Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
yang lebih seragam. Perlakuan ini sesuai dengan tujuan transformasi data menurut Hadi 2006 : 116 bahwa transformasi data dilakukan dengan tujuan agar
data yang digunakan dalam penelitian bersifat “lebih normal”, “lebih homogen” dan tidak terlalu ekstrim.
F. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistic Product and Services
Solution untuk memperoleh kesimpulan dari objek penelitian. Sebelum melakukan analisis statistik guna pengujian hipotesis, peneliti terlebih dahulu
melakukan uji asumsi klasik.
1. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi normalitas data yang
digunakan dalam pengujian hipotesis kelak. Tujuan dari uji normalitas adalah mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal Erlina, 2007: 103. Normalitas data merupakan asumsi terpenting dalam statistika parametrik sehingga pengujian terhadap
normalitas data harus dilakukan agar asumsi dalam statistika parametrik terpenuhi Supramono dan Utami, 2004: 82.
b. Uji Heteroskedatisitas Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel residual dari suatu pengamatan ke
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, demikian jika sebaliknya. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi gejala heteroskedatisitas Erlina, 2007: 108.
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi gejala korelasi antara data
yang satu dengan data yang lain. Uji autokorelasi dapat menggunakan Durbin- Watson test, dengan kriteria jika nilai Durbin Watson
≤ 2 maka tidak terdapat gejala autokorelasi Supramono dan Utami, 2004: 82
d. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menganalisis eksistensi gejala
korelasi antar variabel independen. Pengujian dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF, atau dengan melihat hasil
koefisien korelasi antarvariabel independen Supramono dan Utami, 2004: 83. Multikolinieritas dapat dilihat pada nilai tolarance atau Variance Inflation
Factor VIF. Nilai tolarance berbanding terbalik dengan Variance Inflation Factor yang dapat dijelaskan dengan VIF = 1tolerance, maka dengan itu nilai
cutoff yang sering diterima adalah tolerance 0,1 atau VIF 10. Setiap peneliti yang melakukan penelitian sering kali harus menentukan tingkat kolinieritas
sendiri Ghozali, 2005 : 91-92. Hair dkk dalam Supramono dan Utami 2004 : 82 menyebutkan bahwa gejala multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance lebih
kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
2. Pengujian Hipotesis