Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Zona hutan pegunungan atas Gunung Sinabung mempunyai struktur dan komposisi Manfaat Penelitian Hutan

Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. Penelitian yang dilakukan oleh Ananta 2003, ditemukan keragaman tumbuhan yang bervariasi seiring dengan ketinggian tempat di atas permukaan laut di Gunung Sinabung. Akan tetapi belum diketahui struktur dan komposisi pohon dan belta pada setiap ketinggian tertentu di zona hutan pegunungan atas Gunung Sinabung. Dalam rangka pengelolaan yang lebih baik dan bijaksana di kawasan Gunung Sinabung, dibutuhkan data kawasan yang akurat yang bisa diperoleh dengan penelitian. Melihat keragaman flora dan kekhasan floranya, maka perlu dilakukan penelitian tentang vegetasinya. Salah satu bagian yang menarik untuk diteliti adalah struktur dan komposisi pohon dan belta di zona pegunungan atas hutan Gunung Sinabung ini.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan penelitian sebelumnya, ditemukan variasi vegetasi seiring dengan pertambahan ketinggian di Hutan Gunung Sinabung. Namun sejauh ini belum ada data tentang struktur dan komposisi pohon dan belta pada setiap ketinggian tertentu di zona hutan pegunungan atas Gunung Sinabung. Berdasarkan hal tersebut permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah struktur dan komposisi pohon dan belta pada setiap pertambahan ketingian 100 m di zona hutan pegunungan atas Gunung Sinabung.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi pohon dan belta di zona hutan pegunungan atas Gunung Sinabung.

1.4 Hipotesis Zona hutan pegunungan atas Gunung Sinabung mempunyai struktur dan komposisi

vegetasi yang khas seiring dengan bertambahnya ketinggian tempat dari permukaan laut. Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010.

1.5 Manfaat Penelitian

1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi data-data tentang Hutan Gunung Sinabung untuk dapat dipergunakan dalam rangka pengelolaan kawasan yang lebih baik dan bijaksana. 2 Sebagai bahan referensi bagi instansi terkait dan peneliti-peneliti selanjutnya. Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan

Indonesia terletak di daerah tropik karena itu hutannya bertipe hutan tropik. Namun hutan tropik tidaklah homogen, melainkan suatu jenis yang terbentuknya sangat dipengaruhi faktor iklim dan edafik Soemarwoto et al., 1992. Kondisi lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan menentukan komposisi jenis berbagai komunitas tumbuhan dan juga menentukan kehadiran suatu tumbuhan atau komunitas tumbuhan Loveless, 1989. Hutan merupakan suatu wilayah luas yang ditumbuhi pepohonan, termasuk juga tanaman kecil lainnya seperti lumut, semak belukar, dan bunga liar. Diantara tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan, pohon merupakan bagian yang dominan. Berbeda letak dan kondisi suatu hutan berbeda pula jenis dan komposisi pohon yang terdapat pada hutan tersebut Rahman, 1992. Selanjutnya Siva 1994, menjelaskan bahwa hutan merupakan hasil interaksi faktor biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem. Di dalamnya terdapat kompetisi antara individu dari suatu jenis atau dari berbagai jenis yang memiliki kebutuhan yang sama. Kompetisi ini membentuk suatu kelompok tumbuhan tertentu, jenis dan jumlah jenis serta jumlah individu-individu sesuai dengan keadaan tempat tumbuhnya. Menurut Zain 1992, hutan memiliki manfaat bagi kehidupan manusia yaitu: berupa manfaat langsung dirasakan maupun manfaat yang tidak langsung. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya sehingga dapat berfungsi secara optimal. Fungsi-fungsi ekologi, ekonomi dan sosial dari hutan akan memberikan peranan nyata apabila pengelolaan sumberdaya alam berupa hutan seiring dengan upaya pelestarian guna mewujudkan pembangunan nasional Barita Raja Nasution : Struktur Dan Komposisi Pohon Dan Belta Di Zona Pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo, 2010. berkelanjutan. Yaitu pembangunan yang tetap memperhatikan prinsip-prinsip konservasi. Daniel et al., 1987 menyatakan bahwa hutan memiliki beberapa fungsi bagi kehidupan manusia antara lain: 1 pengembangan dan penyediaan atmosfer yang baik dengan komponen oksigen yang stabil, 2 produksi bahan bakar fosil batu bara, 3 pengembangan dan proteksi lapisan tanah, 4 produksi air bersih dan proteksi daerah aliran sungai terhadap erosi, 5 penyediaan material bangunan,bahan bakar dan hasil hutan, 7 manfaat penting lainnya seperti nilai estetis, rekreasi, kondisi alam asli, dan taman. Semua manfaat tersebut kecuali produksi bahan bakar fosil, berhubungan dengan pengolahan hutan.

2.2 Hutan Pegunungan