Belanja digolongkan menjadi 4 yakni belanja aparatur daerah, belanja pelayanan publik, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, dan belanja
tak tersangka. Belanja aparatur daerah diklasifikasi menjadi 3 kategori yaitu belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan
belanja modal pembangunan. Belanja pelayanan publik dikelompokkan menjadi 3 yakni belanja administrasi umum, belanja operasi dan
pemeliharaan, dan belanja modal. Pembiayaan dikelompokkan menurut sumber-sumber pembiayaan yaitu : sumber penerimaan daerah dan sumber
pengeluaran daerah. Sumber pembiayaan berupa penerimaan daerah adalah : sisa lebih anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman dan obligasi,
hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan dan transfer dari dana cadangan. Sumber pembiayaan berupa pengeluaran daerah terdiri atas :
pembayaran utang pokok yang telah jatuh tempo, penyertaan modal, transfer ke dana cadangan, dan sisa lebih anggaran tahun sekarang.
Halim, 2004 : 18.
d. Konsep Pertanggungjawaban APBD
Pengelolaan keuangan daerah berkaitan dengan penyampaian laporan pertanggungjawaban APBD yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan
disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintah untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas. Penjelasan mengenai konsep pertanggungjawaban
APBD memiliki hubungan dengan assymetry information theory dan commander theory.
1 Assymetri Information Theory
Mohamad dkk. 2004 dalam Mulyana 2006 : 65 berpendapat bahwa assymetri information theory beranggapan bahwa banyak terjadi kesenjangan
informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang berada di luar
manajemen. Dalam hal ini pemerintahan KabupatenKota di Propinsi Sumatera Utara
bertindak sebagai manajemen yang mempunyai tanggung jawab berkenaan
12
dengan pengelolaan keuangan daerah kepada publik secara terbuka dan jujur melalui media berupa penyajian laporan APBD yang dapat diakses oleh berbagai
pihak yang berkepentingan dengan anggapan bahwa publik berhak mengetahui informasi tersebut.
Pada kenyataannya, publikasi laporan APBD oleh pemerintahan daerah melalui surat kabar, internet atau dengan cara lain belum menjadi hal yang umum.
Kebijakan penggunaan Dana Alokasi Umum DAU dan Pendapatan Asli Daerah PAD tersebut sudah seharusnya pula secara transparan dan akuntabel.
2 Commander Theory
Commander theory
mengungkapkan bahwa yang perlu dijadikan sebagai pusat perhatian atau sebagai pemilik perusahaan adalah commandernya atau
mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan kontrol ekonomi atas resorsis yang efektif terhadap suatu perusahaan. Penekanan
informasi menurut teori ini adalah pertanggungjawaban bagaimana mereka yang dipercayai mengelola kekayaan yang diamanahkan kepadanya.
Pada pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah bagian keempat tentang belanja daerah ayat 1
dinyatakan bahwa ,“kekayaan yang dimiliki daerah seharusnya digunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau
kabupatenkota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.”
13
Pada kenyataan dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan, kategori pengeluaran kebutuhan non esensial atau kebutuhan luxury seperti taman dan
rekreasi, kebudayaan dan pelayanan pendidikan adalah lebih kuat daripada kebutuhan esensial seperti keamanan police, pelayanan dasar, kesehatan dan
proteksi terhadap kebakaran yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
3. Dana Alokasi Umum a. Pengertian Dana Alokasi Umum