Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009.
diatomaceoussilica, fossilflour, whitepeat, molera, desmindearth, randanite, tellurine, kieselgure, diatomite, bergmehl, radiolarian earth. Sedangkan dalam perdagangan
sering dipakai nama-nama yang berbeda seperti : celite, filtercal, calatom dan pakatome.
Diatomea adalah salah satu jenis mineral opal SiO
2
.nH
2
O, n berarti mengandung jumlah air yang berubah-ubah. Opal merupakan suatu mineral biasa dan
jenisnya bermacam-macam. Jenis-jenis daripada opal ini adalah opal mulia, opal api, opal susu, opal biasa atau semi opal, batu opal, hialite, geyseritw, diatomea dan lain-
lain. Manurung, M.S.1994.
2.7.1. Asal Mula Tanah Diatomea
Tanah diatomea merupakan senyawa mineral yang terjadi secara alami yang terbentuk dari sisa atau fosil kerangka silica dari suatu jenis tumbuhan air seperti algae
ganggang, kelas Bacillariaophyceae dan ordo Baccilariaes. Sedimentasi kerangka ini menumpuk selama berabad-abad sehingga terkadang mencapai ketebalan beratus-
ratus meter. Aleksandar, D. 2007.
Pada hakikatnya, tanah diatomea terbentuk secara biogenik amorfous sehingga dapat digunakan sebagai sumber biogenik untuk silika. Silika merupakan mineral
kerangka luar dari tanah diatomea yang terbentuk dari akumulasi fosil unisellular sehingga tanah diatomea merupakan sumber biogenik yang sangat potensial dan
harganya tidak mahal. Lopez, M. 2008.
Menurut Lefond, bahwa tanah diatomea juga terbentuk dari fosil tumbuhan air yang unisellular yang kemudian membentuk lumpur diatomea yang terdiri dari silika
diatomea dengan sebuah bentuk dan variasi opal. Tanah diatomea tersebar luas di belahan bumi seperti di Amerika Utara, Kanada, Meksiko, Eropa, Afrika, Amerika
Selatan dan di Asia seperti Jepang. Lefond, 1975.
Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009.
Di Indonesia, cadangan tanah diatomea ditemukan di pulau Jawa yang terdapat di Cicurug, Darma, Kendeng, Sangiran dan daerah lainnya yang jumlahnya belum
diketahui pasti. Di Propinsi Sumatera Utara, cadangan diatomea juga dijumpai seperti di Samosir, Pahae dan Porsea yang diperkirakan sampai 125 juta m
3
. Di Samosir, tanah diatomea ini, dapat dijumpai di daerah Kecamatan Simanindo yang meliputi
bebrapa desa sampai di Kecamatan Pangururan. www.distam-propsu.go.id
.
Warna tanah diatomea biasanya putih, terkadang juga abu-abu kekuning- kuningan. Hal ini karena adanya pengotor yang terbawa mengendap. Tanah ini
bersifat lunak, pada beberapa lokasi tidak menunjukkan suatu perlapisan yang tersingkap jelas pada lereng perbukitan sehingga dapat teramati dengan jelas.
Nasril, 2001.
2.7.2. Sifat-sifat tanah diatomea