Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010.
Jumlah jenis belta tertinggi Gambar 4.4 yang terdapat pada kawasan ini
adalah dari famili Fagaceae dan Myrtaceae dengan masing-masing sembilan jenis 13,04, sedangkan famili-famili yang memiliki jumlah jenis terendah adalah
Rubiaceae, Cunoniaceae, Euphorbiaceae, Hamamelidaceae, Illicaceae, Sterculiaceae, Thymelaeaceae, Arecaceae, Proteaceae, Flacourtiaceae, dan Loganiaceae masing-
masing dengan 1 jenis 1,45.
4.2 Struktur Vegetasi Pohon
Salah satu indikator dalam menelaah struktur hutan sering digunakan data ukuran pohon yang meliputi lingkar atau pun diameter batang, dari hasil penelitian yang telah
dilakukan didapatkan luas bidang dasar vegetasi pohon yang cukup bervariasi pada
lokasi penelitian, seperti terlihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Luas Bidang Dasar Vegetasi Pohon pada Lokasi Penelitian
No. Famili
Jlh. LBD m
2
1 Theaceae 201.54
2 Podocarpaceae 136.33
3 Hamamelidaceae 29.01
4 Myrsinaceae 19.17
5 Araliaceae 19.07
6 Myrtaceae 10.21
7 Fagaceae 9.77
8 Lauraceae 7.95
9 Ericaceae 7.55
10 Elaeocarpaceae 4.19
11 Clusiaceae 2.37
12 Moraceae 1.97
13 Casuarinaceae 0.97
14 Cunoniaceae 0.50
15 Sterculiaceae 0.40
16 Apocynaceae 0.31
17 Illicaeae 0.28
18 Rubiaceae 0.23
19 Loganiaceae 0.08
20 Thymelaeaceae 0.06
21 Magnoliaceae 0.05
22 Pinaceae 0.01
23 Symplocaceae 0.01
24 Actinidiaceae 0.01
Total 452.02
Keterangan: LBD = Luas Bidang Dasar m
2
Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010.
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa famili Theaceae memiliki jumlah LBD
terbesar yaitu 201,54 m
2
, kemudian diikuti dari famili Podocarpaceae 136,33 m
2
, Hamamelidaceae 29,01 m
2
, Myrsinaceae 19,17 m
2
Araliaceae 19,07 m
2
, Fagaceae 9,77 m
2
, Lauraceae 7,95 m
2
, Ericaceae 7,55 m
2
, Elaeocarpaceae 4,19 m
2
, Clusiaceae 2,37 m
2
, Moraceae 1,97 m
2
, dan Casuarinaceae beserta famili lainnya 0,50 – 0,01 m
2
.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Grafik Sepuluh Luas Bidang Dasar LBD Terbesar Tiap Famili Pohon pada Lokasi Penelitian
Beragamnya nilai LBD ini menunjukkan adanya pengaruh lingkungan tempat tumbuhnya, seperti kelembaban dan suhu, atau tidak mampu dan kalah berkompetisi,
seperti perebutan akan zat hara, sinar matahari dan ruang tumbuh dengan jenis-jenis lainnya yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dari diameter batang pohon. Luas
basal area juga dipengaruhi oleh jenis dan umur pohon. Hortson 1976 dalam Yefri 1987, menyatakan bahwa yang paling berpengaruh dalam menentukan diameter
batang adalah jenis dan umur pohon.
Perbedaan ukuran pohon yang berukuran kecil dengan berukuran besar
menunjukkan perbandingan yang mencolok. Famili Theaceae Gambar 4.5 memiliki
kisaran toleransi yang luas terhadap suhu, kelembaban dan keadaan tanah serta kompetisi terhadap nutrisi, sehingga memungkinkan famili ini untuk dapat
berkembang dan tumbuh dengan baik dan memiliki diameter batang yang besar. Krebs 1985 menyatakan bahwa hutan pegunungan sangat dipengaruhi oleh suhu,
kelembaban tanah dan udara serta angin, dimana dengan naikya ketinggian temperatur menurun, curah hujan meningkat dan kecepatan angin juga meningkat yang sangat
Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010.
mempengaruhi kelembaban udara. Selanjutnya keadaan hutan tersebut juga dipengaruhi oleh batuan yang menyusun lapisan tanah dimana kebanyakan lapisan
tanah pegunungan merupakan turunan dari batuan vulkanik yang sangat asam dan kurang akan fosfor dan nitrogen.
Luas bidang dasar vegetasi pohon famili dan jenis pada lokasi I-IV
didapatkan sangat bervariasi, seperti terlihat pada Tabel 4.7 berikut. Tabel 4.7 Data Luas Bidang Dasar LBD Vegetasi Pohon pada Lokasi I–IV
No. Famili
Nama Jenis LokasiLBD m
2
I II
III IV
1 Apocynaceae Dyera costulata
0.031 -
- -
2 Araliaceae Aralia
sp. 9.399
9.056 0.568
0.014 3 Araliaceae
Dendropanax mangayii -
0.029 -
- 4 Casuarinaceae
Casuarina equisetifolia -
0.974 -
- 5 Cunoniaceae
Weinmannia blumei 0.325
0.172 -
- 6 Elaeocarpaceae
Elaeocarphus grandiflorus -
- 0.090
- 7 Elaeocarpaceae
Elaeocarpus leptomischus 0.05
3.618 0.323
0.098 8 Elaeocarpaceae
Elaeocarpus sp. 0.015
- -
- 9 Ericaceae
Rhododendron fenschialum -
0.226 0.322
0.039 10 Ericaceae
Rhododendron sp.
- 0.152
- -
11 Ericaceae Rhododendron retusum
- -
0.020 0.022
12 Ericaceae Vaccinum korinchense
- -
0.209 6.557
13 Fagaceae Castanopsis bennetti
0.016 -
- -
14 Fagaceae Castanopsis costata
0.365 0.017
- -
15 Fagaceae Lithocarpus
sp. -
0.137 -
- 16 Fagaceae
Lithocrpus macphailii 0.443
- -
- 17 Fagaceae
Quercus argentata 0.022
- -
- 18 Fagaceae
Quercus sp1
8.611 0.154
- -
19 Clusiaceae Garcinia cowa
2.339 0.03
- -
20 Hamamelidaceae Sp4
- 0.045
- -
21 Hamamelidaceae Symingtonia populnea
7.709 17.933
1.815 1.511
22 Illicaceae Illicium
sp. -
- 0.281
- 23 Lauraceae
Actinodaphne sp.
0.022 -
- -
24 Lauraceae Beilschimedia
sp -
- -
1.072 25 Lauraceae
Cryptocaria sp.
- -
- 0.011
26 Lauraceae Litsea longipedicellata
4.807 1.087
- -
27 Lauraceae Litsea
sp. 0.287
0.067 -
- 28 Lauraceae
Persea malayana -
0.04 -
- 29 Lauraceae
Neocinnamomum sp.
0.559 -
- -
30 Loganiaceae Fragraea fragrans
0.08 -
- -
31 Magnoliaceae Aromadendron
sp. -
0.036 -
- 32 Magnoliaceae
Magnolia sp.
- -
- 0.011
33 Moraceae Ficus
sp1 -
0.008 -
- 34 Moraceae
Ficus sp2
- -
- 1.959
35 Myrsinaceae Ardisia marginata
- 15.108
3.218 0.03
36 Myrsinaceae Ardisia negelii
- 0.167
- -
Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010.
37 Myrsinaceae Embelia
sp. -
0.624 -
- 38 Myrsinaceae
Ardisia sp.
0.019 -
- -
39 Myrtaceae Eugenia cumingiana
0.011 -
- -
40 Myrtaceae Eugenia glauca
0.012 -
- -
41 Myrtaceae Eugenia
sp. -
- -
0.098 42 Myrtaceae
Eugenia sp2
0.119 -
- -
43 Myrtaceae Eugenia
sp3 -
0.022 -
- 44 Myrtaceae
Eugenia sp4
- -
- 0.151
45 Myrtaceae Rhodamnia cinerea
1.503 8.211
0.082 -
46 Pinaceae Pinus
sp. 0.013
- -
- 47 Podocarpaceae
Dacrydium gibbsiae 0.338
81.447 50.392 4.156
48 Rubiaceae Mycetia
sp -
- -
0.113 49 Rubiaceae
Randia sp.
- 0.117
- -
50 Saurauiaceae Saurauia
sp. -
0.009 -
- 51 Sterculiaceae
Sterculia sp.
0.396 -
- -
52 Symplocaceae Symplocos
sp1 0.01
- -
- 53 Theaceae
Adinandra dumosa 3.1
19.713 9.748
0.082 54 Theaceae
Adinandra sp.
2.551 1.612
0.162 -
55 Theaceae Eurya nitida
- 0.172
0.167 -
56 Theaceae Eurya obovata
- 0.039
- 0.753
57 Theaceae Gordonia excelsa
- 0.011
- -
58 Theaceae Gordonia imbricata
15.739 126.911 18.594 1.566
59 Theaceae Sp1
- -
0.014 0.585
60 Theaceae Schima wallicii
0.018 -
- 61 Thymelaeaceae
Daphne composita 0.045
- 0.01
Total 58.909
287.99 86.005 18.838
Dari Tabel 4.7 terlihat bahwa pada lokasi I didapatkan luas bidang dasar
berkisar antara 21,41 – 0,01 m
2
. Dari data tabel tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa LBD tertinggi didapatkan dari jenis Gordonia imbricata, yakni sebesar 15,74
m
2
. Kemudian diikuti Aralia sp. 9,40 m
2
, Quercus sp1 8,61 m
2
, Symingtonia populnea 7,71 m
2
, Litsea longipedicellata 4,81 m
2
, Adinandra dumosa 3,10 m
2
, Garcinia cowa 2,34 m
2
, Rhodamnia cinerea 1,50 m
2
, dan jenis lainnya 0,56 – 0,01 m
2
. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut ini.
Gambar 4.6 Grafik Sepuluh Luas Bidang Dasar LBD Terbesar Famili Pohon pada Lokasi I
Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010.
Pada lokasi II dapat kita lihat bahwa luas bidang dasar tertinggi adalah Gordonia imbricata
dengan nilai 126,91 m
2
. Kemudian disusul oleh Dacrydium gibbsiae
81,45 m
2
, Adinandra dumosa 19,71 m
2
, Symingtonia populnea 17,93 m
2
, Ardisia marginata
15,11 m
2
, Aralia sp. 9,06 m
2
, Rhodamnia cinerea 8,21 m
2
, Elaeocarphus leptomischus
3,62 m
2
, Litsea longpedicellata 1,09 m
2
, dan jenis yang lainnya mempunyai nilai 0,97 – 0,01 m
2
. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.7
berukut ini.
Gambar 4.7 Grafik Sepuluh Luas Bidang Dasar LBD Terbesar Famili Pohon Lokasi II
Pada lokasi III bisa dilihat jenis dengan luas bidang dasar tertinggi ditempati oleh Dacrydium gibbsiae dengan nilai 50,39 m
2
. Kemudian diikuti oleh Gordonia imbricata
18,59 m
2
, Adinandra dumosa 9,75 m
2
, Ardisia marginata 3,22 m
2
, Symingtonia populnea
1,82 m
2
, dan sisanya mempunyai nilai antara 0,57 – 0,01 m
2
.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini.
Gambar 4.8 Grafik Luas Bidang Dasar LBD Famili Pohon pada Lokasi III
Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010.
Pada lokasi IV bisa dilihat bahwa jenis dengan nilai luas bidang dasar tertinggi ditempati oleh Vaccinum korinchense dengan nilai 6,56 m
2
. Kemudian disusul oleh Dacrydium gibbsiae
4,16 m
2
, Ficus sp2 1,96 m
2
, Gordonia imbricata 1,57 m
2
, Symingtonia populnea
1,51 m
2
, Beilschimedia sp. 1,07, dan jenis lainnya bernilai antara 0,75 – 0,01 m
2
. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut ini.
Gambar 4.9 Grafik 10 LBD Terbesar Famili Pohon pada Lokasi IV
Dari uraian data di atas diketahui bahwa didapatkan jenis pohon yang mempunyai nilai luas bidang dasar tertinggi pada setiap lokasi penelitian, seperti
tercantum pada Tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Jumlah Luas Bidang Dasar LBD pada Tiap Lokasi Penelitian
No. Faktor
Area I
II III
IV
1 LBD total m
2
58.99 287.99
86.01 18.84
2 LBD famili tertinggi m
2
21.41 148.46
50.39 6.62
3
LBD jenis tertinggi m
2
15.74 126.91
50.39 6.56
4 Famili LBD tertinggi Theaceae
Theaceae Podocarpaceae
Ericaceae 5 Jenis LBD tertinggi
G. imbricata G. imbricata
D. gibbsiae V. korinchense
Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa LBD total, LBD famili, dan LBD jenis
tertinggi pada lokasi I adalah 58,99 m
2
, Theaceae 21,41 m
2
dan Gordonia imbricata 15,74 m
2
. Lebih lanjut pada lokasi II dengan nilai 287,99 m
2
, Theaceae 148 m
2
, G. imbricata
126,91 m
2
. Kemudian pada lokasi III dengan nilai 86,01 m
2
, dan Podocarpaceae 50,39 m
2
, Dacrydium gibbsiae 50,39 m
2
. Dan pada lokasi IV dengan
Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010.
nilai 18,84 m
2
, Ericaceae 6,62 m
2
, dan Ericaceae 6,56 m
2
. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada Gambar 4.10 berikut.
Gambar 4.10. Luas Bidang Dasar LBD Total dan Tertinggi pada Lokasi Penelitian
Dari Gambar 4.10 dapat diperhatikan pola perubahan jumlah LBD dari lokasi
I sampai IV. Terlihat pada lokasi I terdapat LBD total 58,99 m
2
kemudian pada lokasi II meningkat drastis yaitu 287,99 m
2
. Kemudian walaupun pada lokasi III menurun jumlahnya dari lokasi II tapi tetap lebih tinggi dari lokasi I. Hal ini karena pada lokasi
I topografinya hanya sedikit area yang datar dibandingkan lokasi II dan III, selain itu di kanan kiri punggungan datar lokai I ini terdapat jurang. Dan hal ini menyebabkan
didapatkan sedikit jumlah LBD pohon pada lokasi I dibandingkan lokasi II dan III.
Tingginya nilai luas bidang dasar jenis tersebut mungkin disebabkan oleh daya adaptasi terhadap kondisi lingkungan seperti kelembaban dan suhu yang berubah
harian di hutan pegunungan atas. Menurut Soeryanegara Indrawan 1978, menyatakan bahwa tumbuh-tumbuhan yang mempunyai adaptasi yang tinggilah yang
bisa hidup sukses di suatu daerah. Selain itu juga dipengaruhi oleh pertumbuhan dari bibit atau kecambah dari suatu jenis dimana kecambah yang duluan tumbuh dapat
menguasai tutupan tajuk nantinya, yang nantinya berpengaruh terhadap kecambah yang lambat tumbuh karena daya toleransinyaintoleransi terhadap naungan.
Selanjutnya dijelaskan bahwa jika keadaan hutan terlalu rapat dan gelap, maka ada kemungkinan cahaya atau bayangan naungan mengandung banyak cahaya infra
merah yang tidak baik bagi perkecambahan jenis-jenis pohon tertentu.
Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010.
4.3 Komposisi Vegetasi Pohon dan Belta