Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November
1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi
sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. Titik tolak kemunculan akuntansi syariah di Indonesia adalah kemunculan
Bank Muamalat pada tahun 1990-an. Hal ini mengakibatkan Indonesia menganut dual banking sistem, yakni sistem perbankan ganda yang terdiri dari sistem
konvensional dan sistem syariah. Sistem konvensional sudah berjalan sejak lama di Indonesia, sedangkan sistem perbankan syariah dapat dikatakan baru saja
tumbuh. Jika dibandingkan dengan negara Malaysia yang juga menganut dual
banking system, Indonesia masih tertinggal jauh. Hal ini terbukti dari pangsa perbankan syariah terhadap total bank yang masih sangat rendah. Keadaan
tersebut tentu mendorong kemunculan pertanyaan terhadap kinerja bank syariah di Indonesia.
Secara garis besar, penilaian suatu organisasi dapat diterapkan melalui dua paradigma penilaian, yakni penilaian kinerja keuangan dan penilaian kinerja
non keuangan. Penilaian kinerja yang paling umum digunakan adalah penilaian
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
kinerja melalui elemen – elemen laporan keuangan dengan menggunakan rasio – rasio keuangan tertentu, sehingga dapat diambil keputusan yang memadai.
Penilaian kinerja melalui elemen – elemen laporan keuangan merupakan penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan. Penilaian tersebut dilakukan
dengan menghitung rasio – rasio keuangan yang dianggap memiliki kaitan dengan kinerja keuangan perusahaan, kesehatan perusahaan, maupun prinsip
going concern perusahaan tersebut. Beberapa penelitian terdahulu telah meneliti tentang kinerja keuangan
bank syariah dengan menggunakan rasio keuangan tertentu. Seperti yang dilakukan oleh Iqbal Haridh 2008 mengenai kinerja perbankan syariah.
Penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan kinerja perbankan syariah berpengaruh signifikan terhadap perkembangan perbankan syariah.
Penelitian yang serupa dilakukan oleh Imam Gozali 2007 meneliti pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR, Financing to Deposit Ratio FDR,
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO dan Non Performing Loan NPL terhadap profitabilitas ROE bank Syariah Mandiri.
Hasil dari penelitian ini memberikan penjelasan bahwa tingkat profitabilitas bank syariah mandiri tergolong baik walaupun dilihat dari sisi CAR masih ada
kekurangan, hal tersebut karena bank syariah mandiri lebih mengedepankan sektor riil. Hal tersebut yang membuat CAR masih kurang karena pembiayaan
sector riil tergolong sangat beresiko. Tapi dilihat dari variable lainnya bank syariah mandiri masih layak menjadi bank syariah yang tergolong profitabilitas
baik
.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Adapun perbedaan penelitian Imam Gozali dengan penelitian penulis adalah penulis hanya menggunakan tiga variabel independen yaitu FDR
Financing to Deposit Ratio, BOPO Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional dan NPF Non Performing Financing. Objek penelitian yang
dilakukan oleh penulis adalah pada seluruh perbankan syariah di Indonesia. Wren dalam Haryati 2006 menyatakan bahwa kinerja suatu organisasi
dapat diukur melalui kinerja keuangan. Penggunaan rasio keuangan untuk mengukur kinerja suatu organisasi telah diperkenalkan sejak tahun 1902 oleh
Coleman, Piere dan Alfred I Du Pont. Hempel dalam Haryati 2006 menyimpulkan bahwa terdapat lima
kelompok rasio keuangan yang dapat digunakan pada industri perbankan. Lima kelompok rasio tersebut adalah rasio profitabilitas, likuiditas, kualitas risiko
kredit, risiko tingkat bunga dan risiko permodalan. Chapra dalam Gunawan 1999 menyatakan bahwa terdapat beberapa
indikator keberhasilan bank syariah di beberapa negara. Indikator – indikator tersebut adalah pertumbuhan simpanan, modal, tingkat keuntungan dan rasio
perbankan lainnya. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan
perbankan syariah yang dikeluarkan otoritas perbankan tertinggi yaitu Bank Indonesia BI, menunjukkan bahwa kondisi ROE dari tahun ke tahun selalu
mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan ROA. Hal ini menyebabkan penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh apakah peningkatan
ROE tersebut dipengaruhi oleh variabel – variabel yang akan diteliti penulis.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Rasio-rasio finansial umumnya diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu rasio likuiditas atau liquidity ratio, rasio leverage, rasio aktivitas atau activity
ratio, dan rasio keuntungan atau profitability ratio. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Indikator yang biasa digunakan utnuk mengukur kinerja profitabilitas bank adalah ROE Return on
Equity yaitu rasio yang menggamabarkan besarnya kembalian atas total modal untuk menghasilkan keuntungan, ROA Return on Assets yaitu rasio yang
menunjukkan kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan.
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur tingkat profitabilitas perbankan syariah adalah FDR Financing to
Deposit Ratio, BOPO Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan NPF Non Performing Financing.
1. FDR
FDR adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukkan oleh perbandingan antara jumlah
pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka deposito, dan tabungan.
2. BOPO
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi Denda wijaya, 2000 : 120.
3. NPF
NPF adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut.
Perbankan syariah merupakan fenomena yang baru pada dunia perbankan Indonesia. Perbankan syariah memberikan pandangan yang relatif berbeda
dengan perbankan konvensional yang sudah berjalan lebih awal di Indonesia. Berdasarkan penelitian – penelitian tersebut serta keadaan fenomena perbankan
syariah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap kinerja perbankan dari aspek keuangan. Penilaian kinerja tersebut dianalisis lebih lanjut untuk
mengetahui hubungan antara kinerja perbankan syariah tersebut dengan profitabilitas perbankan syariah.
Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
penulis memilih mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh FDR, BOPO dan NPF terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah di Indonesia”
B. Perumusan Masalah