imam Gozali menganalisis pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing Deposit Ratio), BOPO (Biaya OPerasional terhadap Pendapatan Operasional) dan NPL (Non Performing Loan) terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Aquacy Ratio), FDR (Financing to Deposit Ratio), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), NPL (Non Performing Loan) sebagai variabel independen dan ROE (Return On Equity) sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas bank sayriah mandiri tergolong baik walaupun dilihat dari sisi CAR masih ada kekurangan, hal tersebut
(54)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
karena bank syariah mandiri lebih mengedepankan sektor riil. Hal tersebut yang membuat CAR masih kurang karena pembiayaan sektor riil tergolong sangat beresiko. Tapi dilihat dari variable lainnya bank syariah mandiri masih layak menjadi bank syariah yang tergolong profitabilitas baik
.
4. Ryan Anggarapasha Yusananta
Ryan Anggarapasha Yusananta menganalisis pengaruh perubahan rasio profitabilitas dan rasio hutang terhadap perubahan harga saham perusahaan jasa keuangan yang terdaftar di BEJ. Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham sebagai variabel dependen. ROA dan DER sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari variabel independen yang digunakan, faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham adalah ROE (Return On Equity).
Penelitian – penelitian terdahulu yang telah dijelaskan disajikan kembali secara komprehensif sebagai berikut:
Peneliti Judul Variabel Teknik
Analisis Data Hasil Penelitian M. Iqbal Haridh (2008) Analisis Pengaruh Kinerja Perbankan Syariah Terhadap Perkembanga n Perbankan Syariah di Indonesia Variabel independen yaitu Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Kualitas Aktivva Produktif Bank (KAPB), Non Performing Metode analisis statistik regresi linear berganda dengan pengujian asumsi klasik. Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan variabel tersebut secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan perbankan syariah pada tingkat kepercayaan 95%. Tetapi
(55)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Financing (NPF), Return On Equity (ROE), dan Financing to Deposit Ratio (FDR). uji signifikansi parsial (uji t) dan simultan (uji F). secara parsial menunjukkan hanya variabel ROE yang berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Arfian Zuhri Nasutio n (2008) Peranan Rasio Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan Variabel yang digunakan yaitu Perbandingan Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) Terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Akitva Produktif
(PPAP), Return
On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Loan
to Deposit Ratio
(LDR) Metode analisis deskriptif, metode komparatif, dan metode analisis trend. Kinerja PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan paling baik terjadi pada tahun 2006 dengan skor 28 atau 93,33% dari total skor dan masuk dalam kategori sangat baik. Imam Gozali (2007) Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing Deposit CAR (Capital Aquacy Ratio), FDR (Financing to Deposit Ratio), BOPO (Biaya Metode analisis statistik regresi linear berganda dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas bank sayriah mandiri
(56)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Ratio), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan NPL (Non
Performing Loan) terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri Operasional terhadap Pendapatan Operasional), NPL (Non Performing
Loan) sebagai variabel independen dan ROE (Return On Equity) sebagai variabel dependen. menggunakan pengujian asumsi klasik. tergolong baik walaupun dilihat dari sisi CAR masih ada kekurangan, hal tersebut karena bank syariah mandiri lebih mengedepankan sektor riil. Ryan Anggara pasha Yusanan ta (2007) Pengaruh Perubahan Rasio Profitabilitas dan Rasio Hutang Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Jasa Keuangan yang Terdaftar di BEJ Harga saham sebagai variabel dependen. ROA dan DER sebagai variabel independen. Metode korelasi dan metode analisis statistik regresi linear berganda dengan melakkukan uji t dan uji F
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari variabel independen yang digunakan, faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham adalah ROE (Return On
Equity).
D. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor – faktor yang penting yang telah diketahui pada masalah tertentu. Kerangkan teoritis akan menghubungkan secara teoritis antar variabel – variabel penelitian, yakni variabel bebas dan terikat (Erlina dan Sri Mulyani, 2007 : 28). Kerangka teoritisis merupakan suatu landasan konseptual untuk menjawab masalah atau persoalan penelitian. Penyusunan
(57)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
kerangkan konseptual tidak terlepas dari upaya tinjauan literatur atas berbagai teori dan penelitian sebelumnya (Supramono dan Utami, 2004 : 30).
Profitabilitas sebagai dasar dari adanya keterkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank. Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performance sebuah bank, dimana ia merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari para pemegang saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan minimalisasi resiko yang ada.
Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-beda tergantung antara lain pada khususan usaha bank, besarnya bank dan sebagainya. Oleh karena itu untuk menilai cukup tidaknya likuiditas suatu bank dengan menggunakan ukuran
financing deposito to ratio, yaitu dengan memperhitungkan berbagai aspek yang
berkaitan dengan kewajibannya, seperti memenuhi commitment loan, antisipasi atas pemberian jaminan bank yang pada gilirannya akan menjadi kewajiban bagi bank.
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi (Lukman D Wijaya, 2000, 120).
NPF adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut. Apabila semakin rendah NPF maka bank tersebut akan semakin mengalami
(58)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPF tinggi bank tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet.
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) dengan profitabilitas (ROE) bersifat kausal.
Berdasarkan landasan teoritis dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka penulis menyusun kerangka teoritis berikut ini:
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Sedangkan proporsi merupakan suatu ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena – fenomena.
FDR (X1)
BOPO (X2)
Tingkat Profitabilitas
ROE (Y) NPF
(X3)
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual
(59)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina dan Mulyani, 2007 : 41). Sedangkan Supramono dan Utami (2004 : 31-32) bahwa hipotesis adalah harapan peneliti yang berkenaan dengan hubungan dua atau lebih variabel yang kebenarannya perlu diuji lebih lanjut melalui pengumpulan data. Supramono dan Utami (2004 : 31) menjelaskan bahwa perumusan hipotesis harus didasarkan pada penalaran yang mampu memberikan penjelasan yang rasional (rational explanation) oleh sebab itu penting untuk menelusuri teori – teori tertentu atau hasil – hasil penelitian sebelumnya (prior research) melalui tinjauan literatur untuk mendapatkan pengarahan mengenai jenis variabel dan hubungannya.
Hipotesis yang penulis susun dalam penelitian ini adalah:
Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE) baik secara parsial maupun simultan.
(60)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran dan penganalisisan data yang membantu ilmuwan dalam mengalokasikan sumber daya penelitian yang terbatas dengan mengemukakan pilihan – pilihan penting (Babie dalam Erlina dan Mulyani, 2007 : 61). Desain penelitian dapat juga didefinisikan sebagai suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan – pertanyaan penelitian. Rencana tersebut merupakan program menyeluruh dari penelitian (Krathwohl dalam Erlina dan Mulyani, 2003 : 62).
Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kausal, yakni penelitian yang menganalisis hubungan yang terjadi antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Umar, 2003 : 30). Erlina dan Mulyani (2007 : 65-66) menyatakan bahwa berdasarkan hubungan antar varibel, suatu penelitian dapat dikategorikan sebagai penelitian dengan hubungan sebab akibat. Penelitian tersebut tercermin ketika variabel terikat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas tertentu.
(61)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan sampel merupakan merupakan bagian dari populasi yang memperkirakan karakteristik populasi (Erlina dan Mulyani, 2007 : 73-74).
Populasi yang digunakan dalan penelitian ini adalah bank – bank syariah yang ada di Indonesia.
Terdapat dua metode untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik populasi yakni metode complete enumeration dan metode sample enumeration. Metode complete enumeration disebut juga dengan sensus. Dalam metode sensus, penelitian diadakan pada seluruh anggota populasi, maka dengan kata lain bahwa dalam metode sensus sampel dari penelitian adalah seluruh populasi penelitian itu sendiri. Sedangkan metode sample enumeration disebut juga dengan metode
survey sample. Survey sample dilakukan pada suatu penelitian dengan mengambil
sebagian dari populasi penlitian (Supramono dan Utami, 2004 : 52).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sensus atau complete
enumeration. Metode ini dipakai disebabkan oleh ukuran populasi yang relatif
kecil, sehingga sesuai dengan dinyatakan dalam Erlina dan Mulyani (2007 : 73) bahwa penelitian sensus dapat dilakukan jika populasi penelitian relatif kecil. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
(1)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Yusananta, Ryan, 2007. Pengaruh Perubahan Rasio Profitabilitas dan Rasio
Hutang Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Jasa
Keuangan Yang Terdaftar Di BEJ. Universitas Gadjah Mada Program
Pasca Sarjana.
Zubeirsyah, dan Nurhayati Lubis, 2004. Bahasa Indonesia dan Teknik
Penyusunan Karangan Ilmiah. Penerbit USU Press, Medan.
(2)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
LAMPIRAN
no bulan tahun FDR% BOPO% NPF% ROE% 1 January 2006 0.99387 0.64264 0.035374 0.020446 2 February 2006 1.033227 0.642301 0.03972 0.041043 3 March 2006 1.069622 0.531938 0.042735 0.052372 4 April 2006 1.092244 0.578578 0.039851 0.044921 5 May 2006 1.096759 0.565445 0.041945 0.060995 6 June 2006 1.105241 0.4739 0.04226 0.071452 7 July 2006 1.12229 0.505007 0.047069 0.085929 8 August 2006 1.11285 0.607228 0.050846 0.094431 9 September 2006 1.093852 0.467336 0.051258 0.108598 10 October 2006 1.065332 0.557644 0.050749 0.109397 11 November 2006 1.053975 0.320667 0.052369 0.123345 12 December 2006 0.989006 0.470479 0.047504 0.134846 13 January 2007 0.985574 0.367082 0.051715 0.02735 14 February 2007 0.971904 0.428454 0.055367 0.041729 15 March 2007 0.951429 0.451487 0.057342 0.057851 16 April 2007 0.970278 0.517057 0.061385 0.07213 17 May 2007 0.97118 0.528781 0.061711 0.087307 18 June 2007 1.01122 0.517474 0.061969 0.110465 19 July 2007 1.019602 0.515313 0.06577 0.127485 20 August 2007 1.057029 0.475811 0.066294 0.139096 21 September 2007 1.036847 0.480934 0.06263 0.150082 22 October 2007 1.026515 0.482967 0.062282 0.163626 23 November 2007 1.034689 0.488484 0.056551 0.173325 24 December 2007 0.997595 0.497857 0.040481 0.1801 25 January 2008 0.978732 0.630724 0.041758 0.025241 26 February 2008 0.97605 0.559198 0.041613 0.05211 27 March 2008 1.002607 0.54773 0.041745 0.069965 28 April 2008 0.998642 0.548121 0.043892 0.087328 29 May 2008 1.018541 0.496534 0.049427 0.146442 30 June 2008 1.031806 0.494685 0.042274 0.173844 31 July 2008 1.069668 0.49117 0.041748 0.199672 32 August 2008 1.130196 0.500997 0.040408 0.212216 33 September 2008 1.122496 0.498687 0.041238 0.238096 34 October 2008 1.116643 0.497149 0.044904 0.255265 35 November 2008 1.119304 0.528026 0.049652 0.226071 36 December 2008 1.036438 0.540764 0.039499 0.137844
(3)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation FDR 36 .9514 1.1302 1.040646 .0533802 BOPO 36 .3207 .6426 .512462 .0659102
NPF 36 .0354 .0663 .048982 .0088105
ROE 36 .0204 .2553 .113956 .0642090
Valid N (listwise) 36
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 36
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .53880416 Most Extreme Differences Absolute .106
Positive .106
Negative -.088
Kolmogorov-Smirnov Z .637
Asymp. Sig. (2-tailed) .812
(4)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
(5)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .578a .334 .272 .56349 .943
a. Predictors: (Constant), LnNPF, LnFDR, LnBOPO b. Dependent Variable: LnROE
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.027 2.107 -.013 .990
LnFDR 6.772 1.926 .524 3.516 .001 .935 1.069
LnBOPO -.809 .765 -.167 -1.058 .298 .836 1.197
LnNPF 1.035 .613 .275 1.688 .101 .786 1.272
(6)
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Tabel Interpretasi Nilai R
Nilai R
Interpretasi
0 - 0.19
Sangat Tidak Erat
0.2 - 0.39 Tidak Erat
0.4 - 0.59 Cukup Erat
0.6 - 0.79 Erat
0.8 - 0.99 Sangat Erat
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .578a .334 .272 .56349
a. Predictors: (Constant), LnNPF, LnFDR, LnBOPO b. Dependent Variable: LnROE
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 5.100 3 1.700 5.354 .004a
Residual 10.161 32 .318
Total 15.261 35
a. Predictors: (Constant), LnNPF, LnFDR, LnBOPO b. Dependent Variable: LnROE