Pengertian Pengawasan Internal Tinjauan Singkat Tentang Pengawasan Internal

Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010. Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Singkat Tentang Pengawasan Internal

1. Pengertian Pengawasan Internal

Pengawasan internal merupakan kebijakan dari prosedur spesifikasi yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang menandai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan penting bagi manajemen perusahaan dapat dipenuhi. Menurut Mulyadi 2001 : 165 memberikan definisi terhadap pengawasan internal sebagai berikut Pengawasan internal meliputi struktur organisasi, metode, ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, memajukan efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”. Pengertian diatas secara garis besar mengelompokkan metode dan tujuan-tujuan struktur pengawasan internal menjadi dua bagian besar. Tujuan pertama yaitu tujuan dari salah satu bagian pengawasan internal akuntansi, yaitu menjaga kekayaan organisasi serta mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. sedangkan tujuan kedua meliputi bagian dari pengawasan internal lainnya yang biasa dikenal dengan pengawasan internal administrasi, yaitu memajukan efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengertian pengawasan internal menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan Publik 2002 : 319 disebutkan: Pengawasan internal merupakan suatu Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010. proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain sentitas, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan b. Efektifitas dan efisiensi operasi c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Menurut M Guy 2002 : 253 suatu pengawasan internal yang dapat dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Suatu struktur organisasi yang di dalamnya terdapat pemisah tanggung jawab fungsional yang sesuaidengan kebutuhan perusahaan. b. Suatu sistem yang mencakup prosedur otorisasi dan pencataatn yang sesuai agar memungkinkan pengendalian yang wajar atas harta, hutang, pendapat dan biaya. c. Cara kerja yang wajar harus digunakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing organisasi. d. Kepegawaian dengan mutu yang sepadan dengan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang yang dikerjakan. Keempat ciri-ciri diatas mempunyai peran yang sama penting. Kelemahan yang menonjol pada salah satu ciri-ciri diatas menghambat terwujudnya tujuan sistem itu sendiri. Diperlukan suatu kerja sama diantar ciri-ciri pengawasan internal tersebut. Suatu sistem yang baik pada suatu perusahaan sejenis dilihat dari perusahaan tersebut, seperti kemampuan dan struktur organisasi perusahaan dalam melaksanakan pengawasan internal, tingkat keahlian karyawan, namun semua itu memiliki ciri-ciri yang sama dalam pengawasan internal. Suatu pengawasan internal diciptakan oleh manajemen perusahaan untuk membantu menghindari atau setidaknya mengurangi penyimpangan-penyimpangan dan kehandalan akuntansi. Tetapi pengawasan internal bukan merupakan suatu yang sempurna. Pengawasan internal mempunyai kendala dan keterbatasan, sehingga pengawasan internal hanya bisa memberikan jaminan yang wajar atau memadai tidak memberikan suatu yang mutlak. Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.

2. Unsur-unsur Pengawasan Internal