Latar Belakang Pengaruh Tawas Dan Diatomea (Diatomaceous Earth) Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi

Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009. BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan makhluk hidup di dunia ini. Kondisi dan sumber daya air pada setiap daerah berbeda-beda, tergantung padakeadaan alam dan kegiatan manusia yang terdapat di daerah tersebut Darmono,1995. Salah satu dari sumber daya air yang ada di negara kita adalah air gambut, yaitu air yang terdapat dan selalu menggenangi lahan gambut. Kajian Pusat Sumber Daya Geologi dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan bahwa sampai tahun 2006 sumber daya lahan gambut di Indonesia mencakup luas 26 juta hektare ha yang tersebar di Pulau Kalimantan ± 50, Sumatera ± 40 sedangkan sisanya tersebar di Papua dan pulau-pulau lainnya. Dan untuk lahan gambut ini Indonesia menempati posisi ke-4 terluas di dunia setelah Canada, Rusia dan Amerika Serikat. Tjahjono, 2007. Berdasarkan data di atas maka air gambut di negara kita sangat potensial untuk dikelola sebagai sumber daya air yang dapat diolah menjadi air bersih atau air minum. Namun, dalam pengolahannya masih banyak mengalami kendala seperti warnanya yang kuning, merah kecoklatan dan hitam. Hal ini disebabkan karena air gambut lebih Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009. dominan mengandung senyawa-senyawa organik daripada senyawa-senyawa anorganik . Senyawa organik tersebut adalah asam humus yang terdiri dari asam humat, asam fulfat dan humin. Asam humus adalah senyawa organik dengan berat molekul tinggi dan berwarna coklat sampai kehitaman yang menyebabkan air berwarna dan bersifat asam Novita, 2008. Dengan adanya asam tersebut menyebabkan logam- logam dapat terlarut dalam mikroelement yaitu kurang dari 10 . Trcknova, 2005 Penelitian tentang pengolahan air gambut telah dilakukan diantaranya menggunakan proses koagulasi. Namun, menurut Irianto bahwa air gambut sulit diolah secara koagulasi konvensional karena kandungan kation partikel tersuspensi yang rendah. Fitria, 2008 Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui kemampuan tawas dan diatomea sebagai penyumbang elektrolit untuk membantu proses elektrokoagulasi pengolahan air gambut menjadi air bersih yang dapat dikonsumsi.

1.2. Permasalahan