Hutan Pegunungan KESIMPULAN DAN SARAN

Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. berkelanjutan. Yaitu pembangunan yang tetap memperhatikan prinsip-prinsip konservasi. Daniel et al., 1987 menyatakan bahwa hutan memiliki beberapa fungsi bagi kehidupan manusia antara lain: 1 pengembangan dan penyediaan atmosfer yang baik dengan komponen oksigen yang stabil, 2 produksi bahan bakar fosil batu bara, 3 pengembangan dan proteksi lapisan tanah, 4 produksi air bersih dan proteksi daerah aliran sungai terhadap erosi, 5 penyediaan material bangunan,bahan bakar dan hasil hutan, 7 manfaat penting lainnya seperti nilai estetis, rekreasi, kondisi alam asli, dan taman. Semua manfaat tersebut kecuali produksi bahan bakar fosil, berhubungan dengan pengolahan hutan.

2.2 Hutan Pegunungan

Di Sumatera terdapat banyak gunung, beberapa diantaranya terbentuk dari penjulangan batu endapan seperti halnya kebanyakan pegunungan bukit barisan, sedangkan gunung lainnya seperti Gunung Kerinci, Sinabung, Merapi, dan Singgalang adalah hasil dari letusan gunung berapi. Sifat-sifat lingkunan fisik berubah sepanjang lereng gunung, dan perubahan fauna dan flora dapat diikuti melalui perubahan tersebut. Perbedaan antara hutan dataran rendah yang kaya akan jenis, serta keadaan iklimnya yang panas dan lembab, dan keadaan puncak gunung yang umumnya tanpa pohon dan dingin, merupakan suatu bahan studi yang menarik Damanik et al., 1987. Hutan pegunungan adalah hutan yang tumbuh di daerah ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan air laut. Daerah pegunungan ini sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim. Struktur dan komposisi vegetasi hutan pegunungan berbeda- beda menurut ketinggiannya Damanik et al., 1987. Mintakat dasar dalam suatu deretan gunung-gunung pada umumnya mempunyai curah hujan yang lebih tinggi dari pada daratan-daratan rendah di dekatnya, dan sebagai akibatnya sering ditempati oleh komunitas-komunitas yang mirip dengan komunitas-komunitas yang suka kelembaban yang terdapat di dataran- Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. dataran rendah. Hal ini memang demikian keadaannya di daerah-daerah tropika yang sesuai dengan itu, hutan basah terdapat tersebar sangat luas dan sering kali sangat lebat pada lereng-lereng bagian bawah di gunung-gunung. Tipe vegetasi mintakat gunung lebih mirip dengan yang terdapat di daerah iklim sedang, yaitu lebih sesuai dengan hutan basah daerah iklim sedang Polunin, 1990. Lebih lanjut Polunin, 1990 mengemukakan bahwa vegetasi yang dominan sering kali mempunyai pertumbuhan yang masif yang khas dan kaya akan cabang- cabang dan tidak memiliki akar-akar banir. Vegetasi dominan itu bersifat selalu hijau, tetapi cenderung untuk memiliki daun-daun yang lebih sempit dari pada daun-daun pohon yang dominan di dalam hutan tropika basah. Perdaunannya umumnya tidak begitu rapat, dan pada umumnya hanya dapat terlihat dua lapisan pohon, memberikan kesempatan kepada cahaya untuk menembus tajuk hutan yang memungkinkan perkembangan vegetasi tanah yang berlimpah-limpah. Hutan pegunungan bagian bawah mempunyai fisiognomi yang menyerupai hutan hujan, hanya pohon-pohonnya yang tumbuh lebih kecil. Begitu pula komposisinya juga agak berbeda. Ekosistem ini kaya akan jenis Orchidaceae atau Pteridophyta. Disamping itu pada umumnya dihuni oleh berbagai jenis tetumbuhan antara lain dari famili: Annonaceae, Burseraceae, Bambusaceae, Dipterocarpaceae, Leguminoceae, Melliaceae, Sapindaceae, Sapotaceae Irwan, 1992.

2.3 Hutan Pegunungan Atas