Jumlah Uang Beredar Perdagangan Luar Negeri

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara Tahun 1990-2006, 2008. USU Repository © 2009

3.4 Jumlah Uang Beredar

Jumlah uang beredar adalah total stok uang dalam perekonomian pada periode tertentu yang biasanya dalam kurun waktu satu tahun anggran. Jumlah uang beredar bukan hanya untuk uang yang beredar di tangan masyarakat, melainkan seluruh uang yang dikeluarkan secara resmi oleh bank sentral maupun bank umum. Jumlah uang beredar yang dimaksud disini adalah jumlah keseluruhan uang kartal dan uang giral yang beredar pada periode tahunan. Uang kartal adalah uang yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh pemerintah melalui bank indonesia bank sentral. Uang kartal merupakan jenis uang yang di akui oleh pemerintah sebagai alat pembayaran sah, dan keberadaannya dilindungi oleh undang-undang. Uang kartal dapat berupa uang kertas maupun uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada KPKN kantor perbendaharaan dan kas negara dan bank umum. Yang dimaksud uang giral adalah uang yang diterbitkan oleh bank- bank umum. Sebagai contoh rekening giro, surat hutang, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan dalam rupiah yang sudah jatuh waktu, yang seluruhya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistim moneter. Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara Tahun 1990-2006, 2008. USU Repository © 2009

3.6 Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan luar negeri adalah perdagangan antar negara yang memiliki kesatuan hukum dan kedaulatan yang berbeda dengan kesepakatan tertentu dan memenuhi kaidah-kaidah baku yang telah ditentukan dan diterima secara internasional. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan luar negeri diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh barang atau sumber daya yang tidak dapat dihasilkan di dalam negeri. 2. Untuk mendapatkan barang yang sebenarnya dapat dihasilkan di dalam negeri tetapi kualitasnya belum memenuhi syarat. 3. Untuk mendapatkan teknologi yang lebih modern dalam rangka memberdayakan sumber daya alam di dalam negeri. 4. Untuk memperluas pasaran produk yang dihasilkan di dalam negeri. 5. Mendapatkan keuntungan. Dalam konteks perdagangan luar negeri terkadang volume perdagangan antara negara diistilahkan dengan defisit dan surflus. Defisit terjadi bila pembeliannya impor lebih banyak dari pada penjualannya ekspor, sebaliknya surflus bila penjualannya ekspor lebih besar dari pembeliannya impor. Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara Tahun 1990-2006, 2008. USU Repository © 2009 Nilai ekspor mencerminkan permintaan barang dan jasa yang dihasilkan perekonomian suatu daerah oleh masyarakat luar negeri. Kenaikan nilai ekspor merupakan indikasi kenaikan permintaan oleh masayarakat luar negeri terhadap barang dan jasa yang dihasilkan perekonomian daerah tersebut. Oleh karena itu, jika nilai ekspor suatu daerah meningkat akan mendorong naiknya harga-harga. Nilai impor menunjukkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat luar negeri. Peningkatan nilai impor memberikan indikasi bahwa permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat luar negeri menngkat. Kenaikan nilai impor ini akan menambah barang dan jasa di dalam perekonomian, sehingga laju inflasi akan menurun

3.7 Laju Inflasi di Sumatera Utara