Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
nilai, akuntansi konvensional terlalu menghamba pada kepentingan stockholder, sehingga menyebabkan sejumlah skandal – skandal keuangan pada berbagai
perusahaan yang melibatkan akuntansi. Setiawan 2006 menyatakan bahwa krisis keuangan internasional yang terjadi sepanjang dua dekade terakhir
menimbulkan kesadaran akan reformasi arsitektur keuangan, sehingga memberikan peluang pada sistem keuangan Islam. Penyebab terjadinya krisis
keuangan pada abad ke 20 adalah bunga bank. Sistem akuntansi Indonesia yang sekian lama berlaku di Indonesia juga
tidak luput dari skandal karena praktik akuntansi di Indonesia juga berasal dari Amerika Serikat secara langsung atau diadopsi dari Amerika Serikat. Fenomena
ini menimbulkan kemunculan sistem syariah di Indonesia yang dimulai dari sistem perbankan. Permulaan ini ditandai dengan pendirian Bank Muamalat,
sehingga menyebabkan seolah – olah terjadi kemunculan kembali sistem ekonomi syariah yang telah lama terkubur ketika renaissance terjadi.
Seiring dengan perkembangan ekonomi syariah yang dimotori oleh perbankan syariah, maka wacana untuk mengembangkan ekonomi islam sebagai
alternatif sistem ekonomi kapitalis dan sosialis dapat direkonstruksi menjadi tujuan utama, bukan hanya sebagai alternatif.
2. Perbankan Syariah di Indonesia
Jika dibandingkan dengan negara lain, respon Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia sangat terlambat. Wacana
pembentukan sistem ekonomi syariah mungkin telah didengungkan pada awal
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
tahun 1980 lihat Kasmir, 2008 : 188 sebagai alternatif sistem ekonomi kapitalis. Namun tindakan yang dilakukan untuk membentuk sistem ekonomi tersebut serta
membawa sistem ekonomi syariah ke dalam tatanan praktis tidak mendapat kemajuan yang berarti.
Keterlambatan Indonesia dalam membangun ekonomi syariah dapat disimpulkan dengan melihat komparasi antar negara yang telah lebih dahulu
mendirikan lembaga keuangan syariah antara lain Mesir 1963, Islamic Ghmar Bank, Uni Kasmirat Arab 1975, Dubai Islamic Bank, Kuwait 1977, Kuwait
Finance House, Siprus 1983, Faisal Islamic Bank of Kibris, Malaysia 1983, Bank Islam Malaysia Berhad, dan Turki 1984, Daar al-Maal al-Islami Faisal
Finance Institution lihat Kasmir, 2008 : 188. Perkembangan lembaga keuangan syariah di luar Indonesia sangat pesat,
sampai memasuki negara – negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Swiss, Australia dan lain – lain lihat Triyuwono 2006, : 17-18; Setiawan, 2006; Kasmir,
2008 : 189. Kerangka pembentukan ekonomi syariah dalam tatanan praktis tidak
disangkal bukan hanya terbatas pada perbankan syariah. Hal ini sesuai dengan pendapat Triyuwono yang menyatakan bahwa pemikiran akuntansi syariah tidak
hanya terbatas pada praktik perbankan syariah. Namun, mengingat bottleneck yang menghadang sistem ekonomi syariah secara umum, membawa sistem
perbankan syariah kepada tatanan praktis adalah pilihan yang paling rasional. Pilihan ini juga didasari atas pengalaman negara lain yang lebih dahulu
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
membangun sistem ekonomi syariah melalui perbankan syariah sebagai motornya.
Pembentukan bank syariah yang pertama sekali di Indonesia terjadi lebih kurang sepuluh tahun sejak wacana pembentukan bank syariah dilakukan pada
awal tahun 1980. Pendirian bank syariah ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan pihak – pihak lain yang mempunyai andil. Prakarsa tersebut
berhasil membentuk PT. Bank Muamalat Indonesia yang ditandatangani pada 1 November 1991. Mulai saat itu, perbankan syariah di Indonesia mengalami
pertumbuhan sampai saat ini. Saat ini, terdapat tiga Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia.
Komposisi ini dilengkapi dengan dua puluh delapan 28 Unit Usaha Syariah UUS dan seratus tujuh belas 117 Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS
sehingga total bank syariah yang beroperasi di Indonesia adalah 146 bank. Penulis menggunakan data perbankan syariah yang terdiri dari tiga Bank Umum
Syariah dan dua puluh delapan 28 Unit Usaha Syariah UUS. Hal ini berarti bahwa Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS tidak termasuk dalam data
penelitian.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas ROE Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
B. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif