Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009.
dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu gambut fibrik dekomposisi awal, hemik dekomposisi pertengahan, saprik dekomposisi lanjut. Eni, 2005
2.2. Prospek Pengolahan
Karakteristik air gambut relatif kurang menguntungkan untuk penyediaan air minum. Kondisi yang kurang menguntungkan dari segi kesehatan adalah sebagai
berikut:
Kadar keasaman pH yang rendah dapat menyebabkan kerusakan gigi dan menimbulkan sakit perut.
Kandungan organik yang tinggi dapat menjadi sumber makanan bagi
mikroorganisme dalam air, sehingga dapat menimbulkan bau apabila bahan organik tersebut terurai secara biologi .
Apabila pengolahan air gambut tersebut digunakan klor sebagai desinfektan
maka akan terbentuk trihalometan THM seperti senyawa organoklor yang dapat bersifat karsinogenik .
Ikatannya yang kuat dengan logam besi dan mangan dalam bentuk khelat
menyebabkan kandungan logam dalam air tinggi dan dapat menimbulkan kematian jika dikonsumsi secara terus-menerus.
Penelitian-penelitian tentang pengolahan air gambut yang telah dilakukan di antaranya :
1. Pemanfaatan teknologi membran reverse osmosis atau RO merupakan teknologi
yang relatif baru dalam mengolah air gambut menjadi air minum, kemurnian produk yang dihasilkan lebih baik dari proses konvensional. Nasution, S. 2005.
2. Penurunan warna dan zat organik pada pengolahan air gambut menggunakan
membran ultrafiltrasi dengan sistim aliran dead-end. Pengolahan air gambut dengan membran ultrafiltrasi membutuhkan koagulan PAC, lalu kapur, dan
tekanan operasi dan menghasilkan konsentrasi warna 13,43 Pt-Co. Mumin, B. 2002.
Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009.
Elektroda dalam proses elektrokoagulasi yang mengandung indium dalam penurunan warna pada memberikan efektifitas penurunan warna yang lebih baik dan
kebutuhan daya listrik yang lebih rendah Suaib, B.S. 1994.
2.3. Warna air
Pada umumnya warna perairan dikelompokkan menjadi warna sesungguhnya true color dan warna tampak apparent color. Menurut Effendi, warna
sesungguhnya dari perairan adalah warna yang hanya disebabkan oleh bahan- bahan terlarut, sedangkan warna tampak adalah warna yang tidak hanya disebabkan
oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi. Pada penentuan warna sesungguhnya, bahan-bahan tersuspensi yang dapat menyebabkan kekeruhan
dipisahkan terlebih dahulu.
Warna perairan yang terjadi penyebabnya adalah bahan organik dan anorganik, keberadaaan plankton, humus dan ion-ion logam seperti besi dan mangan. Oksida
besi dan mangan mengakibatkan perairan bewarna kemerahan dan kecoklatan atau kehitaman, sedangkan kalsium karbonat menimbulkan warna kehijauan. Bahan-bahan
organik seperti tanin, lignin dan asam humus dapat menimbulkan warna kecoklatan di perairan.
Berdasarkan pengetahuan terhadap penyebab dan kandungan warna pada air dan sifat-sifatnya, maka proses dan metode pengolahan yang dapat diterapkan untuk
mengolah air berwarna alami yaitu melalui :
Proses oksidasi
Proses adsorpsi
Proses flokulasi – koagulasi
Proses pemisahan dengan filtrasi membran.
Karena air gambut merupakan air berwarna alami maka salah satu proses
Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009.
pengolahannya dapat dilakukan dengan adsorpsi atau penyerapan. Adsorpsi adalah proses penyerapan pada permukaan partikel koloid oleh adanya gaya adhesi zat-zat
lain. Daya adsorpsi koloid sangat besar karena permukaan partikel koloid yang terbuka sangat luas bila dibandingkan permukaan zat padat dengan jumlah yang sama.
Adsorpsi ini merupakan fenomena fisika dimana partikel-partikel bahan yang diadsorpsi tertarik pada permukaan fase padat yang bertindak sebagai adsorben.
Ditinjau dari segi derajat adsorpsi pada suatu jenis adsorban pada umumnya mengikuti aturan berikut :
Adsorpsi berlangsung sedikit terhadap semua senyawa organik, kecuali
senyawa halogen.
Adsorpsi berlangsung baik terhadap semua senyawa halogen dan senyawa alifatik.
Adsorpsi berlangsung sangat baik terhadap semua senyawa aromatik.
Makin banyak kandungan inti benzennya semakin baik adsorpsinya.
Berdasarkan kriteria tersebut maka pengolahan air berwarna air gambut dapat dilakukan dengan proses adsorpsi, karena asam humus merupakan senyawa yang
mengandung gugus aromatik.
2.4. Kekeruhan