Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah

juga daerah yang sebenarnya tidak memiliki kekayaan alam yang besar namun karena stuktur perekonomian mereka telah tertata dengan baik maka potensi pajak dapat dioptimalkan sehingga daerah tersebut menjadi kaya. Namun, banyak juga daerah yang secara alamiah maupun struktur ekonomi masih sangat tertinggal. Untuk itulah maka transfer dari Pemerintahan Pusat dalam bentuk DAU masih diberikan untuk mengatasi kesenjangan antar daerah fiscal gap.

4. Pendapatan Asli Daerah a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah adalah “pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.” Disamping Dana Perimbangan yang berasal dari Pemerintahan Pusat, daerah juga dapat membiayai pelaksanaan pembangunan daerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah. PAD inilah yang sebenarnya menjadi barometer utama suksesnya pelaksanaan otonomi daerah. Diharapkan dengan adanya otonomi, kemandirian daerah dapat diwujudkan yang dimanifestasikan lewat struktur PAD yang kuat.

b. Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah

Sebagaimana dinyatakan Halim 2004 : 67, PAD merupakan sumber murni daerah yang terdiri dari : a. pajak daerah b. retribusi daerah 15 c. hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan d. lain-lain PAD yang sah Klasifikasi PAD yang dinyatakan oleh Halim 2004 : 67 adalah sesuai dengan klasifikasi PAD berdasarkan Kepmendagri 29 2002. Pajak Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, yang dimaksud dengan “pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.” Jenis pajak KabupatenKota menurut Undang-Undang No. 34 tahun 2000 antara lain : 1 Pajak hotel 2 Pajak restoran 3 Pajak hiburan 4 Pajak reklame 5 Pajak penerangan jalan 6 Pajak pengambilan bahan galian golongan C 7 Pajak parkir Retribusi Daerah Yang dimaksud dengan retribusi menurut Saragih 2003 : 65 adalah “pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang 16 khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan.” Macam retribusi untuk kabupaten kota meliputi objek pendapatan sebagai berikut : a. Retribusi Jasa Umum, terdiri dari : 1 Pelayanan kesehatan 2 Pelayanan kebersihan dan persampahan 3 Penggantian biaya cetak KTP dan akta catatan sipil 4 Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat 5 Pelayanan parkir di tepi jalan umum 6 Pelayanan Pasar 7 Pelayanan air bersih 8 Pengujian kendaraan bermotor 9 Pemeriksaan alat pemadam kebakaran 10 Penggantian biaya cetak peta 11 Pengujian terhadap kapal perikanan b. Retribusi Jasa Usaha 1 Pemakaian kekayaan daerah 17 2 Pasar grosir atau pertokoan 3 Pelayanan terminal 4 Pelayanan tempat khusus parkir 5 Pelayanan tempat penitipan anak 6 Penginapanpesanggrahan vila 7 Penyedotan kakus 8 Rumah potong hewan 9 Tempat pendaratan kapal 10 Tempat rekreasi dan olahraga 11 Penyeberangan di atas air 12 Pengelolaan air limbah 13 Penjualan usaha produksi daerah c. Retribusi Perijinan Tertentu 1 Ijin penggunaan tanah 2 Ijin Mendirikan Bangunan IMB 3 Ijin tempat penjualan minuman beralkohol 4 Ijin gangguan 18 5 Ijin trayek 6 Ijin pengambilan hasil hutan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan Menurut Halim 2004 : 68, jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut “1 bagian laba perusahaan milik daerah, 2 bagian laba lembaga keuangan bank, 3 bagian laba lembaga keuangan nonbank, 4 bagian laba atas penyertaan modal investasi.” Lain-lain PAD yang sah Menurut Halim 2004 : 69, jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut “1 hasil penjualan asset daerah yang tidak dipisahkan, 2 penerimaan jasa giro, 3 penerimaan bunga deposito, 4 denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, 5 penerimaan ganti rugi atas kerugian kehilangan kekayaan daerah.”

5. Belanja Daerah a. Pengertian Belanja Daerah

Dokumen yang terkait

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

3 74 100

Analisis Pengaruh Komposisi Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Konsentrasi Belanja Daerah Terhadap Penggunaan Anggaran Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

6 87 81

Flypaper Effect Pada Unconditional Grant Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 45 80

Fenomena Fly Paper Effect Pada Dana Perimbangan Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

0 28 126

Flypaper Effect Pada Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Dana Alokasi Umum (Dau) Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

0 41 89

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 41 93

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 15

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 11

Analisis Pengaruh Komposisi Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Konsentrasi Belanja Daerah Terhadap Penggunaan Anggaran Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

0 0 11

Analisis Pengaruh Komposisi Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Konsentrasi Belanja Daerah Terhadap Penggunaan Anggaran Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

0 0 13