adalah berpengaruh positif baik sacara simultan maupun parsial. Flypaper effect tidak disimbolkan dalam kerangka konseptual karena flypaper effect merupakan
sebuah fenomena yang terjadi saat pemerintah daerah merespon belanja lebih banyak boros dengan menggunakan DAU daripada menggunakan PAD. Dari
fenomena flypaper effect, muncul kecenderungan peningkatan belanja daerah bahwa penggunaan DAU tahun sebelumnya dapat dijadikan prediksi belanja
daerah periode berikutnya. Kecenderungan peningkatan belanja daerah ini juga tidak disimbolkan dalam kerangka konseptual.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan keterangan diatas maka dapat digambarkan sebuah kerangka konseptual sebagai berikut :
H
1
H
2
H
3
Pendapatan Asli Daerah PAD
X2
Belanja Daerah Y
Dana Alokasi Umum DAU
X1
Gambar 1.1 KERANGKA KONSEPTUAL
Sumber : Penulis, 2009
2. Hipotesis Penelitian
6
Menurut Sugoyono 2004:10 “Hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian”. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Hipotesis merupakan dugaan
atau jawaban sementara yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian.
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H
1
: DAU dan PAD secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Belanja
Daerah. H
2
: DAU berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah H
3
: PAD berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah Untuk menentukan flypaper effect, tidak digunakan hipotesis, karena flypaper
effect merupakan sebuah fenomena yang terjadi saat pemerintah daerah merespon belanja lebih banyak boros dengan menggunakan DAU daripada menggunakan
PAD. Untuk menentukan kecenderungan peningkatan belanja daerah karena adanya
flypaper effect digunakan hipotesis. Hipotesis untuk menguji hubungan DAU sebagai prediksi belanja daerah periode berikutnya adalah :
H4 : DAU
t-1
terhadap BD
t
lebih besar daripada pengaruh DAU
t
terhadap BD
t
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Keuangan Daerah
a. Pengertian Keuangan Daerah
Menurut Mamesah 1995 : 16, keuangan daerah dapat diartikan sebagai : “Semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala
sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki dikuasai oleh Negara atau Daerah yang lebih tinggi
serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.” Menurut Halim 2004 : 20, ruang lingkup keuangan daerah terdiri dari :
“Keuangan daerah yang dikelola langsung dan kekayaan daerah yang dipisahkan. Yang termasuk dalam kekayaan daerah yang dikelola langsung adalah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah APBD dan barang-barang inventaris milik daerah. Keuangan daerah yang dipisahkan meliputi Badan Usaha Milik Daerah
BUMD.”
2. Penganggaran Daerah dan APBD a. Pengertian dan Prinsip Anggaran
Menurut Yuwono 2005 : 27 “anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang
perencanaan keuangan untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber- sumber suatu organisasi.”
8