Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada perusahaan terdapat beberapa jenis aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar. Adapun aktiva lancar meliputi kas, persediaan, piutang sedangkan aktiva tidak lancar meliputi bangunan, kendaraan dan lain sebagainya. Persediaan merupakan salah satu unsur aktiva yang paling aktif dan penting dalam proses operasi perusahaan, yang secara berkesinambungan diperoleh atau diproduksi dan dijual, oleh karena itu uraian dan pengukuran persediaan harus dilakukan secara seksama. Persediaan khususnya penting karena pos ini secara material dapat mempengaruhi baik pada perhitungan rugi laba maupun neraca. Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 14 2004 : 14.1, dinyatakan bahwa: Persediaan adalah aktiva: 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal usaha 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa persediaan merupakan salah satu faktor penting dalam setiap perusahaan, maka dapat diketahui bahwa setiap perusahaan memiliki persediaan dalam kegiatan operasional perusahaan, baik perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur. Selain itu bahwa persediaan merupakan suatu aktiva milik perusahaan yang tujuannya untuk dijual tanpa mengadakan perubahan yang mendasar terhadap barang Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010. tersebut, baik berupa bentuk maupun manfaat dari barang persediaan tersebut. Definisi diatas juga mengungkapkan bahwa persediaan diperoleh melalui proses produksi sampai menjadi barang yang siap untuk dijual kepasar, dengan kata lain barang yang dibeli diubah terlebih dahulu. Kita ketahui bahwa perusahaan sering menginvestasikan sebagian besar sumber dananya dalam bentuk barang-barang yang dibeli atau diproduksi. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk barang-barang ini tentunya harus dicatat, dikelompokkan, dihitung dan dilaporkan selama periode akuntasi. Pada akhir periode, biaya dialokasikan diantara aktivitas periode berjalan dengan aktivitas masa mendatang, yaitu antara barang-barang yang dijual dalam periode berjalan dan barang-barang yang berada dalam persediaan untuk dijual pada periode mendatang. Dalam hal pengadaan persediaan, perusahaan biasanya melakukan pembelian dalam jumlah besar, karena relatif lebih menguntungkan, hal ini disebabkan adanya kemungkinan untuk mendapatkan potongan harga pembelian, biaya pengangkutan per unit yang lebih murah dan penghematan dalam biaya lainnya yang mungkin diperoleh. Namun satu hal yang harus diperhatikan, hendaknya jumlah persediaan tersebut jangan terlalu besar, sehingga modal yang tertanam dan biaya-biaya yang ditimbulkan. Dengan adanya persediaan tersebut juga tidak terlalu besar. Dengan inilah kita kembangkan dasar teroritis untuk menentukan investasi yang optimal pada persediaan dan kapan waktunya untuk memesan kembali. Pada proses normal, persediaan suatu perusahaan akan mengalami suatu perubahan yang disebabkan karena adanya pembelian atau pun penjualan yang dilakukan. Untuk mengetahui perubahan persediaan tersebut diperlukan pencatatan dan penilaian terhadap setiap transaksi. Pencatatan dan penilaian persediaan ini sangat penting artinya untuk dapat Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010. menentukan metode penetapan harga pokok persediaan yang sesuai, sehingga perusahaan tidak akan mengalami kerugian. Ketelitian dalam hal pencatatan, penilaian dan penetapan harga pokok persediaan sangat dibutuhkan untuk dapat membuat suatu pelaporan persediaan yang akurat dalam neraca perusahaan dan dalam prosedur tersebut dibutuhkan pengawasan internal dari perusahaan itu sendiri yang pada akhirnya juga akan berpengaruh kelancaran operasional perusahaan. Ketelitian dalam melaporkan persediaan juga akan berpengaruh dalam hal pengambilan suatu keputusan baik bagi internal perusahaan ataupun eksternal perusahaan. Untuk kebutuhan pihak internal perusahaan, misalnya keputusan mengenai kapan harus memesan kembali persediaan, sedangkan untuk kepentingan pihak eksternal perusahaan misalnya dalam hal investasi pada perusahaan yang bersangkutan, para kreditur dapat mengetahui komposisi akiva pada perusahan tersebut, oleh karena hal itulah laporan persediaan yang teliti dan relevan merupakan informasi yang berguna bagi mereka. Hal itu harus disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan sebagai salah satu pedoman bagaimana menerapkan perlakuan akuntansi bagi setiap perusahaan. Pada penelitian skripsi ini penulis melakukan penelitian di Auto SM Raja Astra Internasional. Perusahaan ini merupakan perusahaan dagang yang menjual mobil dan menyediakan fasilitas pelayanan purna jual. Untuk menyediakan fasilitas pelayanan purna jual tersebut pihak Auto 2000 menyediakan fasilitas servis untuk pelanggannya dan untuk mendukung hal tersebut didirikan part shop dimana part shop ini merupakan gudang suku cadang yang menediakan segala jenis suku cadang yang dibutuhkan oleh kendaraan yang akan servis. Penelitian pada gudang suku cadang ini memiliki berbagai jenis persediaan yang setiap waktu terjadi pemasukan dan pengeluaran persediaan yang dibutuhkan oleh bagian Andrew Budi Isnaini : Pengawasan Internal Persediaan Suku Cadang Pada Auto 2000 Sm Raja PT. Astra Internasional Medan, 2010. servis, oleh karena itu persediaan yang digudang tersebut baik yang masuk maupun yang keluar harus memiliki pengendalian internal, hal ini dikarenakan perusahaan mengeluarkan banyak dana untuk persediaan suku cadang ini. Selain itu dalam kasus lain karyawan bagian gudang suku cadang mengeluarkan persediaan suku cadang secara manual dimana adanya gangguan komputer yang mengganggu program persediaan suku cadang dan jumlah persediaan tersebut tidak terinput ke komputer. Selain itu kekurangan jumlah suku cadang juga terjadi dimana jumlah permintaan suku cadang lebih banyak, sedangkan jumlah suku cadang sedikit. Dari kasus-kasus tersebut maka persediaan harus dicatat, diklasifikasikan, dihitung dan dilaporkan dengan baik sehingga perusahaan memperoleh informasi yang akurat tentang peningkatan jumlah persediaan dan alokasi dari persediaan tersebut dan juga untuk mencapai target optimal perusahaan. Banyak dan beragamnya jenis persediaan yang dimiliki oleh Auto 2000 ini menarik untuk diteliti lebih lanjut berkaitan dengan perlakuan akuntansi persediaan yang diterapkan oleh persahaan karena pencatatan, pengklasifikasian, penghitungan dan pelaporan beragam persediaan.

B. Perumusan Masalah