Komposisi Vegetasi Pohon dan Belta

Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010.

4.3 Komposisi Vegetasi Pohon dan Belta

Komposisi merupakan penyusun suatu tegakan yang meliputi jumlah jenisfamili ataupun banyaknya individu dari suatu jenis pohon Suin, 2002. Pada keempat lokasi penelitian didapat masing-masing 24 famili pohon dan belta. Komposisi dari setiap famili yang terdapat pada kelima lokasi relatif berubah. Dari seluruh data yang didapatkan diperhatikan bahwa ada famili-famili yang terdapat di keempat lokasi penelitian dan ada yang hanya pada lokasi tertentu saja. Famili-famili pohon yang terdapat pada keempat lokasi penelitian adalah Araliaceae, Elaeocarpaceae, Hamamelidaceae, Podocarpaceae dan Theaceae. Hal ini menunjukkan tingkat penyebaran dan adaptasi yang tinggi dari kelima famili ini terhadap kondisi fisik lingkungan zona pegunungan atas Gunung Sinabung. Sehingga famili-famili ini dijumpai pada keempat lokasi. Kondisi fisik lingkungan seperti kelembaban dan kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan penyebaran biji. Krebs 1995, menyatakan bahwa kelembaban tanah mempengaruhi penyebaran geografi pada sebagian besar pohon pada hutan pegunungan dan mempengarui kandunganketersediaan air tanah, dimana hubungannya dengan temperatur dapat mempengaruhi keseimbangan air tumbuhan. Lebih lanjut ia juga menyatakan angin mempengaruhi kelembaban udara dan penyebaran biji tumbuhan pada hutan pegunungan. Sedangkan famili-famili lain tidak ditemukan pada keempat lokasi penelitian. Famili Ericaceae pada lokasi II, III dan IV, famili Lauraceae pada lokasi I, II dan IV dan famili-famili lain. Famili-famili yang ditemukan pada hanya sebagian lokasi menunjukkan famili ini mempunyai penyebaran yang lebih sempit dibandingkan famili lain. Hal ini disebabkan oleh tingkat toleransi dari tumbuhan terhadap kondisi lingkungan tanah pegunungan yang variatif pada setiap ketinggian. Juga bisa disebabkan oleh faktor keberuntungan biji pohon mana yang pertama kali jatuh pada suatu area. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini. Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. Tabel 4.9 Komposisi tegakan pohon pada keempat lokasi penelitian No. Lokasi I II III IV 1 Araliaceae Araliaceae Araliaceae Araliaceae 2 Apocynaceae - - - 3 - Casuarinaceae - - 4 Cunoniaceae Cunoniaceae - - 5 Elaeocarpaceae Elaeocarpaceae Elaeocarpaceae Elaeocarpaceae 6 - Ericaceae Ericaceae Ericaceae 7 Fagaceae Fagaceae - - 8 Clusiaceae Clusiaceae - - 9 Hamamelidaceae Hamamelidaceae Hamamelidaceae Hamamelidaceae 10 - - Illicaeae - 11 Lauraceae Lauraceae - Lauraceae 12 Loganiaceae - - - 13 - Magnoliaceae - Magnoliaceae 14 - Moraceae - Moraceae 15 Myrsinaceae Myrsinaceae Myrsinaceae Myrsinaceae 16 Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae 17 Podocarpaceae Podocarpaceae Podocarpaceae Podocarpaceae 18 Pinaceae - - - 19 - Rubiaceae - Rubiaceae 20 - Actinidiaceae - - 21 Sterculiaceae - - - 22 Symplocaceae - - - 23 Theaceae Theaceae Theaceae Theaceae 24 - Thymelaeaceae - Thymelaeaceae Keterangan: - = Tidak ditemukan Beragamnya jumlah famili yang didapatkan pada tiap lokasi mungkin disebabkan oleh kondisi lingkungan yang sangat khas pada hutan pegunungan. Dimana pada hutan ini terjadi perubahan faktor-faktor lingkungan seiring dengan meningkatnya ketinggian tempat, seperti keadaan tanahnya. Edwards et al. 1990, dalam Monk et al. 2000, menyatakan distribusi jenis-jenis tumbuhan menurut ketinggian tempat berkaitan dengan perubahan jenis tanah. Perubahan penting pada tanah karena perubahan ketinggian adalah penurunan pH; peningkatan karbon organik dan penurunan kedalaman perakaran. Dan variasi jumlah tersebut dapat juga disebabkan oleh kondisi iklim yang berubah seiring dengan naiknya ketinggian tempat. Jenis pepohonan yang tumbuh sangat miskin akan jenis tetapi kaya akan epifit. Pohon ini mempunyai satu stratum, dimana semakin tinggi dari permukaan laut Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. semakin rendahlah pohon-pohon yang dijumpai. Komposisi vegetasi pohon pada lokasi I beragam setiap famili seperti terlihat pada Tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.10 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi I No. Famili Jenis Jumlah 1 Theaceae Gordonia imbricata 24 2 Araliaceae Aralia sp. 22 3 Fagaceae Quercus sp1 13 4 Theaceae Adinandra sp. 13 5 Myrtaceae Rhodamnia cinerea 12 6 Clusiaceae Garcinia cowa 11 7 Lauraceae Litsea longipedicellata 9 8 Theaceae Adinandra dumosa 9 9 Hamamelidaceae Symingtonia populnea 5 10 Sterculiaceae Sterculia sp. 5 11 Cunoniaceae Weinmannia blumei 3 12 Fagaceae Castanopsis costata 3 13 Fagaceae Lithocarpus macphailii 3 14 Lauraceae Litsea sp. 3 15 Lauraceae Neocinnamomum sp. 3 16 Elaeocarpaceae Elaeocarpus leptomischus 2 17 Loganiaceae Fragraea fragrans 2 18 Myrtaceae Eugenia sp2 2 19 Podocarpaceae Dacrydium gibbsiae 2 20 Theaceae Schima wallicii 2 21 Apocynaceae Dyera costulata 1 22 Elaeocarpaceae Elaeocarpus sp. 1 23 Fagaceae Castanopsis benneti 1 24 Fagaceae Quercus argentata 1 25 Lauraceae Actinodaphne sp. 1 26 Myrsinaceae Ardisia sp. 1 27 Myrtaceae Eugenia cumingiana 1 28 Myrtaceae Eugenia glauca 1 Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. 29 Pinaceae Pinus sp. 1 30 Symplocaceae Symplocos sp1 1 Total 158 Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa jenis Gordonia imbricata Theaceae memiliki nilai tertinggi sebesar 15, diikuti Aralia sp. Araliaceae 14, Quercus sp1 Fagaceae, Adinandra sp. Theaceae dan Rhodamnia cinerea Theaceae 8, Garcinia cowa Clusiaceae 7, Litsea longipedicellata Lauraceae dan Adinandra dumosa Theaceae 6, Symingtonia populnea Hamamelidaceae dan Sterculia sp. Sterculiaceae 3, Weinmannia blumei Cunoniaceae, Castanopsis costata Fagaceae,Lithocarpus macphailii Fagaceae, Litsea sp. Lauraceae, dan Neocinnamomum sp. Lauraceae 2, Elaeocarpus leptomiscus Elaeocarpaceae, Fragraea fragrans Loganiaceae, Eugenia sp2 Myrtaceae, Dacrydium gibbsiae Podocarpaceae dan Schima wallichii Theaceae 1, dan sisanya dengan jumlah jenis terendah yaitu Dyera costulata, Elaeocarpus sp., Castanopsis costata, Quercus argentata, Actinodaphne sp., Eugenia cumingiana, E. glauca, Pinus sp. dan Symplocos sp1 dengan nilai 6. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.11. Tingginya nilai Gordonia imbricata Theaceae menunjukkan bahwa jenis ini memiliki jumlah jenis tertinggi pada lokasi I ketinggian 1900 – 2000 m dpl.. Gambar 4.11. Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi I Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. Komposisi vegetasi pohon pada lokasi II juga didapatkan sangat bervariasi seperti terlihat pada Tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11. Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi II No. Famili Jenis Jlh. 1 Theaceae Gordonia imbricata 70 2 Theaceae Adinandra dumosa 27 3 Araliaceae Aralia sp. 23 4 Podocarpaceae Dacrydium gibbsiae 22 5 Myrsinaceae Ardisia marginata 21 6 Myrtaceae Rhodamnia cinerea 19 7 Hamamelidaceae Symingtonia populnea 17 8 Theaceae Adinandra sp. 10 9 Elaeocarpaceae Elaeocarpus leptomischus 9 10 Casuarinaceae Casuarina equisetifolia 6 11 Ericaceae Rhododendron fenschialum 4 12 Lauraceae Litsea longipedicellata 4 13 Myrsinaceae Embelia sp. 4 14 Myrsinaceae Ardisia negelii 3 15 Cunoniaceae Weinmannia blumei 2 16 Ericaceae Rhododendron sp. 2 17 Fagaceae Castanopsis costata 2 18 Fagaceae Lithocarpus sp. 2 19 Lauraceae Litsea sp. 2 20 Rubiaceae Randia sp. 2 21 Theaceae Eurya obovata 2 22 Thymelaeaceae Daphne composita 2 23 Araliaceae Dendropanax mangayii 1 24 Clusiaceae Garcinia cowa 1 25 Hamamelidaceae Sp4 1 26 Lauraceae Persea malayana 1 27 Magnoliaceae Aromadendron sp. 1 28 Moraceae Ficus sp1 1 29 Myrtaceae Eugenia sp3 1 30 Actinidiaceae Saurauia sp. 1 31 Theaceae Eurya nitida 1 32 Theaceae Gordonia excelsa 1 Total 265 Komposisi vegetasi pohon pada lokasi II ketinggian 2000 – 2100 m dpl. dapat dilihat pada Tabel 4.11. Dari Tabel 4.11 dan Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa jenis Gordonia imbricata Theaceae 26 yakni jumlah tertinggi dari 265 individu. Diikuti Adinandra dumosa Theaceae 10, Aralia sp. Araliaceae 9, Dacrydium Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. gibbsiae Podocarpaceae dan Ardisia marginata Myrsinaceae masing-masing 8, Rhodamnia cinerea Myrtaceae 7, Symingtonia populnea Hamamelidaceae 6, Adinandra sp. Theaceae 4, Elaeocarpus leptomischus Elaeocarpaceae 3, Casuarina equisetifolia Casuarinaceae, Rhododendron fenschialum Ericaceae, Litsea longipedicellata Lauraceae dan Embellia sp. Myrsinaceae masing-masing 2, Ardisia negelii Myrsinaceae dan Weinmannia blumei Cunoniaceae masing- masing 1, dan sisanya 9 . Sisanya adalah Rhododendron sp., Castanopsis costata, Lithocarpus sp., Litsea sp., Randia sp., Eurya obovata, Daphne composita, Dendropanax mangayii, Garcinia cowa, Sp4, Persea malayana, Aromadendron sp., Ficus sp1, Eugenia sp3, Saurauia sp., Eurya nitida, dan Gordonia excelsa dengan nilai 9. Jumlah jenis terendah adalah , Dendropanax mangayii, Garcinia cowa, Sp4, Persena malayana, Aromadendron sp., Ficus sp1, Eugenia sp3, Saurauia sp., Eurya nitida, dan Gordonia excelsa dengan masing-masing jumlah jenis 1 atau 0,377. Gambar 4.12 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi II Komposisi vegetasi pohon pada lokasi III penelitian juga menunjukkan adanya variasi. Urutan tingkatan jenis yang paling dominan sampai yang paling sedikit jumlahnya yang terdapat pada lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut. Tabel 4.12 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi III No. Famili Jenis Jlh. 1 Theaceae Gordonia imbricata 33 2 Podocarpaceae Dacrydium gibbsiae 32 3 Theaceae Adinandra dumosa 20 Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. 4 Myrsinaceae Ardisia marginata 16 5 Araliaceae Aralia sp. 7 6 Ericaceae Rhododendron fenschialum 6 7 Hamamelidaceae Symingtonia populnea 6 8 Ericaceae Vaccinum korinchense 4 9 Theaceae Adinandra sp. 4 10 Theaceae Eurya nitida 4 11 Elaeocarpaceae Elaeocarpus leptomischus 3 12 Elaeocarpaceae Elaeocarpus grandiflorus 3 13 Illicaeae Illicium sp. 3 14 Myrtaceae Rhodamnia cinerea 2 15 Ericaceae Rhododendron retusum 1 16 Theaceae Sp1 1 Total 145 Dari Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa Gordonia imbricata Theaceae merupakan jenis dengan jumlah jenis tertinggi yaitu 23 dari 145 individu. Kemudian diikuti Dacrydium gibbsiae Podocarpaceae 22, Adinandra dumosa Theaceae 14, Ardisia marginata Myrsinaceae 11, Aralia sp. Araliaceae 5, Rhododendron fenschialum Ericaceae dan Symingtonia populnea Hamamelidaceae masing-masing 4, Vaccinum korinchense Ericaceae, Adinandra sp. Theaceae dan Eurya nitida Theaceae masing-maisng 3, Elaeocarpus leptomischus Elaeocarpaceae, Elaeocarpus grandiflorus, dan Illicium sp. Illicaceae masing- masing 2, dan jenis dengan nilai terendah adalah Rhodamnia cinerea Myrtaceae, Rhododendron retusum Ericaceae dan Sp1 Theaceae masing-masing 1. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.13 berikut. Gambar 4.13 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi III Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. Komposisi vegetasi pohon pada lokasi IV penelitian juga menunjukkan adanya variasi. Urutan tingkatan jenis yang paling dominan sampai yang paling sedikit jumlahnya yang terdapat pada lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut. Tabel 4.13 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi IV No. Famili Jenis Jlh. 1 Ericaceae Vaccinum korinchense 20 2 Moraceae Ficus sp2 9 3 Podocarpaceae Dacrydium gibbsiae 8 4 Theaceae Eurya obovata 8 5 Theaceae Gordonia imbricata 7 6 Lauraceae Beilschimedia sp. 6 7 Hamamelidaceae Symingtonia populnea 5 8 Elaeocarpaceae Elaeocarpus leptomischus 3 9 Myrtaceae Eugenia sp4 3 10 Myrtaceae Eugenia sp. 2 11 Rubiaceae Mycetia sp. 2 12 Theaceae Adinandra dumosa 2 13 Araliaceae Aralia sp. 1 14 Ericaceae Rhododendron fenschialum 1 15 Ericaceae Rhododendron retusum 1 16 Lauraceae Cryptocaria sp. 1 17 Magnoliaceae Magnolia sp. 1 18 Myrsinaceae Ardisia marginata 1 19 Thymelaeaceae Daphne composita 1 Total 82 Dari Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa Vaccinum korinchense Ericaceae dengan nilai 24 merupakan jenis dengan jumlah jenis tertinggi dari 82 individu pada lokasi ini. Diikuti oleh Ficus sp2 Moraceae 11, Dacrydium gibbsiae Podocarpaceae dan Eurya obovata Theaceae masing-masing 10, Gordonia imbricata Theaceae 9, Beilschimedia sp. Lauraceae 7, Symingtonia populnea Hamamelidaceae 6, Elaeocarpus leptomischus Elaeocarpaceae dan Eugenia sp4 Myrtaceae 4, Eugenia sp. Myrtaceae, Mycetia sp. Rubiaceae, Adinandra dumosa Theaceae masing-masing 2, dan sisanya merupakan jumlah terkecil masing-masing 1. Jenis-jenis jumlah terkecil pada lokasi ini adalah Aralia sp., Rhododendron fenschialum, Rhododendron retusum, Cryptocaria sp., Magnolia sp., Ardisia marginata dan Daphne composita. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.14 berikut. Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. Gambar 4.14 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi IV Dari Gambar 4.14 dapat dilihat bahwa Vaccinum korinchense memiliki nilai yang mencolok dibanding jenis lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh kondisi lingkungan sangat sesuai untuk pertumbuhan jenis ini. Menurut Phil Ng 1978 kebanyakan famili Ericaceae dijumpai pada hutan pegunungan di malaya, kedelapan genera famili ini terdapat di hutan pegunungan atas dengan total 32 jenis. Dua jenis diantaranya adalah Rhododendron dan tiga jenis Vaccinum. Kebanyakan tumbuhan pegunungan adalah vegetasi dwarf pada ketinggian di atas 1500 m dpl dan dikenal sebagai “hutan Ericaceus pegunungan”. Untuk jenis-jenis yang lain dijumpai lebih sedikit, hal ini bisa disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kurang sesuai untuk jenis tersebut. Kondisi lingkungan yang ekstrim menjadi faktor pembatas bagi tumbuhan-tumbuhan sehingga menyebabkan tumbuhan sulit menyesuaikan diri untuk bertahan hidup. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kelima lokasi penelitian dapat dilihat dengan jelas bahwa tiap lokasi memiliki jenis dominan yang berbeda. Jumlah yang terbanyak didapatkan pada lokasi I, II dan III, yaitu dari jenis Gordonia imbricata famili Theaceae dan jenis terbanyak pada lokasi IV adalah Vaccinum korinchense famili Ericaceae. Phill 1978 menyatakan bahwa famili Theaceae ditemukan di daerah pantai sampai pegunungan, kebanyakan terpencar di hutan-hutan sekunder dan primer dataran rendah, jarang dijumpai dalam jumlah banyak dalam satu lokasi contohnya Adinandra pada hutan sekunder, Eurya pada pinggir hutan terganggu, dll.. Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. Dari hasil pengukuran faktor fisik-kimia lingkungan pada setiap lokasi penelitian didapatkan hasil yang cukup bervariasi, seperti tercantum pada Tabel 4.14 berikut ini. Tabel 4.14 Data Faktor Fisik Lokasi Penelitian No. Lokasi Suhu Udara o C Kelembaban Udara Intensitas Cahaya lux Suhu Tanah o C pH Tanah 1 I 17 83.33 3183 17.83 6.5 2 II 16.8 89 3910 17.3 6.51 3 III 16.8 85 3810 19.1 6.25 4 IV 19.5 92.33 3640 18.66 6.13 Variasi dan keberadaan jenis pada tiap lokasi tidak terlepas dari adanya pengaruh faktor lingkungan, iklim dan faktor tanah dan kompetisi akan nutrisi yang sedikit pada hutan pegunungan. Pada semua lokasi penelitian didapat perubahan faktor fisik yang sedikit berbeda. Sehingga jenis-jenis tersebut mampu beradaptasi dengan keadaan lingkungan setempat yang dapat bertahan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada lokasi I didapat suhu udara 17 o C, kelembaban udara 83,33, intensitas cahaya 3183 Lux, suhu tanah 17,83 o C, pH tanah 6,5. Pada lokasi II suhu udara 16,8 o C, kelembaban udara 89, intensitas cahaya 3910 Lux, suhu tanah 17,3 O C, dan pH tanah 6,51. Pada lokasi III suhu udara 16,8 o C, kelembaban udara 85, intensitas cahaya 3810, suhu tanah 19,1, dan pH tanah 6,25. Dan pada lokasi IV suhu udara 19,5 o C, kelembaban udara 92,33, intensitas cahaya 3640 Lux, suhu tanah 18,66, dan pH tanah 6,13. Daniel et al. 1992, menyatakan bahwa pertumbuhan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor tanah, iklim, mikroorganisme, kompetisi dengan organisme lainnya dan juga dipengaruhi oleh zat-zat organik yang tersedia, kelembaban dan sinar matahari. Berikut ini merupakan gambar grafik intensitas cahaya pada keempat lokasi penelitian. Dapat diperhatikan pola perubahan intensitas cahaya, kelembaban udara, suhu udara, suhu tanah dan pH tanah dari lokasi I sampai lokasi IV. Dapat dilihat bahwa semakin tinggi posisi dari permukaan laut, maka semakin ekstrim faktor fisik- kimia lingkungannya. Hal ini ditandai dengan perubahan nilai-nilai dari setiap faktor yang diukur Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. Gambar 4.15 Grafik Intensitas Cahaya pada Keempat Lokasi Penelitian Gambar 4.16 merupakan gambar grafik kelembaban udara pada lokasi penelitian. Dari gambar dapat diperhatikan bahwa kelembaban udara dari lokasi I sampai lokais IV relatif semakin meningkat. Gambar 4.16 Grafik Kelembaban Udara pada Keempat lokasi penelitian Berikut ini disajikan gambar grafik suhu udara, suhu tanah dan pH tanah pada keempat lokasi penelitian. Gambar 4.17 Grafik Suhu Udara, Suhu Tanah dan pH Tanah pada Keempat lokasi Penelitian Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa vegetasi belta pada kelima lokasi memiliki komposisi yang berbeda. Famili-famili belta yang ditemukan menunjukkan kesamaan dengan famili-famili pohon yang ditemukan. Hal ini disebabkan oleh pemencaran biji dari pohon-pohon induk terbatas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Komposisi Vegetasi Famili Belta pada Keempat Lokasi Penelitian No. Lokasi I II III IV 1 Anacardiaceae Anacardiaceae - - 2 Araliaceae Araliaceae Araliaceae Araliaceae 3 Arecaceae - - - 4 Cunoniaceae Cunoniaceae - - 5 Elaeocarpaceae Elaeocarpaceae Elaeocarpaceae Elaeocarpaceae 6 Ericaceae Ericaceae Ericaceae Ericaceae 7 Euphorbiaceae Euphorbiaceae - - 8 Fagaceae Fagaceae - - 9 - Flacourtiaceae - - 10 - Thymelaeaceae - - 11 Clusiaceae Clusiaceae - - 12 Hamamelidaceae Hamamelidaceae Hamamelidaceae - 13 - - Illicaceae Illicaceae 14 Lauraceae Lauraceae - Lauraceae 15 Loganiaceae Loganiaceae - - 16 Moraceae - Moraceae - 17 Myrsinaceae Myrsinaceae Myrsinaceae Myrsinaceae 18 Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae 19 - Podocarpaceae Podocarpaceae - 20 Proteaceae - - - 21 Rubiaceae Rubiaceae - - 22 Sterculiaceae - - - 23 Theaceae Theaceae Theaceae Theaceae 24 Thymelaeaceae Thymelaeaceae - Thymelaeaceae Keterangan: - = Tidak ditemukan Dari Tabel 4.15 dapat kita lihat bahwa famili-famili yang ditemukan pada tingkatan belta tidak semua sama dengan famili yang ditemukan pada tingkatan pohon walau pun jumlahnya masing-masing 24 famili. Hal ini menunjukkan bahwa diantara famili belta ada yang termasuk ke dalam jenis pioneer vegetasi perintis. Famili belta yang tidak ditemukan sebagai pohon adalah Anacardiaceae, Arecaceae, Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. Euphorbiaceae, Flacourtiaceae dan Thymelaeaceae. Sedangkan famili pohon yang tidak dijumpai sebagai famili belta adalah Apocynaceae, Casuarinaceae, Magnoliaceae dan Saurauiaceae. Dari Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa ada beberapa famili belta yang tidak dijumpai sebagai pohon. Yaitu Anacardiaceae, Arecaceae, Euphorbiaceae, Flacourtiaceae, Thymelaeaceae, Illicaceae, Loganiaceae, Proteaceae dan Sterculiaceae. Hal ini disebabkan karena daya saing hidup dengan tumbuhan lain yang menyebabkan tumbuhan tetap kerdil dan masa dormansi biji yang cukup lama sehingga biji berpotensi tumbuh ketika cahaya matahari dapat menembus lantai hutan atau dengan adanya perumpangan yang terjadi di dalam hutan. Komposisi vegetasi belta pada lokasi I-IV didapatkan sangat bervariasi Dapat diperhatikan urutan jenis dengan jumlah individu terbesar sampai jenis dengan jumlah individu terkecil Tabel 4.16. Tabel 4.16 Komposisi Vegetasi Belta pada Lokasi I – IV Penelitian No. Famili No. Jenis Lokasi I II III IV 1 Anacardiaceae 1. Bouea macrophylla - 1 - - 2. Mangifera sp. 5 - - 2 Araliaceae 3. Aralia sp. 39 105 6 3 4. Brassaiopsis glomerulata - - 1 - 5. Brassaiopsis sp. 1 - - - 6. Dendropanax mangayii - - 48 - 3 Arecaceae 7. Inguanura sp. 5 - 4 Cunoniaceae 8. Weinmannia blumei 34 17 - - 5 Elaeocarpaceae 9. Elaeocarpus leptomischus 10 22 8 - 10. Elaeocarpus grandiflorus - - - 2 6 Elaeocarpaceae 11. Elaeocarpus sp. 1 - - 7 Ericaceae 12. Diplycosia rosea - 8 49 - 13. Gaultheria berbendifolia - - 1 - 14. Gaultheria leucocarpa - - 2 - 15. Rhododendron fenschialum 1 11 12 - 16. Rhododendron sp. - - 1 - 17. Rhododendron retusum 1 - - 18. Vaccinum korinchense - - 26 21 19. Vaccinum sp. - - 3 - 8 Euphorbiaceae 20. Claoxylon sp. 18 14 - - 9 Fagaceae 21. Castanopsis costata 20 19 - - 22. Castanopsis javanica 2 - - - 23. Castanopsis rhamnifolia 15 22 - - 24. Lithocarpus macphailii 7 - - - 25. Lithocarpus melutus 1 - - - Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. 26. Lithocarpus sp. 10 13 - - 27. Quercus sp1 6 - - - 28. Quercus sp2 1 - - - 10 Flacourtiaceae 29. Flacourtia sp. - 2 - - 11 Thymelaeaceae 30. Gonystylus sp. - 1 - - 12 Clusiaceae 31. Calophyllum sp. - 3 - - 13 Clusiaceae 32. Garcinia cowa 8 1 - - 14 Hamamelidaceae 33. Symingtonia populnea 1 17 1 - 15 Illicaceae 34. Illicum sp. - - 4 13 16 Lauraceae 35. Beilschimedia sp. - - - 11 36. Cryptocaria sp. - 1 - - 37. Fragraea fragrans 2 5 - - 38. Litsea longipedicellata 4 - - - 39. Persea malayana - 1 - - 17 Loganiaceae 40. Litsea sp. 2 - - - 18 Moraceae 41. Ficus scortechii - - 1 - 42. Ficus ribes 1 - - - 43. Ficus sp1 1 - - - 19 Myrsinaceae 44. Adinandra dumosa 5 - - - 45. Ardisia littoralis - 2 - - 46. Ardisia lurida 86 5 2 - 47. Ardisia marginata - 17 41 1 48. Ardisia negelii 19 29 - 14 20 Myrtaceae 49. Eugenia c.f. polyantha - 4 - - 50. Eugenia claviflora - 1 - - 51. Eugenia cumingiana - 4 - - 52. Eugenia glauca 1 - - - 53. Eugenia lanceolata - - 1 - 54. Eugenia sp. - 1 - - 55. Eugenia obovata 4 - - 56. Rhodamnia cinerea 12 11 15 - 21 Podocarpaceae 57. Dacrycarpus imbricatus - 1 - - 58. Dacrydium gibbsiae - 2 11 - 22 Proteaceae 59. Helicia attenuata 3 - - - 23 Rubiaceae 60. Randia sp. 55 46 - - 24 Sterculiaceae 61. Sterculia sp. 8 - - - 25 Theaceae 62. Adinandra dumosa - 41 146 - 63. Adinandra sp. 25 73 - - 64. Eurya nitida - - 19 - 65. Eurya obovata 3 21 - 3 66. Eurya sp. - 2 - - 67. Gordonia imbricata 25 80 63 4 68. Gordonia sp. - - - 4 26 Thymelaeaceae 69. Daphne composita 2 3 - 3 Total 444 606 461 79 Keterangan: - = Tidak ditemukan Dari Gambar 18 dapat kita lihat bahwa Ardisia lurida mempunyai jumlah jenis tertinggi yaitu 19. Pada lokasi I ini ditemukan 444 individu yang tercakup Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. dalam 40 jenis dan 20 famili. Pada urutan kedua ditempati Randia sp. 12, diikuti Aralia sp. 9, kemudian Weinmannia blumei 8, Gordonia imbricata dan Adinandra sp. masing-masing 6, Castanopsis costata 5, Ardisia negelii dan Claoxylon sp. masing-masing 4, Castanopsis rhamnifolia dan Rhodamnia cinerea masing-masing 3, Elaeocarpus leptomischus dan Lithocarpus sp. masing-masing 2, dan sisanya Brassaiopsis sp., Elaeocarpus sp., Rhododendron fenschialum, Rhododendron retusum, Lithocarpus melutus, Quercus sp2, Symingtonia populnea, Fragraea fragrans, Ficus ribes, Ficus sp1 dan Eugenia glauca semuanya bernilai 1. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.18 sd 4.21 berikut. Gambar 4.18 Komposisi Vegetasi Belta pada Lokasi I Gambar 4.19 Komposisi Vegetasi Belta pada Lokasi II Pada Gambar 4.19 dapat dilihat bahwa pada lokasi II yang berada pada ketinggian 2000 – 2100 m dpl ini didominasi oleh Aralia sp. sebanyak 17. Pada lokasi terdapat 609 individu yang tercakup ke dalam 19 famili dan 38 jenis. Kemudian Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. posisi terbanyak kedua ditempati oleh Gordonia imbricata 13, kemudian Adinandra sp. 12, kemudian Randia sp. 7, kemudian Adinandra dumosa 7, Ardisia negelii 5, Elaeocarpus leptomischus dan Castanopsis rhamnifolia dengan nilai sama 4, kemudian Euyia obovata, Castanopsis costata, Weinmannia blumei, Symingtonia populnea dan Ardisia marginata dengan nilai sama 3, Claoxylon sp. 2, dan sisanya 12 yang mencakup Rhododendron fenschialum, Rhodamnia cinerea, diplycosia resea, Fragraea fragrans, Ardisia lurida, Eugenia c.f. polyantha, Eugenia cumingiana, Quercus cyclophora, Calophyllum sp., Daphne composita, Flacourtia sp., Ardisia littoralis, Dacrydium gibbsiae, Eurya sp., Bouea macrophylla, Lithocarpus sp., Gonystylus sp., Garcinia cowa, Cryptocaria sp., Persea malayana, Eugenia claviflora, Eugenia sp., dan Dacrycarpus imbricatus. Gambar 4.20 Komposisi Vegetasi Belta pada Lokasi III Lokasi III ini berada pada ketinggian 2100 – 2200 m dpl dan terdapat 461 individu yang tercakup dalam 22 jenis dan 11 famili. Dari gambar dapat dilihat bahwa Adinandra dumosa pada posisi tertinggi yaitu 32, kemudian diikuti Gordonia imbricata 14, kemudian Diplycosia rosea 11, kemudian Dendropanax mangayii 10, kemudian Ardisia marginata 9, kemudian Vaccinum korinchense 6, kemudian Eurya nitida 4, kemudian Rhodamnia cinerea 3, kemudian Rhododendron fenschialum, Dacrydium gibbsiae dan Elaeocarpus leptomischus masing-masing 2, kemudian Aralia sp., Illicium sp., dan Vaccinum sp. masing- masing 1, dan sisanya 2. Yang termasuk ke dalam sisa 2 adalah Gaultheria Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. leucocarpa, Ardisia lurida, Brassaiopsis glomerulata, Gaultheria berbendifolia, Rhododendron sp., Symingtonia populnea, Ficus scortechii dan Eugenia lanceolata. Gambar 4.21 Komposisi Vegetasi Belta pada Lokasi IV Pada lokasi IV ini terdapat 79 individu yang tercakup ke dalam 11 jenis dan 9 famili. Jumlah terbanyak terdapat pada Vaccinum korinchense famili Ericaceae 27. Kemudian disusul oleh Ardisia negelii famili Myrsinaceae 18, kemudian Illicium sp. famili Illicaceae 16, kemudian Beilschimedia sp. famili Lauraceae 14, kemudian Gordonia imbricata dan Gordonia sp. famili Theaceae 5, kemudian Aralia sp. famili Araliaceae, Daphne composita famili Thymelaeaceae dan Eurya obovata famili Theaceae dengan nilai sama 4, kemudian Elaeocarpus grandiflorus famili Elaeocarpaceae 2 dan jumlah paling kecil yaitu Ardisia marginata famili Myrsinaceae 1. Jumlah jenis dan individu vegetasi belta tertinggi yang ditemukan pada lokasi penelitian juga menunjukkan adanya perbedaan, seperti tercantum pada Tabel 4.17 berikut ini. Tabel 4.17 Jumlah Jenis dan Individu Belta Tertinggi pada Lokasi Penelitian Lok I Lok II Lok III Lok IV Total Famili tertinggi Myrsinaceae Theaceae Theaceae Ericaceae Jenis tertinggi Ardisia lurida Aralia sp. Adinandra dumosa Vaccinum korinchense Jlh Jenis 39 38 22 11 110 Jlh Individu 444 609 461 79 1593 Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. Dari Tabel 4.17 dapat dilihat famili paling dominan pada masing-masing lokasi, dan juga data jenis dengan individu tertinggi, serta total jumlah jenis dan total jumlah individu pada masing-masing lokasi penelitian. Gambar 4.22 Grafik Jumlah Jenis Dan Individu Belta pada Lokasi Penelitian Gambar 4.22 merupakan grafik jumlah jenis dan individu belta pada keempat lokasi penelitian. Dapat diperhatikan bahwa jumlah individu pada lokasi I 444 individu dan pada lokasi II 609, mengalami peningkatan. Akan tetapi dari lokasi II sampai ke lokasi III jumlah individu 461 dan dari lokasi III ke lokasi IV jumlah individu 79 mengalami penurunan. Hal ini karena kondisi pada lokasi I,seperti dijelaskan sebelumnya bahwa topografinya sedikit yang datar dan terdapat jurang. Sehingga terdapat jumlah vegetasi lebih sedikit pada lokasi I dibanding lokasi lain. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan jumlah individu pada setiap lokasi penelitian. Pada lokasi I jumlah individu terbanyak adalah Ardisia lurida famili Myrsinaceae, jenis ini juga dijumpai pada lokasi II dan III. Pada lokasi II jumlah individu terbanyak adalah Aralia sp. famili Araliaceae, jenis terdapat pada semua lokasi penelitian. Pada lokasi III jumlah individu terbanyak adalah Adinandra dumosa famili Theaceae, jenis ini juga dijumpai pada lokasi I dan II. Dan pada lokasi IV jumlah individu terbanyak adalah Vaccinum korinchense famili Ericaceae, jenis ini juga terdapat di lokasi III. Tabel 4.17 dan Gambar 4.22 merupakan fluktuasi jumlah jenis dan individu pada lokasi penelitian. Jumlah jenis mengalami penurunan dari lokasi I sampai lokasi IV. Pada lokasi I terdapat 39 jumlah jenis, lokasi II 38 jenis, lokasi III 22 jenis dan Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. Lokasi IV 11 jenis. Kita perhatikan bahwa range jumlah jenis dari lokasi I ke II hanya 1, sedangkan lokasi II ke III dan III ke IV jauh lebih besar. Anomali ini juga bisa dilihat dari fluktuasi jumlah jenis pada lokasi peneltian. Dari Gambar 4.22 bisa dilihat bahwa pada lokasi I terdapat jumlah individu sebanyak 444, lokasi II 609 individu, lokasi III 461 individu, dan lokasi IV 79 individu. Jumlah individu dari lokasi I mengalami peningkatan ke lokasi II. Akan tetapi dari lokasi II ke lokasi III mengalami penurunan, walaupun jumlah pada lokasi III lebih besar dari lokasi I. Hal ini disebabkan karena kondisi lokasi penelitian. Karena pada lokasi II terdapat pohon yang tumbang, dan hal ini memberikan ruang bagi vegetasi belta untuk tumbuh lebih banyak dari lokasi I. Dan pada lokasi III kondisi topografinya lebih datar dibanding lokasi I, sehingga hal ini menyebabkan jumlah individu lokasi III lebih banyak dari pada lokasi I. Kondisi topografi dan fisik-kimia hutan pegunungan akan semakin ekstrim seiring dengan pertambahan ketinggian dari permukaan laut Damanik, S.J., et al,

1987. Hal ini juga bisa dilihat dari data fisik-kimia pada Tabel 16. Topografi yang

curam dan berbatu-batu yang ditemukan pada lokasi mempengaruhi keberadaan tumbuhan pada lokasi penelitian. Demikian juga dengan faktor-faktor yang lain seperti suhu udara, kelembaban udara, suhu tanah, pH tanah dan intensitas cahaya matahari. Kondisi lingkungan yang ekstrim dan berbeda pada setiap lokasi inilah yang mempengaruhi vegetasi dan perbedaan vegetasi pada lokasi penelitian.

4.4. Indeks Nilai Penting