b. Klasifikasi Belanja Daerah
Berdasarkan Kepmendagri 292002, belanja daerah terdiri dari : a. Belanja aparatur daerah, terdiri dari :
1 Belanja administrasi umum 2 Belanja operasi dan pemeliharaan
3 Belanja modal pembangunan b. Belanja pelayanan publik
1 Belanja administrasi umum 2 Belanja operasi dan pemeliharaan
3 Belanja
modal c. Bagi Hasil
d. Bantuan
Keuangan Belanja daerah menurut kelompok belanja berdasarkan Permendagri 13
2006 terbagi atas : a. belanja tidak langsung yaitu belanja yang anggarannya tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Contohnya adalah belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja
bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga ;
b. belanja langsung yaitu belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan seperti belanja
pegawai honorarium upah, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
6. Flypaper Effect
Istilah flypaper effect diperkenalkan pertama kali oleh Courant, Gramlich, dan Rubinfeld 1979 untuk mengartikulasikan pemikiran Arthur Okun 1930
yang menyatakan “money sticks where it hits”. Sejauh ini belum ada padanan kata
20
flypaper effect dalam bahasa indonesia sehingga kata ini dituliskan sebagaimana adanya tanpa diterjemahkan. Fenomena flypaper effect membawa implikasi lebih
luas bahwa transfer dari pemerintah pusat akan meningkatkan belanja pemerintahan daerah yang lebih besar daripada penerimaan transfer itu sendiri
Turnbull, 1998. Dalam khasanah ekonomi, telaah mengenai flypaper effect dapat
dikelompokkan menjadi 2 aliran pemikiran, yaitu model birokratik bureaucratic model dan ilusi fiskal fiscal illusion model. Model birokratik menelaah flypaper
effect dari sudut pandang birokrat, sedangkan model ilusi fiskal mendasarkan kajiannya dari sudut pandang masyarakat yang mengalami keterbatasan informasi
terhadap anggaran pemerintahan daerahnya. Aliran pemikiran birokratik diawali oleh Niskanen 1968. Dalam pandangannya, posisi birokrat lebih kuat dalam
pengambilan keputusan publik. Ia mengasumsikan birokrat berperilaku memaksimisasi anggaran sebagai proksi kekuasaannya. Secara implisit, model
birokratik menegaskan flypaper effect sebagai akibat dari perilaku birokrat yang lebih leluasa membelanjakan transfer daripada menaikkan pajak sebagai salah satu
Pendapatan Asli Daerah. McGuire 1973 mengistilahkan hal ini sebagai ketamakan politisi a greedy politicians model. Dengan demikian, flypaper effect
terjadi karena superioritas pengetahuan birokrat mengenai transfer. Informasi lebih yang dimiliki birokrat memungkinkannya memberikan pengeluaran yang
berlebih.
7. Pengaruh Flypaper Effect Pada Prediksi Belanja Daerah
21
Holtz-Eakin et al 1985 menyatakan bahwa terdapat keterkaitan sangat
erat antara transfer dari Pemerintahan Pusat dengan belanja Pemerintahan Daerah. Secara spesifik mereka menegaskan bahwa variabel-variabel kebijakan
Pemerintahan Daerah dalam jangka pendek disesuaikan adjusted dengan transfer yang diterima, sehingga memungkinkan tejadinya respon yang non-linier dan
assymetric. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Sukriy dan Halim 2004 bahwa daya prediksi DAU terhadap Belanja Daerah adalah lebih kuat pada regresi
dengan lag DAU tahun 2001 terhadap Belanja Daerah 2002.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Abdullah dan Halim 2004 melakukan penelitian untuk menguji pengaruh Dana Alokasi Umum DAU dan Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap
Belanja Pemerintah Daerah di Indonesia dengan menggunakan sampel sebanyak 70 kabupaten dan 20 kota di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Daerah Istimewa Yogyakarta DIY dan Bali. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data cross section yakni data tahun 2001 dan 2002 dari
laporan APBD Pemda yang diperoleh dari situs Departemen Dalam Negeri dan Departemen Keuangan. Statistik yang digunakan dalam penelitian Abdullah dan
Halim 2004 ini adalah regresi sederhana simple regression dan regresi berganda multiple regression. Regresi sederhana dipakai untuk melihat pengaruh
jumlah DAU, pajak daerah dan PAD secara terpisah terhadap jumlah belanja. Regresi berganda digunakan dengan tujuan untuk memprediksi apakah
komponen-komponen pendapatan daerah tersebut secara serentak mempengaruhi belanja daerah. Hasil penelitian Abdullah dan Halim 2003 menunjukkan bahwa
22